Pengantar
Sebelum membahas topik tentang dipenuhi
Roh Kudus, kita perlu mengetahui siapa Roh Kudus itu. Sebagian orang bersikeras
bahwa Roh Kudus adalah suatu pengaruh, kekuatan, atau sumber energi rohani yang
diberikan Allah. Yang lain melihat-Nya sebagai kekuatan gaib dari roh, yang
dapat keluar-masuk dalam diri kita sesuka hatinya. Yang lain lagi melukiskan
Dia sebagai pesulap kosmik, yang sukar dipahami dan tidak jelas, yang masuk
secara misterius ke dalam hidup kita untuk menciptakan peristiwa-peristiwa
religius dan kemudian meninggalkan kita secepat ketika Dia datang.
Namun, Alkitab menyatakan dengan jelas
bahwa Roh Kudus adalah Pribadi yang tinggal dalam diri setiap orang kristiani.
Alkitab juga mengajarkan bahwa Dia adalah Allah, Pribadi ketiga dari Allah
Tritunggal.
Dia Adalah Pribadi. Kitab Suci memberi
kita lima bukti yang nyata bahwa Roh Kudus adalah pribadi, dan bukan hanya
suatu kekuatan mistik atau kuasa gaib.
- Roh Kudus disebut sebagai "Dia". Tuhan Yesus menyebut Roh Kudus sebagai "Dia". Yesus berjanji kepada murid-murid-Nya: "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia [Roh Kudus] menyertai kamu selama-lamanya" (Yohanes 14:16).
- Roh Kudus mempunyai inteligensi. Dia mengetahui "hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah" dan menyatakannya kepada kita (1Kor 2:10,11). Hanya seorang pribadi yang memiliki inteligensi seperti itu.
- Roh Kudus mengambil keputusan. Dia "memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya" (1Kor 12:11). Hanya seorang pribadi yang bisa mengambil keputusan.
- Roh Kudus mempunyai emosi. Dia merasakan kasih (Roma 15:13) dan juga dukacita (Efesus 4:30). Suatu pengaruh tidak dapat merasakan emosi seperti itu.
- Roh Kudus bertindak aktif. Dia melakukan hal-hal yang hanya dilakukan oleh seorang pribadi: berbicara (Wahyu 2:7), bersyafaat (Roma 8:26), mengajar (Yohanes 14:26), memimpin (Roma 8:14), menetapkan (Kis 20:28), dan memberikan kuasa (Kis 1:8).
Dia Adalah Allah. Roh Kudus juga disebut
Allah di dalam Alkitab. Dia pribadi ketiga dari Tritunggal yang kekal, yang
satu dengan Bapa dan dengan Anak. Faktor-faktor berikut menunjukkan
keilahian-Nya:
- Nama-Nya disetarakan dengan nama Bapa dan Anak dalam lambang baptisan dan dalam beberapa doa dalam Perjanjian Baru (Matius 28:19; 2Kor 13:13).
- Rasul Petrus mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Allah. Ketika dosa Anasias diungkapkan, Petrus mengatakan bahwa ia telah berdusta kepada Roh Kudus, selanjutnya dikatakan bahwa dusta tersebut "bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah" (Kis 5:3,4).
- Roh Kudus dipanggil "Tuhan" (2Kor 3:17,18).
- Dia memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki Allah: kekal (Ibrani 9:14), sanggup hadir di mana-mana pada waktu bersamaan (Mazmur 139:7-10), memiliki kekuasaan tertinggi (Lukas 1:35,37) serta pengetahuan tentang "rahasia yang tersembunyi dalam diri Allah" (1Kor 2:10-12).
Alkitab mengajarkan bahwa Roh Kudus,
yang tinggal di dalam diri setiap orang kristiani, adalah pribadi. Dan Dia
adalah Allah. Memang harus diakui bahwa kita tidak dapat mengungkap rahasia
besar tentang bagaimana Roh Kudus dapat tinggal di dalam kita. Namun kita tidak
harus memahaminya. Yang harus kita lakukan adalah memercayai bahwa apa yang
dikatakan Alkitab adalah benar.
Siapa yang
Dapat Dipenuhi Roh Kudus?
Dipenuhi Roh Kudus seharusnya menjadi
kerinduan setiap umat kristiani. Tetapi ketika mendengar bagaimana sebagian
orang berbicara tentang hal ini, terkesan bahwa hal itu hanya tersedia bagi
orang-orang yang mempunyai hak istimewa, yang peka rohaninya, dan orang-orang
tertentu. Namun kita diyakinkan bahwa kepenuhan Roh Kudus berlaku bagi semua
orang. Hanya, ada dua prasyarat penting yang harus dipenuhi.
Pertama, orang tersebut harus percaya
Kristus — ia harus dilahirkan kembali. Kelahiran baru tersebut
diberikan oleh Roh Kudus. Ketika Yesus berkata kepada Nikodemus bahwa ia harus
dilahirkan kembali, Dia menyatakan hal tersebut sebagai "dilahirkan oleh
Roh" (Yohanes 3:6). Kemudian Dia berkata kepada para murid bahwa
"Rohlah yang memberi hidup" (Yohanes 6:63).
Ketika Roh Kudus memberikan hidup baru,
Dia juga masuk ke dalam diri orang itu untuk terus-menerus tinggal di dalamnya
— menetap. Setiap orang yang tidak memiliki Roh Kudus, berarti
bukan orang kristiani (Roma 8:9). Meskipun menetapnya Roh Kudus ini tidak sama
dengan kepenuhan Roh Kudus, tetapi hanya orang yang sudah didiami oleh Roh
Kudus yang bisa mengalami kepenuhan-Nya. Jadi, prasyarat pertama adalah percaya
kepada Kristus.
Kedua, hanya berlaku bagi orang-orang
yang ingin mengalaminya. Meskipun tinggal dalam diri semua orang kristiani,
Dia tidak memenuhinya hanya karena Dia ada. Untuk menaati perintah supaya
dipenuhi Roh Kudus (Efesus 5:18), seseorang harus mengingini kepenuhan Roh itu
dan bersedia berserah diri kepada kuasa-Nya.
Apakah
Kepenuhan Roh Kudus Itu?
Sebelum kita dapat menjawab pertanyaan
"Bagaimana mengalami kepenuhan Roh Kudus?" terlebih dahulu kita harus
tahu apakah kepenuhan Roh Kudus itu. Kepenuhan Roh Kudus adalah pengaruh atau
kendali Roh Kudus yang berlaku atas kita ketika kita berserah diri kepada-Nya.
Roh Allah, yang telah memberi kita hidup baru dan yang telah tinggal dalam
kita, ingin memenuhi hidup kita dengan kebaikan dan kuasa-Nya. Dia ingin agar
kita membiarkan Dia mengambil alih kendali atas hidup kita. Meskipun demikian,
Dia tidak memakai kuasa-Nya sebagai Allah untuk menundukkan kita atau
sebaliknya, Dia memenuhi kita hanya ketika kita tunduk kepada-Nya.
Jadi dalam pengertian ini, dipenuhi oleh
Roh Kudus berarti kita menempatkan diri di bawah pengaruh dan kendali-Nya. Kita
berserah diri kepada-Nya, membiarkan Dia mengambil alih kendali atas hidup
kita.
Kita sering berbicara tentang sesuatu
yang memenuhi pikiran seseorang, yang dengan kuat memengaruhi setiap hal yang
dipikirkan dan dilakukannya. Sebagai contoh, seseorang dapat
"dipenuhi" dengan:
- amarah penderitaan
- ketakutan keangkuhan
- cemburu atau iri hati kasih
- penyesalan kekhawatiran
Alkitab juga memakai kata
"dipenuhi" dalam pengertian yang sama (lihat Lukas 6:11; Kis 5:17;
13:45).
Jadi, dipenuhi oleh sesuatu berarti
berada di bawah kendali sesuatu itu. Kebenaran yang berkenaan dengan Roh Kudus
ini dinyatakan secara jelas dalam Efesus 5:18, "Dan janganlah kamu mabuk
oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh
dengan Roh." Paulus memakai analogi ini karena seseorang yang mabuk oleh
alkohol menempatkan dirinya di bawah pengaruh atau kendali alkohol itu.
Demikian pula seorang kristiani yang tunduk kepada pimpinan Roh Kudus yang
tinggal di dalamnya, menempatkan diri di bawah pengaruh dan kendali-Nya. Kedua
orang tersebut; baik yang minum cukup banyak alkohol untuk menjadi mabuk dan
orang kristiani yang berserah diri kepada Roh Kudus, telah menempatkan diri
mereka di bawah kendali sesuatu atau seseorang di luar diri mereka.
Pada hari Pentakosta, orang-orang yang
mendengar para rasul berbicara dalam bahasa yang belum pernah mereka pelajari,
menuduh mereka sedang mabuk. Selain itu, dalam upacara kafir pada zaman Paulus,
para penyembah kerap kali menjadi mabuk untuk mendapatkan suatu
"pengalaman religius". Oleh karena itu, analogi tersebut mempunyai
latar belakang tertentu dalam pemikiran Paulus. Dan jika Anda pikirkan,
sekelompok orang yang dipenuhi Roh Kudus, yang bernyanyi dengan penuh semangat
bisa saja tampak mirip dengan sekumpulan penyembah agama lain yang sedang mabuk
oleh anggur, sambil bernyanyi memuji dewa-dewa mereka.
Persamaan ini, sebagaimana telah
dinyatakan, hanya di permukaan saja. Seseorang yang mabuk oleh anggur, yang
kemudian berada di bawah pengaruh anggur tersebut, terganggu ketika harus
melakukan penilaian dan mengambil keputusan. Ia mengucapkan dan melakukan
hal-hal yang tidak akan dilakukannya dalam keadaan normal, dan acap kali ia
tidak mengingat lagi apa yang dilakukannya pada waktu itu. Di lain pihak,
seseorang yang dipenuhi Roh Kudus, dan dengan demikian berada di bawah
kendali-Nya, justru dapat menilai dan membuat keputusan dengan lebih baik,
bertindak dengan sikap yang jernih dan penuh tanggung jawab, serta bersukacita
ketika mengingat apa yang telah diucapkan dan dilakukannya ketika sedang berada
di bawah kendali Roh Kudus itu.
ORANG YANG MABUK OLEH ANGGUR
|
ORANG YANG DIPENUHI ROH KUDUS
|
Jalannya berbeda
|
Jalannya berbeda
|
Bicaranya berbeda
|
Bicaranya berbeda
|
Perilakunya berbeda
|
Perilakunya berbeda
|
Cara pikirnya berbeda
|
Cara pikirnya berbeda
|
Perasaannya berbeda
|
Perasaannya berbeda
|
Hasil dari kendali alkohol:
|
Hasil dari kendali Roh Kudus:
|
Penilaian dan pengambilan
|
Penilaian dan pengambilan
|
Keputusan yang buruk.
|
Keputusan yang baik.
|
Kita sangat dipengaruhi oleh apa yang
"memenuhi" kita. Jika kita dipenuhi oleh amarah, kita akan
dipengaruhi sampai mengucapkan atau melakukan sesuatu yang akan disesali
kemudian. Seseorang yang dipenuhi amarah terhadap Allah bisa menjadi
dikendalikan oleh kebenciannya itu sedemikian rupa sampai ia menjadi kurang
ajar, suka menghujat, melakukan hal-hal yang menyimpang, dan memberontak
terhadap segala sesuatu.
Jadi, dipenuhi Roh Kudus adalah
dipengaruhi, dikendalikan, atau "dirembesi" oleh Roh Kudus sehingga
kita dapat memantulkan sifat-sifat moral Allah dan dikuatkan oleh kuasaNya.
Kita pun akan menjadi penuh kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri
— segala kebajikan yang disebut Paulus sebagai "buah Roh
Kudus" (Galatia 5:22,23).
Bagaimana Saya
Dapat Dipenuhi Roh Kudus?
Paulus memerintahkan jemaat di Efesus
— dan juga setiap orang kristiani — supaya
"dipenuhi dengan Roh Kudus" (Efesus 5:18). Kalimat ini bisa
diterjemahkan secara harfiah; "biarlah Roh Kudus terus-menerus memenuhimu,"
atau "terus-menerus membiarkan Roh Kudus memenuhimu".
Tetapi bagaimana kita dapat menaati
perintah ini? Apa yang harus kita lakukan supaya Roh Kudus terus-menerus
memenuhi kita? Bagaimana kita dapat dipenuhi oleh Roh Kudus?
Kita tentu tahu bagaimana rasanya
dipenuhi oleh rasa gembira dan bahagia. Rasa gembira dan bahagia yang meresap
sedemikian rupa dalam pikiran dan perasaan kita sehingga melingkupi seluruh
hidup kita. Ketika pertama kali seorang gadis bertunangan, acap kali ia merasa
begitu gembira dan bahagia, dan itu memengaruhi semua yang dilakukannya.
Ketika Paulus memberi nasihat supaya
kita dipenuhi Roh Kudus, yang ia maksud adalah supaya kita dipenuhi sedemikian
rupa sehingga segala yang kita pikirkan dan lakukan, dipengaruhi atau
dikendalikan oleh-Nya.
Namun pertanyaan pentingnya adalah
"Bagaimana?" Bagian Allah memang sudah jelas: Dia akan memenuhi kita.
Tetapi apa bagian kita? Dipenuhi Roh Kudus melibatkan empat landasan. Kita
harus: (1) berpusat pada Kristus, (2) tinggal dalam firman-Nya, (3) taat, dan
(4) berkeyakinan teguh.
Kita akan melihat keempat landasan
tersebut secara rinci. Kita akan mencoba menggambarkan pemenuhan Roh Kudus itu
dengan lukisan segi empat sama sisi. Keempat landasan tersebut dijadikan empat
sisi yang membentuk segi empat itu, sehingga menunjukkan bahwa setiap sisi sama
pentingnya.
LANDASAN 1:
Berpusat Pada Kristus
Landasan pertama untuk dipenuhi Roh
Kudus adalah memusatkan hidup kepada Yesus Kristus. Dia harus menjadi pusat
dari segala pikiran dan aspirasi kita. Dalam segala sesuatu yang dilakukan,
kita harus peka untuk mengikuti teladan-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Waktu
hidup kita berpusat kepada Kristus, berarti kita menyenangkan Roh Kudus karena
itulah yang Dia ingin untuk kita lakukan. Kenyataannya, Tuhan Yesus berkata,
"Ia [Roh Kudus] akan memuliakan Aku, sebab Ia akan membe-ritakan kepadamu
apa yang diterima-Nya dari pada-Ku" (Yohanes 16:14). Dalam suatu
pernikahan yang baik, istri atau suami akan senang bila melihat pasangannya
menerima kehormatan. Begitu juga, Roh Kudus merasakan kesukaan besar ketika
melihat kita bekerja sama dengan-Nya untuk memuliakan Kristus. Roh Kudus
sendiri ingin tetap diam tersembunyi, supaya tidak ada hal yang akan
mengalihkan pandangan kita dari Tuhan Yesus Kristus, Roh Kudus selalu bekerja
sama dengan kita. Roh Kudus senang bila kita memuliakan Tuhan. Kita berpusat
pada Kristus ketika kita:
menjalankan
Perjamuan Tuhan untuk mengingat Kristus dalam penderitaan dan kematian-Nya bagi
dosa kita (1Kor 11:23-26); menjadikan Tuhan Yesus teladan hidup
kita (Yohanes 13:15, Filipi 2:5-11; 1Petrus 2:21-24); rindu untuk mengenal Kristus lebih
dalam, supaya kita menjadi semakin serupa dengan Dia (Filipi 3:10-14); tidak takut menghadapi kematian karena
kita tentu berharap untuk bersama Kristus (2Kor 5:8; Filipi 1:21-23; 2Timotius
4:6-8); hidup dengan pengharapan akan hari
ketika kita akan menghadap "takhta pengadilan Kristus" (2Kor 5:10); dihiburkan oleh fakta bahwa Kristus
adalah juru syafaat kita di surga (Ibrani 4:14-16; 4:14-16); menyucikan diri dari dosa dengan hidup dalam
terang kedatangan Tuhan yang kedua kali (1Yohanes 3:2,3); menantikan pemerintahan Kristus atas
seluruh bumi (Yesaya 2:1-4; Yeremia 23:5,6; Wahyu 20:1-4); dan bersukacita dalam keyakinan bahwa setiap
makhluk hidup di alam ciptaan Tuhan ini akan sujud di hadapan Yesus Kristus dan
mengakui Dia sebagai Tuhan (Filipi 2:9-11).
Roh Kudus menarik diri dari pusat
perhatian agar Kristus mendapat kehormatan. Dia senang kala kita memuji dan
menyembah Tuhan Yesus. Dia memandang kita sebagai rekan sekerja-Nya dalam
memulia-kan Kristus. Oleh sebab itu, menjadi Kristosentris atau berpusat pada
Kristus, adalah landasan yang penting untuk dipenuhi Roh Kudus.
LANDASAN 2:
Tinggal Dalam Firman-Nya
Orang kristiani yang ingin dipenuhi Roh
Kudus harus meluangkan waktu untuk membaca firman Allah. Pikirannya harus
dipenuhi dengan kebenaran Alkitab sedemikian rupa sehingga bagian-bagian dari
Alkitab akan muncul secara otomatis dalam pikirannya saat ia menghadapi setiap
situasi dalam kehidupan. Sebelum Paulus memberi perintah, "Dan janganlah
kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah
kamu penuh dengan Roh" ia menulis, "Sebab itu janganlah kamu bodoh,
tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan" (Efesus 5:17).
Bagaimana kita mengetahui kehendak Tuhan? Terutama melalui Kitab Suci, yang
"oleh dorongan Roh orang-orang berbicara atas nama Allah" (2Petrus
1:21).
Pentingnya Alkitab dalam kehidupan yang
dipenuhi Roh Kudus telah dinyatakan Yesus ketika berjumpa dengan Iblis pada
masa awal pelayanan-Nya di muka umum. Lukas menyatakan bahwa Tuhan Yesus
"dipenuhi oleh Roh Kudus" ketika pergi ke padang belantara untuk
dicobai (Lukas 4:1,2). Dalam menanggapi setiap pencobaan Iblis, Tuhan menjawab
dengan mengutip Kitab Suci-khususnya Ulangan 8:3; 6:13; 6:16. Sebagaimana Yesus
telah mengambil natur kemanusiaan kita seutuhnya, Dia "makin bertambah
besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya" (Lukas 2:52) seperti
anak-anak lain. Maka kita boleh meyakini bahwa Dia pun harus belajar untuk
mengetahui Kitab Suci. Oleh karena itu, pengenalan Kristus yang akrab dengan
Kitab Suci merupakan elemen yang penting sehingga Dia "dipenuhi dengan Roh
Kudus".
Seperti telah disinggung sebelumnya,
Paulus menunjukkan hubungan erat antara "mengerti kehendak Tuhan" dengan
"dipenuhi Roh Kudus" ketika ia menuliskan Efesus 5:17,18. Ia pun
menyatakan hubungan yang sama dalam Kolose 3:16 yang berbunyi, "Hendaklah
perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu
dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil
menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur
kepada Allah di dalam hatimu."
Bagian terakhir ayat tersebut hampir
sama dengan Efesus 5:19,20. Di sana Paulus melukiskan karakter orang kristiani
yang dipenuhi Roh Kudus. Dengan kata lain, membiarkan firman Kristus diam di
dalam kita dengan limpah, adalah landasan penting agar Roh Kudus terus memenuhi
kita.
Maka jika Anda mau menjadi seorang
kristiani yang dipenuhi Roh Kudus, Anda harus tinggal dalam firman Allah.
Sediakan banyak waktu untuk membaca, mempelajari, dan bercermin pada Alkitab.
Alkitab diinspirasikan oleh Roh Kudus dan "bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan, dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah
diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik" (2Tim 3:16,17).
Bacalah Alkitab! Pelajarilah Alkitab!
Biarlah hidup Anda diarahkan olehnya! Taati perintahnya! Biarkan Alkitab
mengoreksi Anda! Firman Allah diberikan agar Anda menjadi orang kristiani yang
diperlengkapi secara utuh. Anda tidak dapat dipenuhi Roh Kudus tanpa bersedia
tinggal dalam firman-Nya.
LANDASAN 3: Ketaatan Diri
Landasan ketiga untuk mengalami
kehidupan kristiani yang dipenuhi Roh Kudus adalah taat kepada Allah dan
firman-Nya. Paulus menyatakan sikap taat tersebut melalui bahasa yang
digunakannya ketika menulis Efesus 5:18. Jika diterjemahkan secara harfiah,
bagian belakang kalimat itu berbunyi, "teruslah membiarkan Roh Kudus
memenuhimu". Kita harus secara terus-menerus "membiarkan" Roh
Kudus memenuhi kita. Kita dapat melakukan itu hanya jika kita taat kepada-Nya.
Analogi yang digunakan Paulus tentang
menjadi mabuk oleh anggur mengandung ide kepatuhan. Paulus menulis, "dan
janganlah mabuk oleh anggur … tetapi hendaklah kamu terus-menerus
membiarkan Roh Kudus memenuhimu" (terjemahan harfiah). Orang yang mabuk
ada di bawah pengaruh alkohol. Orang yang terus-menerus membiarkan Roh Kudus
memenuhinya, akan secara sadar, terus-menerus, dan sukarela, menempatkan
dirinya di bawah pengaruh atau kendali Allah. Ia tidak akan kehilangan kendali
atas dirinya sendiri. Sebaliknya, ia akan memperlihatkan pengendalian diri yang
lebih baik daripada orang yang tidak memiliki Roh Kudus. Ketika seorang
kristiani secara sadar, terus-menerus, dan dengan sukarela menaati Allah, maka
ia dibebaskan dari kebiasaan dan dorongan dosa yang dulu pernah mengendalikan
dirinya.
Sikap taat ini juga terlihat dalam
Kolose 3:15-4:10, satu bagian yang paralel dengan Efesus 5:18-6:9. Ketika
Paulus meminta agar orang-orang percaya di Kolose menempatkan diri di bawah
pemerinta-han damai Kristus serta memberi perkataan Kristus tempat yang utama
dalam hidup mereka (Kolose 3:16), sesungguhnya Paulus sedang menyerukan sikap
ketaatan. Anda menempatkan diri di bawah pengendalian Allah jika melakukan
hal-hal itu. Membiarkan Roh Kudus terus-menerus meme-nuhi Anda (Efesus 5:18)
dan membiarkan damai sejahtera dan perkataan Kristus mendominasi hidup Anda
(Kolose 3:16) akan menghasilkan hal yang sama yaitu; sukacita, kesediaan untuk
saling menegur dan menguatkan, pujian, serta ucapan syukur.
Bila Anda taat kepada Allah dan firman
Nya, Roh Kudus akan terus memenuhi Anda. Ini terjadi karena:
- Anda menempatkan diri di bawah otoritas Alkitab waktu Alkitab memerintahkan Anda untuk "membuang" dan "mematikan" dosa kedagingan dan "mengenakan" kebajikan kristiani (Efesus 4:17-5:7; Kolose 3:5-17);
- Anda dengan rendah hati mengaku dosa sehingga Anda mengalami persekutuan dengan Allah dan penyucian dari Allah (1Yohanes 1:9);serta
- Anda tunduk kepada orang lain sebagai ekspresi kasih Anda kepada Allah, dengan demikian menjadi rekan yang baik dalam pernikahan, menjadi warga negara yang baik, serta menjadi duta Kristus yang baik (Efesus 5:2-33; 1Petrus 2:11-3:17).
LANDASAN 4:
Keyakinan yang Teguh
Landasan keempat dalam kepenuhan Roh
Kudus adalah percaya dengan keyakinan teguh. Bila Anda telah memusatkan hidup
Anda kepada Kristus, tinggal dalam firman dan firman-Nya di dalam Anda, dan
bila Anda telah taat kepada pimpinan Roh Kudus, berarti Anda sudah melakukan
bagian Anda. Dengan demikian, Anda boleh yakin sepenuhnya bahwa Allah pun telah
melakukan bagian-Nya. Dia telah menanggapi Anda dengan memberikan kepenuhan Roh
Kudus. Oleh karena itu:
Anda tak perlu
heran bahwa Anda cukup rohani untuk mengalami kepenuhan Roh Kudus;
Anda tak perlu
membanding-bandingkan diri dengan orang lain;
Anda tak perlu
mencari-cari tanda spektakuler dari surga; dan
Anda tak perlu
menunggu kesenangan yang luar biasa melanda diri Anda.
Sebaliknya, Anda dapat mengetahui dengan
pasti bahwa karena Anda telah melakukan bagian Anda, maka Allah pun sedang
melakukan bagian-Nya. Keyakinan ini akan memberi jaminan kepada Anda dalam
hidup keseharian bahwa Anda dipenuhi oleh Roh Kudus.
Namun jika Anda bersikap menyerah dalam
hidup, itu mungkin karena Anda merasa telah kalah dalam peperangan.
Ketidakyakinan diri Anda ini, sesungguhnya justru memperlihatkan kegagalan Anda
dalam memercayai pemeliharaan Allah atas Anda dan atas kuasa-Nya untuk
melakukan bagian-Nya.
Lihatlah Rasul Paulus. Sekalipun ia
sangat menyadari akan kekuatan natur lamanya dan pergumulannya atas kedagingan
yang terus berlangsung, tetapi ia memiliki keyakinan yang teguh. Dalam Roma 7
misalnya, dengan jujur ia melukiskan pertempuran antara natur lamanya
("hukum dosa") dan natur barunya ("hukum akal budiku").
Namun, kemudian ia menunjukkan bahwa jalan kemenangan adalah melalui
"Yesus Kristus Tuhan kita". Lalu ia Berkata: demikianlah sekarang
tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus …
Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh
daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-nya sendiri
dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia
telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum
Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut
Roh (Roma 8:1-4). Hidup berjalan "di dalam Roh" ini terjadi saat kita
dipenuhi Roh Kudus. Ini mencakup keempat landasan yang baru saja kita lihat,
yang berupa gabungan antara aktivitas ilahi dan lahiriah manusia untuk
mengalahkan dosa.
Hidup berjalan di dalam Roh adalah
hidup penuh keyakinan dalam Allah. Dan keyakinan teguh ini menghasilkan
kemenangan rohani, karena:
- adanya kesadaran yang terus-menerus akan kehadiran Roh Kudus (1Kor 6:19,20);
- adanya kesadaran akan ketergantungan kepada kuasa Roh Kudus (Efesus 5:18);
- adanya pertolongan Roh Kudus dalam menggenapi tuntutan hukum Allah (Roma 8:4);
- adanya kesadaran untuk "membuang" sifat kedagingan (Efesus 4:22);\
- adanya keinginan yang kuat untuk menolak dosa (Roma 6:1,2); dan adanya usaha yang sungguh-sungguh untuk mengejar apa yang benar (Efesus 4:24).
[Bukan dengan usaha sendiri, tetapi
oleh kuasa Roh Kudus, kita dimampukan untuk mengalahkan kekuatan dosa asal yang
melekat. — W.H. Griffith Thomas]
Jadi, landasan keempat dalam hal
kepenuhan Roh Kudus ialah keyakinan yang teguh. Ini sungguh nyata dalam
peperangan kita melawan dosa. Namun ketika Anda sudah melakukan bagian Anda
— bertobat dari semua dosa yang dapat diketahui, mengakuinya, dan
menggantinya dengan ketaatan kepada Kristus — Anda boleh yakin
bahwa Allah pun telah melakukan bagian-Nya untuk mengampuni Anda dan memberi
Anda kuasa untuk mencapai kemenangan rohani. Anda boleh terus berjalan dengan
hati yang yakin dan sadar bahwa Anda dipenuhi oleh Roh Kudus.
Bagaimana Saya Tahu Saya Telah Dipenuhi Roh Kudus?
Sebagian orang mengatakan bahwa cara
untuk mengetahui bahwa kita dipenuhi Roh Kudus adalah dengan berbahasa lidah
atau dengan "merasakannya". Sebagai contoh, seorang wanita yang
menelepon salah seorang konselor Radio Bible Class, mengatakan bahwa ia
mengalami suatu peristiwa di mana ia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun
dalam bahasanya karena ia dipenuhi Roh Kudus begitu limpah. Ia mengatakan bahwa
barang siapa tidak berbahasa lidah, berarti orang itu belum dipenuhi Roh.
Namun demikian saat Paulus melukiskan
hasil dari kepenuhan Roh Kudus, ia tidak menyinggung bahasa lidah atau suatu
perasaan sensasi. Tetapi memang ia menyinggung berkata-kata seorang kepada yang
lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani kepada Tuhan,
mengucap syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan Yesus kepada
Allah Bapa, merendahkan diri seorang kepada yang lain di dalam takut akan
Kristus (Efesus 5:19-21; Kolose 3:16). Ia juga membuat daftar sembilan buah Roh
Kudus sebagai bukti dalam Galatia 5:22,23.
EMPAT BUKTI
______________________________________
| 1. BERPUSAT PADA KRISTUS |
| ____________________________ |
| 4.
| | | 2. |
|
B | | | B
|
|
E | | | E |
|
R | PERSEKUTUAN | MEMUJI | R
|
|
K | PENUH | SEPENUH | A
|
|
E | SUKACITA | HATI | D
|
|
Y | | | A |
|
A | | | |
|
K | | | D |
|
I |_____________|_____________| A |
|
N | | | L |
|
A | | | A |
|
N | | | M |
| | RASA SYUKUR | KETAATAN |
|
|
T | YANG |
PENUH | F |
|
E | MELIMPAH | RASA HORMAT | I |
|
G | | | R |
|
U | | | M |
|
H | | | A |
| |_____________|_____________| N |
| 3. HIDUP DALAM KETAATAN |
|_____________________________________|
Menurut Efesus 5:19-21, seorang yang
dipenuhi Roh Kudus akan mengetahuinya bila ada empat bukti dalam hidupnya:
persekutuan yang penuh sukacita, pujian sepenuh hati, syukur yang melimpah dan
ketaatan yang penuh rasa hormat.
- Persekutuan yang Penuh Sukacita. Bukti pertama dari hidup yang dipenuhi Roh adalah persekutuan yang penuh sukacita dengan orang kristiani lainnya. Paulus melukiskannya dengan "berkata-kata seorang kepada lainnya dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani" (ayat 19). Lirik atau kalimat dari puji-pujian kerap kali berbentuk kalimat saling menasihati. Menyanyi bersama umat lain berakar dari ibadah orang Yahudi. Mazmur 29; 33; 37; 40; 95; 96 dan Mazmur 100 adalah sebagian dari puji-pujian yang melaluinya orang-orang Israel saling menasihati untuk bergabung dalam penyembahan, syukur, dan ketaatan. Orang kristiani yang dipenuhi Roh Kudus senang menyanyi bersama. Sebagai contoh, dalam nyanyian kita saling menyerukan untuk membesarkan nama Tuhan: "Marilah kita yang mengasihi Tuhan, biarlah sukacita kita diketahui orang." Kita saling menghibur: "Allah akan memeliharamu." Kita saling menantang: "Haruskah aku pergi dengan tangan kosong?"
- Pujian Sepenuh Hati. Hasil kedua dari kepenuhan Roh Kudus adalah adanya pujian kepada Allah yang dinaikkan dengan sepenuh hati: " … bernyanyi dan bersorak bagi Tuhan dengan segenap hati" (ayat 19). Istilah "dengan segenap hati" sering dianggap menunjuk kepada pujian dalam hati, suatu nyanyian yang tidak diekspresikan. Namun, sepertinya bukan begitu. Yang lebih mungkin maksudnya adalah menyanyi dari hati yang tulus, seperti yang dilukiskan dalam Kolose 3:16, "sambil menyanyi … kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu."
- Syukur yang Melimpah. Bukti ketiga dari kepenuhan Roh Kudus adalah melimpahnya rasa syukur: "Mengucap syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita" (ayat 20). Dalam suratnya, Paulus berulang kali menaikkan syukur kepada Allah, dan ia mendorong para pembacanya agar mengikuti teladannya (Filipi 1:3; 4:6; Kolose 1:3,12; 2:7; 3:15,17; 4:2; 1Tesalonika 1:2; 2:13; 5:18; 1Timotius 1:12; 2:1; 4:3,4). Ia menyuruh kita mengucap syukur kepada Allah dalam segala sesuatu dan untuk segala sesuatu.
- Ketaatan yang Penuh Rasa Hormat. Jalan keempat untuk mengetahui bahwa kita dipenuhi Roh Kudus adalah adanya ketaatan yang disertai rasa hormat: "Rendahkan dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus" (ayat 21). Seorang yang dipenuhi Roh Kudus adalah seorang yang rendah hati, baik hati, dan lemah lembut. Ia tidak sombong, agresif, atau suka memaksa. Rasa takut dan hormatnya kepada Kristus merupakan sumber kerendahan hatinya. Sebagai seorang pelayan Kristus, ia memiliki semangat seorang hamba. Oleh karena itu, ia tidak merasa sulit untuk merendahkan dirinya terhadap orang percaya lainnya.
SEMBILAN BUAH ROH
KASIH
|
SUKACITA
|
DAMAI SEJAHTERA
|
KESABARAN
|
KEMURAHAN
|
KEBAIKAN
|
KESETIAN
|
KELEMAH LEMBUTAN
|
PENGENDALIAN DIRI
|
Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia,
Rasul Paulus menunjukkan bahwa kehidupan seorang yang dipenuhi Roh Kudus akan
ditandai dengan sembilan sifat moral yang disebutnya "buah Roh
Kudus". Ketika buah itu hadir, itulah bukti selanjutnya bahwa orang
tersebut dipenuhi Roh Kudus. Ia menulis, "Tetapi buah Roh Kudus ialah:
kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal
itu" (Galatia 5:22,23). Mari kita lihat masing-masing sifat rohani ini
secara terpisah.
- Kasih: sikap yang menggerakkan kita untuk menempatkan Allah dan orang lain di depan kita. Suatu semangat yang mendorong kita untuk memberi, melayani, dan mengampuni.
- Sukacita: suatu semangat kegembiraan yang berakar dalam iman, yang diekspresikan melalui nyanyian, dan disertai dengan semangat yang optimis.
- Damai sejahtera: suatu ketenangan batiniah yang berasal dari Allah dan berdasar pada pendamaian kita dengan Allah melalui pengurbanan Kristus.
- Kesabaran: kesabaran di tengah situasi yang sulit dan dalam hubungan dengan orang-orang yang sulit.
- Kemurahan: mempratikkan hukum kasih, yakni memperlakukan orang lain seperti yang kita harapkan akan mereka perbuat kepada kita.
- Kebaikan: sikap terbuka, jujur, murni, dan murah hati.
- Kesetiaan: dapat dipercaya dan diandalkan dalam setiap ikatan hubungan.
- Kelemahlembutan: suatu semangat lemah lembut yang memampukan kita untuk mendisiplinkan orang lain secara benar, menanggung aniaya dengan hati yang lemah lembut, dan bersaksi kepada orang lain tanpa terpaksa.
- Pengendalian diri: sifat yang memampukan kita mengendalikan keinginan, khususnya keinginan-keinginan yang berhubungan dengan tubuh kedagingan kita.
Jika Roh Kudus telah menghasilkan sembilan
sifat moral ini dalam kehidupan Anda, berarti Anda adalah orang yang telah
dipenuhi Roh Kudus. Paulus berkomentar, "Tidak ada hukum yang menentang
hal-hal ini" (ayat 23), artinya bahwa tidak ada sesuatu pun dalam hukum
Musa atau hukum lainnya yang bertentangan dengan kebajikan-kebajikan ini atau
yang diperlukan untuk mengendalikan hal-hal ini. Pada kenyataannya, ketika
seseorang telah memiliki empat bukti dalam Efesus 5:18-21 dan kesembilan sifat
moral dalam Galatia 5:22,23, itu berarti tuntutan Hukum telah terpenuhi. Ketika
buah Roh tersebut hadir, itu merupakan bukti bahwa orang tersebut dipenuhi Roh
Kudus.
Dua Jawaban
yang Salah
Siapa saja yang banyak membaca atau
mendengar uraian dari banyak pengkhotbah akan segera menge-tahui bahwa ada dua
jawaban salah yang sering diberikan atas pertanyaan: "Bagaimana saya dapat
dipenuhi Roh Kudus?" Mari kita evaluasi dua jawaban salah yang beredar
saat-saat ini.
1. "Alkitab tidak memerintahkan
kita untuk dipenuhi Roh Kudus." Sebagian pemimpin kristiani tidak
menekankan agar umatnya dipenuhi Roh Kudus. Sebaliknya, sebagian orang bahkan
mengatakan bahwa orang yang berbicara tentang kepenuhan Roh Kudus telah
bersikap sombong secara rohani. Mereka tahu bahwa dalam Kisah Para Rasul, beberapa
kali disebutkan bahwa rasul-rasul "penuh dengan Roh Kudus". Namun
mereka bersikeras bahwa Alkitab tidak pernah secara jelas memerintah kita
supaya dipenuhi Roh Kudus.
[Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak
akan menuruti keinginan daging … akan tetapi jikalau kamu memberi
dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum
Taurat … Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga
dipimpin oleh Roh. — Galatia 5:16,18,25]
Untuk mendukung pernyataan tersebut,
mereka menunjukkan bahwa Efesus 5:18 secara harfiah seharusnya dibaca,
"Dan janganlah mabuk oleh anggur; tetapi hendaklah kamu dipenuhi dalam
roh." Karena kata "roh" tidak disertai dengan kata
"Kudus," dan karena tidak memakai artikel, maka dikatakan bahwa
Paulus sebenarnya sedang berbicara tentang roh manusia.
Sekalipun kita menerima kemungkinan
bahwa Efesus 5:18 seharusnya diterjemahkan menjadi, "dipenuhi di dalam
rohmu," kita masih memiliki banyak bukti dari Alkitab yang menekankan
pentingnya kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Dalam Galatia 5:16-26, Paulus
memerintahkan kita agar "hidup di dalam Roh" dan menyatakan bahwa
kehidupan seperti itulah yang akan menghasilkan "buah Roh".
Dalam Roma 8:1-11 kita diberi tahu bahwa
kebebasan dari kuasa dosa yang melekat dalam diri akan dialami oleh mereka yang
hidup "menurut Roh," yakni "Roh Allah" dan "Roh
Kristus" yang tinggal di dalam (ayat 9).
Lebih jauh, istilah "dipenuhi"
ini memang menunjuk kepada Roh Kudus di bagian-bagian lain (Lukas 1:15,41,67;
4:1; Kis 2:4; 4:8,31; 6:3; 7:55; 9:17; 13:9), dan kontras antara mabuk oleh
anggur dengan dipenuhi oleh Roh juga diperlihatkan dalam Kis 2:13.
Jadi, ajaran bahwa setiap orang percaya
harus dipenuhi dengan Roh Kudus tidak bisa ditolak atau diterima berdasarkan
penafsiran seseorang pada Efesus 5:18 saja. Bagaimanapun juga, kita diyakinkan
bahwa ayat ini memang memerintahkan agar setiap orang kristiani membiarkan Roh
Kudus terus memenuhi mereka.
2. "Engkau harus mencari berkat
yang kedua." Beberapa kelompok orang kristiani percaya bahwa pemenuhan Roh
Kudus adalah suatu pengalaman dramatis yang terjadi sesaat setelah seseorang
diselamatkan. Pengikut Wesley lebih suka menyebutnya "penyucian yang
menyeluruh," memandangnya sebagai karya kedua dari anugerah yang
mengangkat natur dosa. Di sini Roh Kudus mengambil alih kendali. Pengikut
kelompok lain menunjuk hal itu sebagai baptisan Roh Kudus, dan menyatakan bahwa
pengalaman itu biasanya disertai dengan berbahasa lidah.
[Kita tidak mempunyai dasar
alkitabiah untuk mengharapkan pekerjaan anugerah yang kedua atau baptisan dari
suatu kuasa yang menghasilkan kesucian secara instan.]
Yang menjadi masalah dengan pandangan
ini adalah Perjanjian Baru tidak pernah mengajar kita untuk mencari atau
terlibat dalam suatu pengalaman dramatis sesudah diselamatkan. Kita dibenarkan
saat kita percaya (Roma 5:1). Dan kita menerima kelahiran baru dan penyertaan
Roh Kudus yang permanen seketika pada saat kita diselamatkan (1Kor 6:19;
1Petrus 1:22,23). Memang kita bisa saja mengalami banyak pengalaman indah
setelah diselamatkan. Bahkan kita bisa mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang
akan mengubah hidup secara radikal. Namun, kita tidak mempunyai dasar
alkitabiah untuk mengharapkan pekerjaan anugerah yang kedua atau baptisan dari
suatu kuasa yang menghasilkan kesucian secara instan. Sebaliknya, Paulus
mengajak kita, "persembahkan [secara harfiah; terus-menerus
mempersembahkan] tubuhmu sebagai persembahan yang hidup" (Roma 12:1) dan
"biarkan Roh Kudus terus memenuhi kamu" (Efesus 5:18).
Apakah Baptisan
Roh Kudus Itu?
Baptisan Roh Kudus adalah tindakan Roh
Kudus untuk menempatkan seseorang ke dalam Gereja, tubuh Kristus.
"Baptisan Roh Kudus" yang pertama terjadi di ruang atas pada hari
Pentakosta ketika Gereja mulai terbentuk. (Kis 2:1-13. Kini, baptisan tersebut
terjadi saat seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Mengacu
kepada masa kini ketika setiap orang percaya dibaptis oleh Roh Kudus untuk
menjadi bagian dari Gereja, Paulus menulis, "Sebab dalam satu Roh kita
semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang
merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh … " (1Kor 12:13).
Sebagian orang kristiani tidak setuju
dengan ajaran ini. Mereka menganggap bahwa baptisan Roh Kudus sama dengan
kepenuhan Roh Kudus. Mereka mengatakan bahwa baptisan Roh Kudus terjadi pada
suatu ketika setelah keselamatan, dan itu disertai tanda, yakni berbahasa
lidah. Mereka yang memegang pandangan tersebut mengatakan bahwa ajaran mereka
didasarkan pada kitab Kisah Para Rasul. Tetapi, kalimat "dibaptis oleh Roh
Kudus" itu hanya muncul dua kali dalam (Kis 1:5; 11:16), dan tidak satu
pun dari kedua ayat itu yang memberi tahu kita bahwa baptisan itu harus dicari
setelah kita diselamatkan.
[Baptisan Roh Kudus adalah tindakan
Roh Kudus untuk menempatkan seseorang ke dalam Gereja, tubuh Kristus.]
Baptisan Roh Kudus pertama kali
diungkapkan oleh Yohanes Pembaptis (Matius 3:11; Markus 1:8, Lukas 3:16;
Yohanes 1:33). Tuhan Yesus pun menjanjikan baptisan Roh Kudus sebelum Dia
kembali ke surga (Kis 1:4,5). Janji tersebut digenapi pada hari Pentakosta, hari
lahirnya Gereja (Kis 2:1-13,32,33). Pada saat itu, di ruang atas para murid
dibaptiskan dan menjadi bagian dari Gereja. Ketika Petrus kemudian berkhotbah
pada hari itu, sekitar 3.000 orang menjadi percaya (Kis 2:41,42). Kemudian kita
diberi tahu, "Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan" (Kis 2:47).
[Orang kristiani yang mencari
baptisan Roh Kudus hanya membuang-buang waktu untuk mencari sesuatu yang sudah
dimilikinya.]
Kisah Para Rasul mencatat tiga lagi
peristiwa Pentakosta mini. Itu terjadi pada tiga kelompok yang berbeda:
orang-orang Samaria yang percaya, yang mewarisi sebagian darah keturunan Yahudi
dan juga agamanya (Kis 8:14-25); keluarga Kornelius yang dianggap kafir (Kis
10:44-48); dan 12 orang yang percaya kepada Kristus dan menerima baptisan
Yohanes, tetapi tidak tahu-menahu tentang apa yang terjadi pada hari Pentakosta
(Kis 19:1-7). Pada waktu Petrus melihat bahwa Roh Kudus telah turun atas
orang-orang non-Yahudi, ia teringat kembali akan baptisan Roh Kudus yang telah
Tuhan janjikan. Kemudian ia menuliskan:
Maka teringatlah aku akan perkataan
Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh
Kudus. Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada
kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin
aku mencegah Dia? (Kis 11:16,17)
Dengan memberikan tanda-tanda yang nyata
pada ketiga contoh kasus itu, Roh Kudus meneguhkan bahwa Tuhan Yesus sedang
membangun Gereja-Nya. Tanda-tanda ini diberikan selama masa peralihan dari
Gereja mula-mula yang diawali dari orang-orang Yahudi, dan kemudian juga
mencakup bangsa-bangsa lain. Waktu masa peralihan itu berakhir, baptisan Roh
Kudus tidak lagi disertai dengan tanda-tanda yang nyata. Bila seseorang percaya
kepada Kristus hari ini, ia akan menjadi bagian dari Gereja, tubuh Kristus,
seketika itu juga. Paulus menuliskan:
Sebab dalam satu Roh kita semua, baik
orang Yahudi, maupun orang Yunani, naik budak, maupun orang merdeka, telah
dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh (1Kor
12:13).
Kalimat "kita semua telah
dibaptis" berbicara tentang suatu peristiwa yang terjadi pada satu ketika
yang sama. Baptisan Roh Kudus terjadi pada saat keselamatan, tidak diulang
kembali, dan tidak untuk dicari setelah keselamatan. Jadi, baptisan Roh Kudus
merupakan penempatan orang percaya ke dalam tubuh Kristus oleh Roh Kudus pada
saat ia diselamatkan.
Daftar Periksa
Bagi Orang yang Telah Dipenuhi Roh Kudus
Pada saat memikirkan topik kepenuhan Roh
Kudus ini, mungkin Anda bertanya-tanya mengenai kerohanian Anda sendiri.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur, untuk membantu Anda
mengevaluasi hubungan Anda dengan Roh Kudus:
- Sudahkah saya menaati Roh Kudus, dan meminta-Nya untuk memimpin hidup saya?
- Sudahkah saya mempelajari Alkitab melalui pembacaan, pemahaman, dan perenungan Alkitab secara teratur?
- Sudahkah saya bersandar kepada pertolongan Roh Kudus dalam mengalahkan keinginan-keinginan dosa saya?
- Apakah saya menikmati kebersamaan dengan jemaat Allah yang lain untuk bersekutu, melakukan Pemahaman Alkitab, dan doa bersama?
- Apakah orang-orang yang mengenal saya dapat melihat saya sebagai orang kristiani yang bahagia dan penuh sukacita?
- Ketika kesulitan menghadang, adakah kedamaian di lubuk hati saya yang terdalam?
- Ketika menyadari dosa-dosa dalam kehidupan saya, apakah saya segera mengakuinya dan memohon Allah untuk menolong saya memperoleh kemenangan?
- Adakah saya bersikap sabar dalam berhubungan dengan orang lain dan dengan Tuhan?
- Apakah saya dapat menunjukkan saat-saat ketika Roh Kudus memberi saya kuasa untuk menunaikan tugas tertentu atau menanggung beban berat tertentu?
- Apakah saya bertumbuh dalam pengendalian diri?
"Orang
yang Penuh Dengan Roh Kudus"
Seorang teman baik saya mengatakan bahwa
ia merasa risi untuk mengatakan bahwa ia adalah orang yang penuh dengan Roh
Kudus. Ia berkata bahwa ia merasa tidak enak ketika orang lain memperkenal-kannya
dari atas mimbar, sebagai "hamba Allah yang dipenuhi Roh," sebelum ia
mulai berkhotbah. Selanjutnya ia menceritakan bagaimana ia bergumul dengan
konsep penuh dengan Roh Kudus ini saat masih muda. Ia menulis:
Selama lebih dari 45 tahun saya telah
bergumul dengan masalah kepenuhan Roh Kudus ini. Sebagai seorang pemuda berusia
18 tahun, saya sering membagi-bagikan traktat di sudut jalan dan berkhotbah
dalam pertemuan-pertemuan terbuka. Karena sadar membutuhkan Roh Kudus, saya
meminta-Nya untuk menolong saya. Tetapi saya selalu merasa begitu tidak layak,
dan saya heran bagaimana Dia bisa memakai orang seperti saya. Namun di balik
perasaan saya terhadap diri sendiri, Dia memberkati usaha saya mengenalkan
Kristus dan banyak orang diselamatkan.
Ketika berusia 23 tahun dan sedang
menjalani wajib militer, saya mengunjungi sebuah gereja untuk mencari apa yang
mereka katakan sebagai "baptisan Roh Kudus". Namun, tidak banyak
terjadi peruba-han. Kemudian, ketika saya mengunjungi sebuah sekolah Alkitab,
saya mengetahui bahwa saya sudah mengalami baptisan Roh Kudus saat saya percaya
kepada Kristus beberapa tahun yang lalu. Waktu memikirkan semua itu, saya
menyadari bahwa yang saya cari mungkin adalah suatu peneguhan bahwa Roh Kudus
sesungguhnya sedang bekerja dalam hidup saya.
Pengalaman orang ini mungkin serupa
dengan pengalaman banyak orang kristiani lain yang ingin menyenangkan Tuhan dan
taat kepada-Nya. Namun ia sudah melayani Tuhan begitu lama. Lalu, apa yang ia
rasakan sekarang? Ia berkata:
Melewati semua tahun-tahun itu, Tuhan
telah memberi saya sukacita dari kehidupan kristiani yang mantap dan berkemenangan.
Dia memberi saya pelayanan yang berbuah dan memuaskan. Dia telah memakai saya
untuk menolong orang-orang agar memercayai Kristus sebagai Juruselamat pribadi
dan menolong mereka untuk bertumbuh dalam iman. Saya sudah melihat banyak
kemenangan rohani dan si Iblis dikalahkan. Dengan pengertian itu, kini saya
dapat mengatakan bahwa saya mengerti benar bagaimana rasanya berkat dari
dipenuhkan oleh Roh Kudus.
Tetapi saya masih jauh dari sempurna
dalam kehidupan pribadi dan pekerjaan saya. Oleh karena itu, saya masih merasa
malu disebut sebagai orang yang dipenuhi Roh. Saya sadar kadang kala saya egois
dan iri hati, saya hanya memikirkan hal-hal duniawi, dan cenderung menjadi
terlalu kompetitif. Kadang saya merasa begitu berdosa.
Mereka yang mengenal orang ini tentu
akan menyebutnya sebagai orang yang dipenuhkan oleh Roh Kudus. Mereka semua
merasakan bahwa orang ini adalah orang saleh. Ia berdukacita atas dosa, ia taat
kepada pimpinan Roh Kudus, ia mempelajari Alkitab dengan tekun dan berusaha semaksimal
mungkin untuk taat, ia juga murah hati dan penuh perhatian. Dengan melihat
hidupnya itu, tentu kita semua setuju bahwa ia adalah orang yang dipenuhkan
oleh Roh Kudus.
Namun mungkin ia benar —
dipenuhkan oleh Roh Kudus bukanlah sesuatu yang bisa dikatakan untuk diri
sendiri, seperti halnya kita tidak dapat mengatakan, "Saya rendah
hati." Namun kita bisa dengan yakin berkata tentang orang di atas,
"Ia adalah orang yang penuh dengan Roh Kudus."
Kata Akhir
Kita telah melihat bahwa untuk penuh dengan
Roh Kudus kita harus berpusat pada Kristus, tinggal dalam firman, taat, dan
berkeyakinan teguh.
Bagaimana dengan Anda? Jika Anda orang
kristiani, maka kepenuhan Roh Kudus bukan suatu pilihan, tetapi perintah.
Sudahkah Kristus menjadi pusat pemikiran dan aspirasi Anda? Sudahkah Anda
berusaha mengikuti teladan-Nya? Sudahkah Anda menyediakan waktu untuk
mempelajari Alkitab sehingga pikiran Anda dipenuhi oleh kebenaran dan
kehendakNya? Sudahkah Anda taat kepada Allah? Sudahkah Anda mengaku dosa?
Apakah Anda peka terhadap pimpinan Roh Kudus sehingga tidak memadamkan
kuasa-Nya dalam diri Anda? Apakah Anda punya jaminan telah dipenuhi Roh Kudus?
Jika "Ya!" maka Anda adalah orang yang penuh Roh Kudus dan buah Roh
akan menjadi bukti dalam hidup Anda.
Tetapi mungkin Anda bukan orang
kristiani. Jika Anda belum pernah memercayai Kristus sebagai Juruselamat, Anda
tidak akan dapat dipenuhi Roh Kudus karena Dia tidak ada di dalam Anda. Untuk
mengundang Dia ke dalam hidup Anda, Anda perlu mengakui dosa dan ketidakberdayaan
Anda untuk menyelamatkan diri sendiri (Efesus 2:8,9). Lalu mintalah Kristus
menyelamatkan Anda. Dia berjanji menyelamatkan semua orang yang mau
meninggalkan dosa dan berseru kepadaNya dalam iman. Alkitab berkata,
"Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa untuk menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya" (Yohanes 1:12).
Percayalah kepada Kristus hari ini juga, maka Anda telah mengambil langkah
pertama untuk dipenuhi Roh Kudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar