Lidah adalah anggota tubuh
yang paling kecil tetapi sulit untuk di kendalikan. Lidah sekalipun kecil
dapat membuat perkara – perkara yang besar. Karena teriakan “maling”, nyawa
seseorang bisa melayang! Karena provokasi kerusuhan melanda Indonesia
hingga kini. Karena khotbah banayak yang bertobat. Karena proklamasi Bung Karno
dan Bung Hatta, dunia mengakui kemerdekaan Indonesia! Amsal 18 : 21
mengatakan, “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka
menggemakannya, akan memakan buahnya,” Lidah yang bagaimanakah yang
mendatangkan hidup? Dan Lidah yang bagaimanakah yang mendatangkan
kematian?
Lidah yang Mendatangkan Hidup:
Kembali Amsal 15 :4a mengatakan kepada kita bahwa “Lidah lembut
adalah pohon kehidupan.” Apa yang dimaksud dengan lidah yang lembut?
Lidah yang lembut maksudnya adalah lidah yang mengatakan .perkataan –
perkataan yang membangun, yang membangkitkan semangat dan yang
benar. Dibawah ini ada beberapa contoh perkataan yang membangun yang perlu kita
tumbuh kembangkan di dalam kehidupan pribadi kita.
Puji- pujian yang Tulus
Seringkah Anda memberikan
pujian kepada orang lain karena prestasi yang dicapainya, pekerjaannya atau
pelayanannya? Kapan terakhir kali anda memberikan pujian kepada orang lain?
Atau mungkin Anda selalu member pujian kepada diri sediri?. Puji – pujian
itu bak lauk diwaktu kita makan nasi. Nasi akan lebih sedap jika anda
lauknya tetapi lauknya jangan melebihi jumlah nasinya. Demikian juga puji-
pujian itu jangan berlebihan dan hannya puji- pujian
kosong belaka (Amsal 25 :27). Berikanlah pujian yang wajar kepada suami,
isteri, anak – anak, bawahan atau rekan – rekan sekerja Anda. Misalnya, “Rapih
sekali pekerjaanmu!.” “Pelayananmu sungguh menjadi berkat buat kami!”,
“Laporanmu sekarang lebih cepat,bagus sekali dan pertahankan!” atau “ wah enak
sekali masakannya.”
Nasihat / Bimbingan
Perkataan yang membangun
lainnya adalah nasihat dan bimbingan. Memang ada orang yang
mempunyai karunia khusus didalam menasihati, namu demikian semua
kita dapat memberi nasihatnya kepada yang lain ketika mereka
membutuhkannya. Orang yang berada di dalam masalah, yang terlibat dengan suatu
persoalan, biasanya pandangan mereka akan menjadi sempit – mereka
memerlukan nasihat kita yang bijaksana karena kita tidak terlibat di
dalamnya dan bisa berpikir lebih jernih. Tujuan nasihat harus jelas, kasaih
yang timbul dari hati murni! (1 Timotius 1:5). Alkitab dikatakan sebagai kitab
yang paling membangun, mengapa? Karena Alkitab penuh dengan nasihat sebab
didalam Kristus sendiri ada nasihat (Filipi 2 :1). Mari kita meneladani Tuhan
kita dengan saling memabangun melalui saling menasihati (1 Tesalonika 5
:11). Nasihat Anda mungkin singkat tetapi sangat berarti, misalnya
“Teruskan, gagal itu soal biasa”. “Jangan putus asa, Tuhan pasti tolong”.
Penghiburan
Kata – kata penghiburan, bukan hanya dibutuhkan saat
seseorang ditinggalkan oleh orang yang dikasihinya karena berpulang ke
rumah Tuhan untuk selama- lamanya tetapi kata – kata penghiburan kita
butuhkan setiap hari agar dapat member semangat baru. Besar kecil,
tua muda.wanita dan pria, semua membutuhkan kata – kata penghiburan.
Yesaya 50 :4a berkata, Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah
seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat member semangat
baru kepada orang yang letih lesu.” Orang – orang memerlukan perkataan
penghiburan dari kita, bukan tonikum yang mahal – mahal.mungkin perkataan itu
singkat dan sederhana, “Tuhan tidak akan meninggalkan engkau.” Atau “ saya akan
membantu dalam doa” atau “ jangan takut kami akan membantumu”. Tentu kata –
kata penghiburan kita penghiburan yang kosong. Jika kita
berjanji untuk mendoakannya, doakanlah. Jika kita berjanji untuk membantunya,
bantulah ia.
Peneguhan
Kata- kata peneguhan adalah kata – kata yang meneguhkan orang lain bahwa
rencana, pemikiran, pendapat ataupun tindakan yang diambilnya itu adalah
hal yang benar. Didalam hal – hal tertentu, kita memang perlu peneguhan
dari Tuhan yang dapat dating melalui saudara – saudara seiman kita.
Dengan peneguhan ini maka kita akan melangkah lebih yakin dan mantap.
Peneguhan juga kita butuhkan untuk penafsiran dan pengajaran firman
Tuhan, agar mereka yang menrimanya dapat semakin kuat imannya. Rasul
Paulus adalah salah satu rasul yang paling sering meneguhkan iman percaya
murid – murid (Kis 15:41; 16:5 ; 18 :23).
Lidah Yang Mendatangkan Kematian:
Jika kita membaca ratapan atas Yehuda dan Yerualem,
sungguh menyedihkan apa yang melanda umat Tuhan saat itu. Dan hal
yang sama juga melanda umat Tuhan sekarang ini, sama persis! “Mereka
melenturkan lidahnya seperti busur ; dusta dan bukan
kebenaran merajalela dalam negeri;… Baiklah setiap orang berjaga
–jaga terhadap temannya, dan janganlah percaya kepada saudara
manapun,sebab setiap saudara adalah penipu ulung, dan setiap teman
berjalan kian kemari sebagai pemfitnah. Yang seorang menipu yang
lain, dan tidak seorang pun berkata benar; mereka sudah
membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; … Penindasan ditimbulkan
penindasan, tipu di timbuni tipu!... Lidah mereka adalah anak panah yang
membunuh… Masakan Aku tidak menghukum mereka karena semuanya ini?”
(Yeremia 9 : 3 – 9 ). Mari kita merenungkan beberapa contoh
dari perkataan2 yang tidak membangun bahkan yang membunuh. Membunuh orang yang
diajak bicara dan pada akhirnya membunh dirinya sendiri karena Tuhan murka
atasnya.
Tipu, dusta, bohong atau tidak berkata benar
Bila kita mau jujur, banyak kali kita berkata – kata yang tidak benar.
Mungkin hal itu kecil, misalnya kita membujuk anak- anak kita dengan janji –
janju kosong atau akal – akalan kita saja, ini sudah termasuk tipu! Anak kita
akan mengingat serta mempelajari teladanyang kita turunkan ini. Suatu
ketika ia yang akan menipu orang tuanya. Sekecil apapun perkataan kosong
atau tipu itu, itu sudah termasuk tipu, dusta ataupun bohong. Dusta ketika kita
menjawab telepon dengan mengatakan orangnya tidak ada. Demikian juga tipu
menipu untuk mendapatkan uang, untung yang besar atau posisi,
semuanya itu bukan kecerdikan tetapi tipuan. Ingatlah juga bahwa sekali
kita membiasakan diri untuk berkata dusta maka kita akan terus
terikat dengannya. Dan sekali dusta kita terbongkar, seumur hidup orang tidak
akan percaya lagi kepadakita. Kita harus memegang prinsip “ya katakana ya,
tidak katakana tidak” seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus(Matius 5 : 17).
Fitnah
Fitnah adalah perkataan bohong atautanpa dasar kebenaran yang disebarkan
dengan maksud mejelekkan seseorang. Ada hal dalam fitnah : kebohongan dan
mejelekkan. Samuel Johnson mengatakan : “Menjelekkan orang adalah
pembalasan dendam sipengecut dan kebohongan adalah pertahanannya.” Sejak
di Kitab Imamat pun Tuhan sudah melarang seseorang memfitnah, “ janganlah
engkau pergi kian kemari menyebarkan fitnah diantara orang – orang sebangsamu;
janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN.” (Im. 19 : 16,
baca juga Efesus 4:31 ). Orang yang membuat dan meyebarkan
fitnah tidak akan masuk kerumah Tuhan (Mazmur 15:1-3).
Gosip
Gosip adalah obrolan tentang orang –orang lain, atau cerita negatif
tentang sesorang. Pokok yang diobrolkan mungkin adalah suatu kejadian
nyata dan si penyebar gossip juga mungkin tidak bertujuan
menjelekkan orang yang bersangkutan, walaupun demikian, gossip ataupun
pergunjingan akan membuat pendengarnya membentuk gambaran yang
negatif dari orang yang digosipkan. Gosip juga akan membentuk jarak
antara seseorang dengan orang yang lain. Gosip tanpa sadar
seringkali kita lakukan dengan menyampaikan cerita cerita yang kita
dengar dari orang lain. Oleh karena itu, berhati-hatilah jika ingin
menceritakan perbuatan orang lain, sekalipun itu benar ia lakukan, tetapi
bertanyalah kepada diri sendiri, “Adakah saya sendiri sudah sempurna?”
Canda Tawa yang Berlebihan
Seringkali di dalam canda dan ledek – ledekan, kita bisa
menyakiti hati orang lain. Mungkin benar maksud kita adalah
bercanda,tetapi orang yang dituju belum tentu dapat menerimanya. Didalam
pergaulan, hendaknya kita sangat berhati – hati dengan canda
kita atau ledekan kita, terutama bila menyangkut hal – hal yang
sangat sensitif, misalnya:
- Agama / kepercayaan : orang – orang tidak mau agama/kepercayaannya dilecehkan, misalnya “coba kalau diagama kamu kan sembayangnya lucu pake begini – begini segala.”
- Mengolok-olok keluarga: keluarga atau nama keluarga adalah sesuatu yang sangat di hormati bagi turunannya, oleh karena itu sangat menyakitkan bila di permainkan. Janganlah kita mengolok-olok keluarga atau nama keluarga dari teman-teman kita.
- Mempermainkan nama pribadi: nama sesorang adalah puisi yang terindah di telinganya. Jika kita mempermainkannya, itu akan sangat menyakitkan hatinya. Maukah nama kita di permainkan dan dijadikan bahan olok – olok? Sekalipun nama sesorang itu jelak, kita harus, ingat bahwa nama itu identik dengan dirinya. Mengolok –olok namanya berarti mengolok-olok pribadinya.
- Menyingggung kelemahan / cacat jasmani : suatu hal lain yang juga sama menyakitkannya adalah mengolok –olok atau mempermainkan cacat atau kekurangan sesorang. Tidak ada orang yang menginginkan mempunyai kekurangan mempunyai kekuarangan atau cacat fisik, tetapi kenyataannya setiap kita memiliki. Periksalah dengan seksama diri anda, pasti anda akan menemui cacat itu. Oleh karena itu, jangan kita membuat kekurangan dan cacat orang lain menjadi senda gurau, padahal kitapun juga adalah orang yang mempunyai cacat juga.
- Janji yang tidak ditepati: Janji yang tidak di tepati adalah juga perkataan yang tiak membangun. Lebih baik tidak berjanji dari pada cepat mengobral janji dan tidak pernah menepatinya
- Caci maki/ sumpah serapah/ pengutukan: Masih banyak diantara kita yang suka mencaci maki anak – anaknya ataupun orang lain dengan perkataan – perkataan yang kasar atau kutukan – kutukan yang sangat keji. Kata – kata ini selain menyakitkan juga akan merusak jiwa orang yang di tuju karena ia akan membentuk pandangan yang negatif tentang dirinya sendiri.
- Kata – kata yang merendahkan / meremehkan: Kata kata yang merendahkan atau meremehkan orang lain juga akan menimbulkan luka yang dalam. Contohnya seperti, “Akh terlalu kecil masalah ini bagiku.” Atau “kamu memang pengecut”. Atau “Masa itu saja tidak bisa, bodoh sekali kau!” Seringkali kita lupa bahwa semua kita belum tentu mempunyai tingkat berpikir yang sama, pengalaman yang sama, kedewasaan yang sama, kepandaian yang sama, iman yang sama atau latar belakang sosial yang sama, jika kita berbicara seenaknya saja tanpa memperhatikan hati dan perasaan orang lain, maka besar kemungkinannya perkataan kita akan menyakiti orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar