David Livingstone
Dikatakan
ketika misionari terkenal, Dr.David Livingstone, memulai perjalanannya ke
Afrika, ia memiliki 73 buku yang dibagi dalam tiga pak, beratnya 90 kilogram.
Sesudah rombongan itu menempuh jarak 300 mil, Livingstone harus membuang
sebagian bukunya karena mereka yang memikul barang-barangnya terlalu lelah.
Sementara ia melanjutkan perjalanannya perpustakaannya makin lama makin
berkurang, sampai ia hanya memiliki sebuah buku – Alkitabnya.
Today
in the Word, April, 1989, p. 28
Kebandelan yang Saleh
Pada
tahun 303 M, Kaisar Romawi Diocletian membuat dekrit yang ia harap akan
mematikan penyebaran Kekristenan. Salah satu sasaran utamanya adalah menyita
dan merusak Alkitab Kristen. Belakangan pada tahun itu, para pejabat menjalankan
dekrit itu di Afrika Utara. Salah satu targetnya adalah Felix, Uskup dari
Tibjuca, sebuah desa dekat Carthage. Walikota memerintahkan Felix untuk
menyerahkan Alkitabnya. Meskipun beberapa hakim mau menerima sebagian gulungan
perkamen, Felix menolak untuk menyerahkan Firman Tuhan atas desakan orang-orang
itu.
Tegasnya,
ia menolak untuk berkompromi. Akhirnya pemerintah Roma mengirimnya dengan kapal
ke Italia, dimana ia membayar keteguhan prinsipnya dengan nyawanya. Pada 30
Agustus, dengan catatan “dengan kebandelan yang saleh,” ia menyerahkan nyawanya
daripada menyerahkan Injilnya.
Christian
Theology in Plain Language, p. 41.
Pikiran Allah
Penulis
tak dikenal berkata, “Alkitab adalah pikiran Allah, keadaan manusia, jalan
keselamatan, kematian bagi para pendosa, dan kebahagiaan bagi yang percaya.
Doktrin-doktrinnya kudus, ajaran-ajarannya mengi-kat; sejarah-sejarahnya benar,
dan keputusan-keputusannya kekal.
Bacalah
agar menjadi bijak, percayalah agar selamat, praktekkan agar kudus. Isinya
adalah terang untuk memimpinmu, makanan untuk menopangmu, dan penghiburan untuk
memberimu semangat. Ini adalah peta bagi pelancong, asisten para musafir,
kompasnya pilot, pedang tentara, dan karakter orang_orang Kristen. Di sini
firdaus dipulihkan, surga dibuka, dan gerbang neraka diperlihatkan. Kristus
adalah subyek agung, didesain untuk kebaikan kita, dan berakhir untuk kemuliaan
Allah. Ini seharusnya mengisi benak, memimpin hati, dan membimbing langkah
kaki. Bacalah Alkitab perlahan-lahan, seringkali, berdoa sepenuh hati. Ini
adalah tambang kekayaan, firdaus kemuliaan dan sebuah sungai kesenangan. Ikuti
ajaran-ajarannya dan ini akan memimpinmu ke Kalvari, kepada kubur kosong dan
suatu kebangkitan hidup dalam Kristus, ya, untuk memuliakan-Nya, untuk
kekekalan.
Sumber
tak dikenal
Mahasiswa Baru
Ketika
putra mereka meninggalkan rumah untuk kuliah di Universitas Duke, orang tuanya
memberikan dia sebuah Alkitab, meyakinkannya bahwa Alkitab itu akan sangat
berguna.
Belakangan,
ketika anak itu mengirimkan surat kepada mereka minta uang, mereka membalasnya
dengan menyuruhnya membaca Alkitabnya, menyebutkan pasal dan ayat. Ia menjawab
bahwa ia sudah membaca Alkitab, tapi tetap perlu uang. Ketika ia pulang ke
rumah pada liburan semester, orang tuanya memberitahu dia bahwa mereka tahu ia
tidak membaca Alkitabnya. Bagaimana bisa tahu? Mereka telah menyelipkan
lembaran $10 dan $ 20 pada ayat-ayat yang mereka sebutkan dalam surat-surat
mereka.
John T.
Spach, in Reader’s Digest
Kitab Mazmur
Anatoli
Shcharansky, seorang Yahudi Rusia yang membangkang, mencium istrinya sebagai
ucapan selamat tinggal ketika ia meninggalkan Rusia untuk hidup merdeka di
Israel. Kata-kata perpisahannya kepada istrinya adalah, “Aku akan segera
bertemu denganmu lagi di Yerusalem.” Namun Anatoli ditahan dan akhirnya
dipenjarakan. Reuni mereka di Yerusalem bukan hanya tertunda, tampaknya tak
mungkin terjadi. Selama tahun-tahun yang panjang dalam penjara-penjara Rusia
dan kamp-kamp kerja Anatoli kehi-langan semua barang-barang pribadinya.
Satu-satunya miliknya adalah sebuah salinan kecil kitab Mazmur. Pernah dalam
masa penahanannya, penolakannya untuk menyerahkan kitab tersebut kepada yang
berwe-nang menyebabkan ia dimasukkan dalam penjara terasing selama 130 hari.
Akhirnya, dua belas tahun sesudah berpisah dengan istrinya, ia dibebaskan. Pada
Februari 1986, sementara dunia menyaksikan, Shcharansky diizinkan meninggalkan
penjaga-penjaga Rusia menuju mereka yang akan membawanya ke Yerusalem. Namun
pada menit-menit terakhir penahanannya, para penjaga mencoba lagi untuk menyita
kitab Mazmur tersebut. Anatoli tiarap di salju dan menolak untuk dibebaskan
tanpa kitab itu. Kata-kata dalam Mazmur itu telah membuatnya tetap hidup selama
dipenjara. Ia tidak akan menuju kebebasan tanpa itu.
From
Discipleship Journal, Issue #43 (1988), p. 24
Sebuah Perumpamaan
“Sam,
bagian mana dari Alkitab yang paling Anda suka?” “Tuan, saya paling suka
Perjanjian Baru, Tuan.” “Kitab apa dalam Perjanjian Baru” “Kitab apa, Tuan?
Kitab apa? Saya pikir kitab berisi perumpamaan-perumpamaan, Tuan.” “Maukah Anda
menceritakan salah satu perumpamaan tersebut kepada dewan?”
Sam
yang malang ingin menentangnya, tapi ada kemungkinan anggota-anggota dewan
tidak lebih tahu tentang Alkitab mereka daripada ia sendiri. Ia memutuskan
untuk mencoba dengan berani dan mulai seperti ini:
Pada
suatu ketika seorang pria menuruni jalan dari Yerusalem ke Yerikho dan jatuh ke
tangan para penja-hat dan lalang-lalang tumbuh dan mencekik pria itu dan ia
terus pergi dan ia tidak punya uang dan ia ber-temu Ratu Syeba, dan ia
memberikan pria itu --- ia memberikan kepada pria itu, Tuan, seribu talenta
emas dan perak dan seratus pakaian ganti. Dan ketika ia sedang naik kuda di
bawah sebuah pohon besar, rambutnya tersangkut pada sebuah dahan dan ia
tergantung di sana. Nah, begitulah Tuan. Dan ia tergan-tung di sana
berhari-hari dan bermalam-malam dan burung-burung gagak membawakannya makanan
untuk dimakan dan air untuk diminum. Dan suatu malam sementara ia tertidur
sambil tergantung di sana, istrinya, Delila, datang dan mencukur rambutnya, dan
ia jatuh dan mendarat di tanah yang berbatu-batu dan hari mulai hujan dan hujan
terus turun empat puluh hari dan empat puluh malam. Dan ia bersembunyi di dalam
sebuah gua. Dan pria itu keluar pergi ke jalan raya dan jalan-jalan sempit dan
memaksa dirinya untuk masuk. Ia terus berjalan dan sampai ke Yerusalem dan ia
melihat Ratu Izebel sedang duduk di jendela di atas dan ketika ratu itu
melihatnya ia tertawa dan pria itu berkata, “Lemparkan ia ke sana,” dan mereka
melemparkannya ke bawah. Dan pria itu berkata, “Lemparkan lagi,” dan mereka
melemparkan wanita itu ke bawah, tujuh puluh kali tujuh puluh dan
kepingan-kepingan tubuhnya yang mereka kumpulkan ada dua belas bakul penuh.
Jadi dia akan menjadi istri siapa pada hari penghakiman?”
Tak
seorang pun anggota dewan yang sanggup bertanya lebih jauh lagi kepada calon
tersebut dan ia diluluskan
Sumber
tak dikenal
Tepat Sekali
Kesalahan
ke-4: Bersikap terbuka terhadap ajaran Alkitab yang kuat secara otomatis memecahkan
masa-lah-masalah. Hanya petunjuk Alkitab saja tidak akan menghasilkan
pemecahan-pemecahan masalah secara cepat. Tak peduli betapa bisa dipercaya
pengajaran tersebut atau betapa bagusnya guru, pernya-taan kebenaran tidak
menyingkirkan kesulitan-kesulitan.
Pikirkanlah
Firman Tuhan sebagai sebuah peta yang tepat dan teliti. Sebuah peta memberi
petunjuk bagai-mana Anda bisa sampai ke tujuan tertentu. Tapi hanya dengan
melihat pada sebuah peta tidak secara otomatis membawa Anda ke Arizona atau
Inggris atau Peru. Untuk sampai ke tempat-tempat tersebut artinya Anda harus
berusaha …..membayar biaya ……meluangkan waktu untuk pergi ….. berada dalam
perjalanan sampai Anda tiba. Dengan satu kata: bertekun.
Demikian
juga dalam kehidupan Kristiani. Peta Allah dapat dipercaya dan tersedia. Ini
juga jelas dan langsung. Tapi tidak ada sulap dalam halaman-halamannya yang
secara otomatis mengirim pembaca ke tujuan seperti sebuah permadani ajaib.
Tolong jangan salah mengerti. Saya mengasihi Firman Tuhan! Saya lebih yakin
dari sebelumnya dalam hidup saya bahwa kebenaran-kebenaran yang dapat dipercaya
tak terukur nilainya. Namun meskipun Alkitab mungkin sebuah kitab yang dapat
dipercaya, sudah pasti tidak ada ramuan ajaib sehingga bila Anda menggosoknya
tiga kali sehari bisa mengusir Iblis pergi. Ini adalah sesuatu yang harus Anda
masukkan ke hati dengan suatu janji yang suci kepada Allah, berharap bahwa esok
pagi Anda akan tiba-tiba mengerti dan mengalami semua kebenaran yang ada di
dalamnya.
Tidak
ada semacam “kedewasaan instan” yang tersedia di dunia ini. Allah tidak
menawarkan suatu formula yang menghasilkan orang-orang Kristen yang dewasa
dalam semalam. Pertumbuhan Kristiani datang mela-lui menerapkan intinya,
bertekun dengan berani (sebuah kata yang terlupakan!) apa yang Anda dengar dan
menaatinya …. dan karena itu belajar bagaimana menangani masalah-masalah yang
tak terelakkan.
Perseverance,
Condensed from Three Steps
Forward, Two Steps Back by Charles Swindoll, 1980
Sejarah Alkitab
Jika
seseorang bertanya kepada Anda di mana Anda bisa menemukan ayat Alkitab yang
dimulai dengan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini …. Anda mungkin
tahu ia sedang menanyakan Yohanes 3:16. Jika Anda memiliki sebuah Alkitab, Anda
bisa mencarikan untuknya saat itu juga. Tapi ada suatu masa ketika tak seorang
pun bisa menemukan satu ayat dalam seluruh Alkitab. Tidak ada Yohanes 3:16,
Kejadian 1:1 atau ayat lainnya karena Alkitab tidak dibagi dalam ayat-ayat dan
bahkan pasal-pasal. Lebih buruk lagi, selama ratusan tahun bahkan tidak ada
pembagian-pembagian kata. Tanda-tanda baca, huruf besar dan bahkan huruf hidup
tidak ada. Dalam zaman itu, jika Kejadian ditulis dalam bahasa Inggris, ini
akan berbunyi: NTHBGNNNGGDCRTDTHHVNSNDTHRTH.” Anda harus memakai waktu
berjam-jam atau berhari-hari hanya untuk menemukan ayat favorit Anda.
Kata-kata
dibagi dalam zaman Yesus, namun huruf hidup tidak dipakai dalam Perjanjian Lama
Bahasa Ibrani sampai abad keenam Masehi. Secara bertahap, huruf-huruf besar,
tanda baca dan alinea mulai dipakai dalam Perjanjian Lama dan Baru. Namun
pasal-pasal Alkitab seperti yang kita lihat sekarang ini belum ada sampai abad
ke-13. Mereka merupakan hasil karya Stephen Langton, Uskup Besar Canterbury.
Selama
200 tahun selanjutnya, Alkitab dibagi dalam pasal-pasal, diperbanyak dengan
cara menyalinnya dengan tangan. Kemudian pada tahun 1448, Rabi Nathan
mengejutkan dunia dengan membagi Perjanjian Lama dalam ayat-ayat. Perjanjian
Baru tidak dibagi dalam sejumlah ayat hingga tahun 1551 ketika seorang pemilik
percetakan, Robert Estienne melakukan pekerjaan tersebut. Ia sedang mempelajari
Alkitab dengan tiga kolom berdampingan dalam tiga terjemahan ketika ia
mendapatkan ide tersebut. Ia dikejar waktu sehingga ia memutuskan untuk
membagi-baginya dalam perjalanan dari Paris ke Lyons. Beberapa orang memberi
kesan bahwa ia melakukannya sambil menunggang kuda dan kadang-kadang pembagian
yang janggal terjadi akibat “lompatan kudanya sehingga penanya menandai tempat
yang salah. “ Meskipun demikian, dengan sedikit pengecualian, pembagian
Estienne membuat kita memiliki ayat-ayat sekarang ini.
Jadi
sejumlah orang dipakai dalam penulisan Alkitab selama suatu periode
berabad-abad, ini adalah kontribusi dari para penulis yang tak terhitung
jumlahnya, ratusan tahun, dan tiga pria secara istimewa – seorang uskup besar
Katolok, seorang rabi Yahudi, dan seorang pemilik percetakan Protestan --- yang
mengubah “NTHBGNNNGGDCRTDTHHVNSNDTHRTH”” menjadi Kejadian 1:1.
Campus
Life, March, 198l, p. 40, Miller Clarke
Jajak Pendapat Gallup
Ada
suatu masa ketika kebanyakan orang Amerika menghargai Alkitab, dan bisa
mengutipnya dengan benar. Dalam tahun 1963, menurut Gallup, 65% percaya pada
Alkitab secara harfiah; sekarang ini jumlahnya hanya 32%.
Ada
suatu masa ketika kebanyakan orang Amerika akrab dengan doktrin Alkitab. Anda
bisa berkata,
“Percaya
pada Yesus? Dan sekurangnya mereka mengerti apa yang Anda maksudkan. Namun
sekarang ini kebanyakan akan bingung. Newsweek menceritakan tentang seorang
anak yang melihat sebuah salib dengan Yesus tergantung di sana dan bertanya,
“Mama, apa yang orang itu lakukan”? Ada suatu masa ketika kebanyakan orang
Amerika menerima standar-standar yang mutlak. Mereka mungkin tidak setuju
dengan hal-hal mutlak tersebut, namun mereka tahu bahwa sesuatu itu benar-benar
betul atau salah. Sekarang ini 70% menolak moral yang benar.
Chuck
Colson, Christianity Today, November 9, 1992, p. 112
Hanya Satu Alkitab
Pengajar
Alkitab Inggris terkenal E.Schuyler menceritakan tentang Michael Billester,
suatu distributor Alkitab yang mengunjungi sebuah dusun kecil di Polandia tak
lama sebelum Perang Dunia II. Billester memberikan sebuah Alkitab kepada
seorang penduduk desa, yang menjadi percaya sesudah membacanya. Orang percaya
baru tersebut kemudian meneruskan Alkitab itu kepada orang-orang lain. Siklus
pertobatan dan meneruskan Alkitab terus berlanjut sampai 200 orang menjadi
percaya melalui satu Alkitab.
Ketika
Billester kembali pada tahun 1940, kelompok orang Kristen ini berkumpul untuk
mengadakan kebak-tian dimana ia menyampaikan Firman Tuhan. Biasanya ia minta
agar orang bersaksi, namun kali ini ia menyarankan beberapa orang yang hadir
untuk menyebutkan ayat-ayat Alkitab. Seorang pria berdiri dan berkata, “Mungkin
kita salah paham. Maksud Anda ayat-ayat atau pasal-pasal?”
Penduduk
desa ini tidak hanya menghafalkan beberapa ayat tertentu dari Alkitab, namun
seluruh pasal dan kitab-kitab. Tiga belas orang menghafalkan Matius, Lukas dan
setengah kitab Kejadian. Orang lain telah bertekad untuk menghafalkan Mazmur.
Satu Alkitab yang diberikan oleh Billester telah melakukan fung-sinya. Hidup
yang diubahkan menjadi kesaksian akan kuasa Firman Allah.
Sumber
tak dikenal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar