Oleh: Bob Deffinbaugh
Pendahuluan
Misalkan Anda dan isteri Anda mengundang presiden untuk
makan malam. Anggaplah, bahwa beliau dan isterinya menerima undangan Anda.
Sementara waktu kian mendekat, isteri Anda bertanya berapa banyak bangku yang
akan disediakan di meja makan. Ada presiden dan isterinya, sudah pasti sejumlah
pasukan pengawal presiden, tak diragukan lagi para wartawan dan seterusnya dan
seterusnya. Apa yang dimulai sebagai suatu makan bersama yang akrab, dengan
cepat berubah menjadi suatu urusan besar.
Jadi begitu juga dengan pelayanan Yesus. Di benak saya,
saya selalu mempunyai suatu gambaran mental tertentu tentang Yesus yang pergi
dari satu tempat ke tempat lain, diikuti oleh murid-murid-Nya. Di bagian depan
para murid, tentu saja, Petrus, Yakobus dan Yohanes. Sementara kita melihat
lebih dekat pada uraian pelayanan Tuhan kita dalam injil-injil kita temukan
bahwa segera rombongan yang menyertai Tuhan kita menjadi agak besar. Salah satu
dari beberapa teks yang menginformasikan kita tentang rombongan besar ini
adalah teks kita untuk hari ini. Sebagai tambahan, Lukas menginformasikan kita
tentang peranan penting yang dilakukan sejumlah besar wanita dalam mendukung
pelayanan Tuhan kita dan murid-murid-Nya.
Sementara teks kita hanya tiga ayat, ini adalah suatu
pasal yang sangat penting. Ini memberikan kita detil-detil yang dihindarkan
penulis-penulis Injil lainnya, atau hanya disinggung secara sambil lalu. Ini
memberi informasi pada kita tentang hubungan di antara pelayanan dan uang dan
juga tentang peranan para wanita dalam pelayanan. Mari kita dengarkan baik-baik
teks kita, karena banyak yang akan disampaikan kepada kita.
Pendekatan Kita dalam Pelajaran Ini
Pendekatan pesan ini akan dimulai dengan sejumlah
pengamatan tentang apa yang Lukas coba beritahu-kan pada kita di sini. Kemudian
kita akan menyimpulkan dengan berfokus pada prinsip-prinsip yang kita pelajari
dari pasal ini mengenai pelayanan dan uang, dan mengenai pelayanan kaum wanita.
Pengamatan Teks
(1) Teks kita berkaitan dengan pasal sebelumnya dengan
suatu perjalanan misi yang baru, yang kedua ke Galilea. Ada suatu pemahaman sepertinya teks kita sekedar
disisipkan saja, namun perhatikan ayat 1 dimulai dengan memberi informasi
kepada kita tentang kampanye misi lainnya dari Tuhan kita:
Tidak lama sesudah itu,[1] Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan desa ke
desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Lukas 8:1a).
Ungkapan , “tidak lama sesudah itu” memberi informasi kepada kita bahwa peristiwa-peristiwa
selanjutnya berhubungan dengan ayat-ayat sebelumnya, terutama, saya tekankan,
kisah tentang wanita yang memba-suh kaki Tuhan kita dengan air matanya?
Mungkinkah bahwa ia adalah salah seorang dari kelompok tersebut yang menyertai
Tuhan kita, yang diuraikan Lukas di sini?
Dalam pasal empat Injil Lukas, Yesus menunjukkan sejak
dini dalam pelayanan-Nya bahwa Ia komit untuk pergi dari kota ke kota
mengabarkan Injil. Ia memiliki komitmen ini karena Ia mengenali bahwa ini
adalah suatu bagian penting dari panggilan ilahi-Nya dan tugas-Nya. Ketika
murid-murid mendorong Yesus untuk kembali kepada orang-orang yang sedang
menantikan Dia, Ia menanggapi:
“Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil
Kerajaan Allah sebab untuk itulah aku diutus.” (Lukas
4:43a).
Ada beberapa kampanye misi lainnya yang disebutkan dalam
Lukas,[2] namun jelas ini permulaan dari kampanye-kampanye penting
lainnya dalam pelayanan-Nya kepada orang-orang di Galilea. Saya percaya ayat 2
dan 3 pasal 8 memberitahu kita bagaimana pelayanan Tuhan kita secara logistik
berhasil. Ia disertai oleh banyak orang, dan mereka didukung oleh kontribusi
beberapa wanita. Dalam perumpamaan tentang tanah berikutnya (vv. 4ff) Yesus
menjelaskan perbedaan respon terhadap khotbah-Nya tentang kerajaan, juga
menyediakan alasan bagi Yesus untuk mengubah metode pengajaran-Nya dengan
perumpamaan.
(2) Yesus disertai oleh sejumlah besar pengikut dalam
kampanye ini. Dalam masa-masa
awal pela-yanan Tuhan kita, tampaknya seolah-olah Ia bepergian sendiri (misalnya
ketika Ia pergi ke sinagoga di Nazaret, tak satu pun murid-Nya disebutkan Lukas
4:16-30). Pada waktu-waktu lainnya, beberapa murid-Nya ada bersama-Nya. Namun
sekarang kita diberitahu bahwa sejumlah besar pengikut menyertai Yesus dalam
kampanye ini.
Lukas memberitahu kita, semuanya ada 12. Jelas ini adalah
12 murid. Saya tidak yakin namun mungkin saja mereka disertai dengan
isteri-isteri mereka, sekurangnya kemudian dilakukan oleh rasul-rasul, namun
mungkin ini dimulai di sini (bnd. 1 Kor. 9:5). Jika para wanita lain menyertai
Yesus dan 12 murid, mengapa pula tidak isteri 12 murid tersebut? Sebagai
tambahan para murid, ada banyak orang lain juga, yang segera akan kita lihat.
(3) Termasuk dalam sejumlah besar pengikut, yang
menyertai Yesus dalam perjalanan ini ada banyak wanita. Tiga wanita secara khusus disebutkan: Maria Magdalena
(dari dirinya tujuh roh jahat telah diusir), Yohana, isteri Khusa, bendahara
Herodes ini mungkin menjelaskan salah satu sumber informasi utama Herodes
tentang Yesus dan pelayanan-Nya, bnd. 9:7), dan Susana, yang tidak disebutkan
lagi dalam Alkitab. Sebagai tambahan dari tiga orang ini, yang namanya
disebutkan, ada banyak wanita-wanita lain.
… … dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini
melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.(Luke
8:3b).
(4) Wanita-wanita yang mengikuti Yesus semuanya telah
mengalami pertolongan mukjizat-Nya. Saya percaya
bahwa Lukas menyebutkan nama tiga wanita ini untuk menunjukkan perbedaan
masing-masing. Namun tanpa memandang perbedaan di antara para wanita yang
mengikuti Yesus, tampaknya mereka ini sama dalam hal: Yesus secara ajaib
membebaskan (menyembuhkan) mereka dari kondisi-kondisi dimana secara manusia
tidak ada solusi. Beberapa orang, seperti Maria Magdalena, dibebaskan dari
kuasa roh jahat. Lainnya disembuhkan dari sakit dan penyakit. Lainnya, mungkin
telah disembuhkan dari luka-luka dan cacat-cacat. Namun semuanya di luar
jangkauan pertolongan manusia. Semua yang pergi bersama Yesus dan menolong-Nya
adalah mereka yang telah mengalami pertolongan-Nya dalam hidup mereka.
Dalam satu pengertian, kelompok yang menyertai Yesus
merupakan sebuah kesaksian akan identitas Kristus selaku Mesias. Sementara
Yesus berjalan dari desa ke desa dan kota ke kota memberitakan kabar baik
kerajaan Allah, mereka yang bersama Dia menyaksikan fakta bahwa Yesus telah
mencelikkan mata mereka yang buta, membuat mereka bisa berjalan, ketika mereka
lumpuh, membebaskan mereka dari cengkeraman roh-roh jahat, ketika mereka
dibelenggu roh-roh jahat tersebut. Orang banyak yang menyertai Yesus, dari satu
segi pandangan, adalah jawaban atas tantangan Yohanes Pembaptis bahwa Yesus
membuktikan identitas-Nya selaku Mesias.
Tidaklah sulit untuk mengerti mengapa mereka yang sudah
disembuhkan oleh Tuhan kita ingin ikut dengan-Nya ketika Ia bepergian. Orang
yang telah dibebaskan dari roh-roh jahat tidak hanya mengungkapkan keinginannya
bersama Yesus, tetapi banyak juga yang merasakan hal itu seperti dia:
Dan orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu meminta
supaya ia diperkenankan menyertai-Nya. Tetapi Yesus menyuruh dia pergi,
katanya: “Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah
diperbuat Allah atasmu.” Orang itu pun pergi mengelilingi seluruh kota dan
memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya (Lukas
8:38-39).
Dalam kedua kasus, orang yang dirasuk roh jahat, yang
pulang ke rumah kepada para tetangganya, dan mereka yang menyertai Yesus, kabar
baik diproklamirkan oleh mereka yang telah ditolong oleh Mesias.
(5) Para wanita yang telah disembuhkan oleh Yesus dan
yang sekarang menyertai-Nya, adalah mereka yang juga mendukung seluruh
rombongan tersebut dengan kekayaan mereka sendiri. Lukas ingin kita tahu bahwa para wanita ini bukan
semata-mata “ikut”, mereka adalah kontributor-kontributor aktif untuk
memproklamasikan Injil kerajaan. Secara manusia, kampanye ini tidak bisa
berhasil tanpa dukungan mereka. Rombongan harus makan, dan makanan disediakan
oleh para wanita ini. Saya tidak bisa katakan secara pasti bahwa tak ada pria
yang berkontribusi mendukung misi Tuhan kita, namun kita tahu bahwa banyak
wanita memainkan sebuah peranan penting dalam hal ini.[3]
Seharusnya saya mencatat poin ini bahwa sementara para
wanita menyumbangkan uang untuk menye-diakan keperluan rombongan ini ( Yudas,
khususnya , bnd. Yohanes 12:6; 13:29) menyimpan dan mendis-tribusikan dana
tersebut.
Semakin saya membaca teks ini, semakin saya menjadi yakin
bahwa memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani orang banyak yang menyertai Tuhan
kita adalah urusan kedua, suatu pertumbuhan rohani yang terjadi karena bersama
Yesus. Secara berbeda, saya yakin bahwa para wanita ini tidak mengikuti Tuhan
kita untuk “melayani” sebanyak seperti mereka mengikuti Kristus agar bisa
bersama-sama dengan Dia. Bersama Kristus, wanita-wanita ini, seperti Dia
sendiri, peka akan kebutuhan-kebutuhan (bahkan rasa lapar rombongan ini) dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Jadi wanita-wanita ini bersama Kristus dan
juga bertindak seperti yang Ia lakukan dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan.
(6) Para wanita yang menyertai Tuhan kita dan
murid-murid-Nya, memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang Tuhan kita tidak penuhi
dengan cara mukjizat. Dari satu segi, adalah
mengherankan untuk melihat bahwa Tuhan kita dan murid-murid-Nya memiliki
kebutuhan. Dari sisi lain, mengherankan bahwa Ia bertu-juan agar para wanita yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Tuhan Yesus sudah membuktikan kuasa-Nya
dan mencukupi kebutuhan dalam hidup setiap orang yang mengikuti Dia. Ia
melakukan yang para pria tidak bisa lakukan ---Ia menampilkan mukjizat dalam
setiap kehidupan. Dan meskipun demikian Ia tidak melakukan mukjizat untuk
menyediakan makanan sehari-hari rombongan mereka. Mengapa Yesus tidak
menyediakan makanan dengan cara mukjizat bagi rombongan-Nya?
Contohnya disiapkan pada pencobaan yang dialami Tuhan
Yesus di padang gurun. Di sana, Ia menolak untuk mengubah “batu-batu menjadi
roti” ketika Iblis menantang Dia untuk melakukannya. Ia tidak akan menggunakan
kuasa-Nya untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan-Nya sendiri. Sama juga, Ia
tidak mau menggunakan kuasa-Nya di sini untuk melakukan sesuatu yang sama,
hanya dalam skala yang jauh lebih besar. Yesus tidak mau membuat “mujizat
makanan,” bahkan meskipun para pengikut-Nya lapar.
Dalam dua kesempatan, Yesus melakukan mukjizat untuk
menyediakan bagi para pengikut-Nya, sekali ketika “memberi makan 5.000 orang”
dan sekali lagi “memberi makan 7.000 orang.” Dalam kedua kasus tersebut, tidak
ada cara dunia untuk memberi makan orang-orang lapar ini. Yesus memberikan
makan orang banyak ini dengan melakukan suatu mukjizat karena tidak ada cara
lain untuk memberi makan mereka. Juga, dalam melakukan hal itu Ia memberikan
bukti lebih jauh pada fakta bahwa seseorang yang lebih besar daripada Musa
sudah datang.
Saya percaya ada beberapa alasan mengapa Yesus tidak
melakukan mukjizat dalam memenuhi kebutuhan para pengikut-Nya, dengan demikian
membuat kelompok ini tergantung pada kemurahan hati para wanita pengikut yang
setia ini.
Ini adalah bagian dari kehinaan Tuhan kita, Ia
merendahkan diri datang ke dunia.
Ini memberikan kesempatan dan hak istimewa bagi para pria
dan wanita untuk mengambil bagian dalam pelayanan-Nya.
Ini adalah suatu contoh bagi para rasul dan misionaris,
bahwa Tuhan menyediakan kebutuhan-kebutuhan jemaat-Nya melalui orang-orang . Praktek Tuhan Yesus mengizinkan para wanita untuk mendukung-Nya
dan para pengikut-Nya memberikan persetujuan untuk mendukung mereka yang menga-barkan
Injil. Tuhan kita sudah memberikan contoh untuk diikuti bahwa mereka yang
mengabarkan Injil seharusnya didukung oleh mereka yang memperoleh manfaat dari khotbah
tersebut. Lebih awal ini dapat dilihat pada nabi-nabi Perjanjian Lama ( bnd. 1
Raja-raja 17:7ff.; 2 Raja-raja 4:8-10), dan diajarkan prinsip-nya oleh rasul
Paulus (1 Korintus 9).
Praktek bahwa Tuhan kita didukung oleh para wanita
menekankan pentingnya para wanita dalam mengabarkan Injil, dan praktek
kemitraan yang diperoleh dengan menanggung pekabaran Injil.
(7) Para wanita ini, yang mengikuti Yesus selama kampanye
di Galilea, terus mengikuti Dia sampai akhir. Lukas suka memperkenalkan tokoh-tokoh kunci kepada para
pembacanya sebelum ia memusatkan perhatian kepada mereka. Misalnya, Paulus
diperkenalkan secara singkat ( Kis 8:1, 3) sebelum catatan pertobatannya ( Kis
9) dan kemudian pelayanannya ( Kis 13:1ff.).
Teks-teks berikutnya memberitahu kita tentang para wanita
ini sementara waktu terus berlalu:
“Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh,
yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia.
Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan
ibu anak-anak Zebedeus” (Mat. 27:55-56).
“Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di
antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome.
Mereka semuanya telah mengikuti Yesus dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea. Dan
ada juga di situ banyak perempuan lain yang telah datang ke Yerusalem
bersama-sama dengan Yesus” (Mrk 15:40-41).
“ Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan
Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana
mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan
minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat
…Perempuan-perempuan itu ialah Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu
Yakobus. Dan perem-puan-perempuan lain juga yang bersama-sama dengan mereka
memberitahukannya kepada rasul-rasul. Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan
itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan
itu” (Lukas 23:55-56; 24:10-11).
“ Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa
bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan
saudara-saudara Yesus” (Kis 1:14).
Dengan menggabungkan teks-teks ini bersama-sama, kita
tahu bahwa wanita-wanita ini yang disebutkan oleh Lukas adalah para wanita yang
sama yang disebutkan oleh Matius dan Markus, yang terus mengikuti Yesus, bukan
hanya di Galilea, namun juga di Yerusalem. Mereka adalah para wanita yang
berdiri dekat Tuhan di kayu salib, yang pertama-tama datang mengunjungi kubur
yang kosong. Betapa mengagumkan dan luar biasa kelompok para wanita ini! Betapa
Lukas menghormati mereka! Para wanita yang setia ini, setia dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan Tuhan kita dan rombongan-Nya, setia tinggal bersama Dia
bahkan dalam bahaya, setia bahkan sesudah kematian-Nya. Sesungguhnya, mereka
ada di antara yang hadir dan berdoa pada waktu Pentakosta.
Kesimpulan
Teks kita menyediakan kita beberapa prinsip yang
benar-benar penting, berhubungan dengan dua bidang utama dari pengalaman
Kristiani dan pelayanan. Yang pertama menyinggung hubungan di antara pela-yanan
dan uang. Yang kedua menyinggung peranan wanita dalam pelayanan.
Hubungan di antara
Pelayanan dan Uang
(1) Pelayanan membutuhkan uang. Prinsip ini begitu jelas sehingga tampaknya hampir
bodoh untuk menyatakannya, namun tampaknya … mereka yang mengabaikan kenyataan
ini, atau yang memilih untuk mengabaikannya. Bahkan pelayanan Tuhan kita
memerlukan uang. Ia tidak memerlukannya untuk biaya siaran di televisi atau
untuk ruangan kantor, namun Ia dan mereka yang mengikuti-Nya memerlukan perse-diaan
yang sederhana, sebut saja makanan. Pengeluaran Tuhan kita tidak termasuk
retret di tempat tersembunyi di gunung atau sebuah kapal pesiar, juga bukan
pendapatan pribadi yang tinggi, namun Ia dan para pengikut-Nya memiliki
kebutuhan-kebutuhan jasmani dimana orang-orang memiliki hak istimewa untuk
berpartisipasi memenuhinya.
(2) Pelayanan-pelayanan kadang-kadang menyalahgunakan uang. Sangat jelas bahwa beberapa pelayanan menyalahgunakan
dana yang diberikan dalam mendukung pelayanan tersebut. Yudas, kita tahu,
menyalahgunakan sebagian dana yang diberikan untuk mendukung keuangan Tuhan
kita. Kejahatan-kejahatan semacam itu seharusnya tidak diperkecil, namun juga
tidak menjadikan suatu alasan untuk tidak mendukung pekerjaan Tuhan. Mari kita
mengambil setiap tindakan pencegahan untuk mencegah dan membereskan kesalahan
manajemen ini; namun marilah kita tidak menghindarkan tanggung jawab kita untuk
mendukung pekerjaan Tuhan.
(3) Mereka yang turut serta membiayai pelayanan,
berpartisipasi sebagai mitra dalam pelayanan itu. Saya percaya bahwa Lukas sedang memberitahu kita bahwa
para wanita ini yang menyertai Tuhan kita dan yang menolong membiayainya
merupakan suatu bagian penting dari “tim” yang memproklamirkan kabar baik
kerajaan Allah. Tuhan kita menyatakan hal tersebut seperti ini:
“Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan
menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang
benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk
secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya “
(Matius 10:41-42).
Jadi, mendukung seorang nabi dalam pelayanannya adalah
ikut menerima upah dari pelayanannya. Mendukung seorang nabi adalah ikut dalam
pelayanannya dan dalam upahnya.
(4) Adalah alkitabiah, dalambeberapa kasus, untuk
didukung dalam pelayanan. Lukas telah membe-ritahu kita
bahwa Yesus didukung dalam pelayanan-Nya oleh sekelompok wanita yang setia.
Sudah pasti jika Tuhan kita bisa didukung, adalah alkitabiah untuk
“misionaris-misionaris” lain (mereka yang memprok-lamirkan kabar baik) untuk
didukung juga. Paulus menekankan ini dalam 1 Korintus pasal 9. Saya mengerti
Injil Lukas mengindikasikan tiga bentuk utama dalam mendukung mereka yang
melayani.
Pertama, orang-orang mungkin didukung dalam
memproklamirkan Injil oleh mereka yang sebe-lumnya telah mendapat manfaat dari
pelayananmereka. Ini adalah
kasus dalam Lukas 8:1-3 seba-gaimana saya memahaminya. Para wanita ini secara
pribadi mendapat keuntungan dari pelayanan Tuhan kita kepada mereka, dan
sekarang mereka mendukung pelayanan-Nya kepada orang-orang lain. Paulus
didukung oleh orang-orang Makedonia, yang sebelumnya sudah ia layani ( bnd.
Filipi 1:3-6; 4:10-13).
Kedua, orang mungkin didukung oleh mereka yang sedang
dilayani mereka. Ketika Yerus mengutus 12 (Lukas
9:1-6) dan 72 (Lukas 10:1-12), Ia memberitahu mereka agar tidak membawa
apa-apa. Itu karena mereka sedang dilayani orang-orang yang mereka datangi,
dimana mereka tinggal dan melayani. Ke-12 dan 72 murid itu menyembuhkan dan
mengusir roh-roh jahat. Sudah pasti kota-kota yang mereka datangi seha-rusnya
senang menunjang para pengkhotbah dan pembuat-pembuat mukjizat ini.
Sesungguhnya mereka adalah pelayan-pelayan “yang layak untuk diberi imbalan.”
Ketiga, beberapa orang menunjang diri mereka sendiri. Ketika orang-orang memusuhi Tuhan kita dan firman-Nya,
Yesus berbicara kepada para murid tentang arti yang berbeda untuk ditunjang
sementara mereka mengabarkan Injil:
Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Ketika Aku mengutus
kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan
apa-apa?” Jawab mereka: “Suatu pun tidak.” Kata-Nya kepada mereksa: “Tetapi
sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya,
demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah
ia menjual jubahnya dan membeli pedang. Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa
nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara
pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.”
(Lukas 22:35-37).
Ketika para murid Tuhan sebelumnya pergi berkhotbah dan
menyembuhkan, secara umum mereka diterima dengan baik. Namun sesudah penolakan
terhadap Tuhan kita dan penyaliban, ini akan berbeda bagi murid-murid-Nya.
Sekarang mereka terus pergi ke luar, mengabarkan Injil, namun kali ini siap
sepenuhnya untuk mencukupi kebutuhan mereka sendiri. Sebagai akibatnya, mereka
harus mencukupi kebutuhan mereka sendiri dalam dunia yang memusuhi yang mereka
datangi. Karena berbagai kejahatan dan penganiayaan (terutama para guru-guru
palsu) Paulus menolak untuk menggunakan haknya untuk ditunjang oleh gereja, dan
melayani tanpa upah. Sesungguhnya, bahkan Paulus bekerja dengan tangannya
sendiri sehingga bisa mendukung orang-orang lain (bnd. Kisah Para Rasul
20:34-35).
Metode terakhir tidak begitu populer sekarang ini. Tidak
banyak orang yang mau mengotori tangannya dengan pekerjaan sehari-hari,
pekerjaan yang biasa. Banyak yang menghendaki seseorang mendukung mereka dalam
pelayanan mereka. Banyak orang yang minta orang-orang yang tidak mereka kenal,
yang tak pernah mereka layani, untuk mendukung mereka dalam pelayanan. Saya
tidak melihat dukungan jenis ini dalam Perjanjian Baru.
Kalau begitu kapan seharusnya orang didukung, oleh siapa,
dan dalam situasi-situasi apa? Dari seluruh kitab Lukas saya percaya kita harus
mengatakan bahwa ini akan berbeda bagi orang-orang yang berbeda, dan bahkan
bagi orang yang sama, di bawah situasi-situasi yang berbeda. Saya percaya bahwa
kita seha-rusnya didukung kalau tidak oleh mereka yang kita sudah layani atau
mereka yang baru kita layani. Dan, kita seharusnya didukung hanya ketika kita
memajukan Injil Yesus Kristus. Ada masa-masa ketika Paulus tidak mau menerima
uang untuk pelayanannya karena praktek-praktek kasar guru-guru palsu. Ada
masa-masa ketika Paulus berusaha mempraktekkan Injil dengan bekerja dengan
tangannya sendiri, menunjang orang-orang lain. Dan ada masa-masa ketika Paulus
menerima dukungan sehingga ia bisa mengabdikan dirinya sendiri untuk
memproklamirkan kebenaran Injil. Apakah kita didukung atau tidak seharusnya
ditentukan oleh ketentuan apakah Injil akan dilayani sebaik mungkin atau tidak
dengan didukung atau menjadi seorang pendukung orang-orang lain dengan bekerja
dengan tangan sendiri.Terlalu banyak orang dalam pelayanan menolak untuk
memikirkan kedua pilihan tersebut,
(5) Mendukung pelayaan Injil melibatkan dukungan banyak
orang. Para wanita yang melayani Tuhan
kita tidak hanya mendukung Yesus – mereka mendukung seluruh tim pelayanan:
Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan
kekayaan mereka(Lukas 8:3).[4]
Ada banyak orang Kristen yang ingin mendukung pemimpin
suatu pelayanan. Bagaimanapun juga, ia biasa tampil, suka mengeluarkan pendapat
dan dinamis. Namun mereka tidak begitu berminat membayar sekre-taris yang
menerima telpon atau mengetik naskah-naskah khotbah, yang juga penting
fungsinya. Ketika pelayanan Injil didukung tim penginjilan seharusnya didukung
juga.
(6) Mendukung Injil melibatkan pekerjaan biasa. Saya yakin tidak begitu menarik untuk membeli selada,
atau sayuran, atau daging, namun ini adalah bahan-bahan untuk membuat makanan.
Sekarang ini, orang-orang Kristen tidak berminat untuk membayar sewa kantor,
rekening PAM dan listik, atau pita printer. Semua urusan biasa ini perlu,
bagaimanapun, dan membeli barang-barang tersebut sebagai suatu bagian dari
pelayanan Injil adalah mendukung pelayanan, tak peduli tampaknya itu begitu
biasa.
(7) Ia yang setia dalam perkara-perkara kecil akan setia
dalam perkara-perkara besar. Kata-kata dari Tuhan kita ini
menunjuk pada pelayanan dengan uang, dan kemudian melayani dengan cara-cara
lain:
”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia
juga dalam perkara-perkara besar. Dan barang-siapa tidak benar dalam perkara-perkara
kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar” (Lukas 16:10).
Dalam konteks bagian ini jelas bahwa uang adalah “perkara
kecil” sementara lain-lain urusan adalah perkara-perkara yang lebih besar. Para
wanita ini, yang setia mengikuti Tuhan kita di Galilea, dan meme-nuhi
kebutuhan-kebutuhan kelompok tersebut, juga setia pada kaki salib dan di
kuburan Tuhan kita. Kesetiaan mereka dalam perkara kecil yaitu uang menjadi
kesetiaan mereka dalam perkara-perkara yang lebih besar di kemudian hari. Yudas,
sebaliknya, tidak setia dalam perkara kecil yaitu uang, juga tidak setia dalam
perkara-perkara yang lebih besar. Kesetiaan dalam urusan uang adalah penting,
karena ini juga memimpin kepada kesetiaan dalam perkara-perkara yang lebih
besar. Berinvestasi dalam pelayanan Injil menentukan dimana hati para wanita
ini berada:
“Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu
berada” (Matius 6:21).
Peranan Wanita dalam Pelayanan
(1) Yesus meninggikan para wanita di atas status yang
diberikan kepada mereka oleh masyarakat. Lukas adalah seorang pria yang memberikan perhatian
yang lebih besar pada wanita dalam catatannya daripada penulis-penulis
Perjanjian Baru lainnya.[5] Sepanjang kehidupan dan pelayanan Tuhan kita, Yesus
mengasihi dan menjunjung tinggil para wanita. Dalam seluruh Injil, para wanita
diuraikan sebagai terang yang sangat menyenangkan.[6]
(2) Yesus memakai dan mendorong para wanita dalam
pelayanan. Catatan Yesus mengenai
wanita-wanita ini yang mengikuti Yesus dan mendukung kampanye di Galilea adalah
penghargaan kepada mereka dan kepada pelayanan mereka. Ini memuji para wanita
untuk kesetiaan mereka dan komitmen kepada Tuhan dan ini memberi nilai pada
pelayanan-pelayanan mereka sebagai suatu kemitraan dalam memprok-lamirkan
Injil.
(3) Yesus membedakanpelayanan kaum wanita dengan kaum
pria. Yesus tidak memakai kaum wanita
dalam pelayanan dengan cara-cara yang sama yang Ia gunakan terhadap pria. Ia
tidak memilih 6 pria dan 6 wanita sebagai rasul-rasul; Ia memilih 12 pria. Ia
tidak mengutus 36 pria dan 36 wanita dari kota ke kota (10:1ff.); Ia mengutus
72 pria. Yesus tidak mengutus kaum wanita untuk berkhotbah kepada orang-orang.
Yesus menggunakan wanita dalam pelayanan, namun dalam suatu cara yang
seluruhnya konsisten dengan prinsip-prinsip dan praktek-praktek rasul Paulus,
prinsip-prinsip dan praktek-praktek yang dipandang sebagai “sempit” oleh
beberapa kaum Injili dan kebanyakan lainnya. Yesus tidak memakai kaum wanita
dalam pelayanan-pelayanan yang menyebabkan mereka mengajar atau memiliki
otoritas di atas kaum pria.
(4) Yesus tidak mengizinkan budaya-Nya untuk mendiktekan
cara-cara dimana wanita-wanita diguna-kan dalam pelayanan. Sekarang ini, beberapa orang Kristen dicobai untuk
berpikir seperti ini: Yesus meninggikan wanita-wanita di atas budaya zaman
mereka. Oleh karena itu orang-orang Kristen seharusnya terus mendorong hak-hak
para wanita dan pelayanan yang melampaui standar-standar dan struktur-struktur
masyarakat. Jika Yesus seorang “pembebas kaum wanita” pada zaman-Nya, gereja
seharusnya membebaskan wanita sekarang ini.,
Mereka kehilangan poin tentang apa yang Yesus lakukan.
Yesus tidak membiarkan budaya-Nya mendikte bagaimana wanita-wanita berfungsi
dalam pelayanan. Dalam zaman Yesus, budaya-budaya menekan para wanita. Dalam
zaman kita, budaya kita membebaskan wanita untuk berkembang tanpa membedakan di
antara pria dan wanita dalam urusan pelayanan mereka dan fungsi mereka. Di
gereja kita harus menaati perintah-perintah Allah, dan bukan budaya. Jadi,
daripada menekan budaya dengan meninggikan wanita (seperti Yesus lakukan),
gereja dipaksa untuk memegang teguh pendirian dan menolak memberikan para
wanita jabatan dan fungsi yang sudah jelas tidak alkitabiah. Para wanita
dilarang dalam Firman Tuhan untuk mengajar atau memimpin pria (1
Tim. 2:11-12), dan gereja harus taat, apakah
budaya atau wanita mene-rima ini sebagai adil dan pantas atau tidak. Mengikuti
Kristus sering berarti menolak budaya kita. Yesus tidak membiarkan budaya-Nya
mendiktekan praktek-Nya, namun lebih menggunakan prinsip-prinsip ilahi. Kita
harus melakukan seperti itu juga, apakah kita dipuji atau diejek karena taat.
Dalam analisa akhir, kita tidak menghormati para wanita dengan memperlakukan
mereka seperti pria. Kita menghormati mereka dengan memperlakukan mereka
seperti seorang ciptaan istimewa Tuhan, dengan suatu pujian, bukan sebagai
suatu peran yang bersaing dengan kaum pria.
(5) Kerohanian seseorang atau kepeduliannya terhadap
Kristus tidak diukur oleh keunggulan, kuasa, atau posisi seseorang, namun oleh
hati seseorang terhadap Allah dan pengabdian kepada-Nya. Alasan mengapa para pria dan wanita menuntut “hak”
untuk memiliki posisi-posisi yang berkuasa dan kehormatan adalah karena kita
berpikir bahwa kepedulian kita terhadap Tuhan diukur dengan status kita di
hadapan manusia. Saya sedikit ragu-ragu bahwa para wanita yang Lukas sebutkan
dalam teks kita lebih “rohani”, lebih cepat mengerti, daripada 12 murid. Para
pria yang mengikuti Yesus ingin memanggil api turun terhadap musuh-musuh Tuhan;
mereka ingin memperoleh kuasa dan kehebatan untuk diri mereka sendiri; mereka
berdebat tentang siapa yang terbesar dalam kerajaan Allah; mereka gagal meraih
penger-tian-pengertian tentang apa yang Yesus katakan dan lakukan. Para wanita,
sebaliknya, tampaknya lebih peka, lebih mengabdi pada ibadah murni pada
Juruselamat, dan lebih lekas mengerti bahwa kematian Yesus menjadi nyata
(karena itu, pengurapan Yesus untuk penguburan-Nya, oleh seorang wanita, tentu
saja). Posisi dan kuasa tidak ada urusan dengan pengabdian mereka kepada
Kristus dan akrabnya perse-kutuan mereka dengan-Nya. Jadi, “memiliki suatu
pelayanan yang penting” tidaklah, dan tak pernah menjadi kekuatan yang
mendorong dalam hidup wanita-wanita yang saleh ini. Mereka hanya ingin berada
bersama-Nya, bahkan seandainya mereka sedang membasuh kaki-Nya. Mari kita juga
berusaha memiliki pikiran seperti ini.
Izinkan saya untuk melakukan pengamatan terakhir. Teks
ini adalah kesaksian ilahi pada fakta bahwa Tuhan mengenal mereka yang
mengikuti Dia, dan Ia menghormati pengabdian mereka dan tindakan-tindakan
pelayanan mereka. Apakah para pria memuji kita atau tidak, Tuhan akan memberi
upah pada kesetiaan dan pengabdian kita kepada-Nya. Mari kita berusaha
mendapatkan pujian-Nya, penghargaan-Nya, ucapan-Nya “baik sekali perbuatanmu,
hai hambaku yang baik dan setia.”
[1] T. Robertson berkomentar: “Kata
ini berarti satu demi satu, berturut-turut, namun tidak ada data pasti mengenai
waktunya, hanya bahwa peristiwa dalam 8:1-3 mengikuti 7:36-50.” A. T. Robertson,
Word Pictures in the New Testament
(Nashville: Broadman Press, 1930), II, p. 110.
[2] Lukas juga memberi informasi pada
kita tentang mengutus 12 (9:1-6), dan kemudian 72 (10:1-12), dan lalu akhirnya,
ia memberikan instruksi-instruksi Tuhan kita yang direvisi dalam 22:35-38.
[3] Menurut dugaan saya murid-murid
mendukung Yesus pada awalnya, ketika mereka masih bekerja (misalnya dengan
jala-jala mereka). Sekarang, murid-murid Yesus sedang bekerja dengan-Nya, dan
karena itu tidak bisa menyediakan kebutuhan-kebutuhan materi kelompok tersebut.
Memberi dukungan pada Yesus adalah sesuatu yang para wanita “bisa” lakukan –
“bisa” dalam pengertian itu pantas, dalam pengertian mereka memiliki kekayaan
untuk melakukannya, dan juga dalam pengertian bahwa mereka ingin melakukannya.
[4] Seharusnya ini menjelaskan
beberapa naskah Yunani memakai bentuk tunggal “Dia,” sudah pasti merupakan
refleksi dari Matius 27:55-56 dan Markus 15:40-41. Bagaimanapun saya percaya
bahwa seluruh tim didukung, dan bukan hanya Tuhan kita. Dalam mendukung “Dia”
para wanita ini mendukung “mereka.”
[5] “Para penginjil memberikan
perhatian khusus kepada wanita-wanita dalam kisahnya tentang Yesus dan gereja
mula-mula: Lukas 1:24ff., Elisabet (hanya dalam Lukas); 1:26ff., Maria ( hanya
dalam Lukas); 2:36ff., Hana ( hanya dalam Lukas); 4:38ff., ibu mertua Simon;
7:11ff., janda di Nain ( hanya dalam Lukas); 7:36ff., wanita yang berdosa(
hanya dalam Lukas); 8:2-3, para wanita yang melayani Yesus dan murid-murid-Nya
( hanya dalam Lukas); 8:43ff., perempuan yang sakit pendarahan ; 10:38ff.,
Marta dan Maria (hanya dalam Lukas); 13:10ff., perempuan yang bungkuk punggung-nya
dan tidak bisa berdiri tegak (hanya dalam Lukas); 15:8-10, perumpamaan tentang
perempuan dengan dirham yang hilang (hanya dalam Lukas); 18:1-8, perumpamaan
tentang janda ( hanya dalam Lukas); 21:1ff., perempuan yang memberi persembahan
dari seluruh nafkahnya; 23:49,55, para wanita waktu penyaliban; 24:10-11,
22-23, wanita-wanita di kuburan; Kisah Para Rasul 1:14, wanita dan Maria sedang
berdoa; 5:1ff., Safira; 6:1ff., para janda; 9:36ff., Dorkas; 12:12ff., Maria
ibu Markus dan Rode; 16:14ff., Lidia ; 16:16ff., hamba perempuan yang
disembuhkan; 17:12, perem-puan-perempuan Yunani yang terkemuka yang percaya ,
17:34, Damaris; 18:2, 18, 26, Priskila; 21:9, Keempat puteri Filipus; 23:16,
anak saudara perempuan Paulus; 25:13, Bernike.” Charles H. Talbert, Reading
Luke: A Literary and Theological Commentary on the Third Gospel (New
York: The Crossroad Publishing Company, 1984), pp. 90,91.
[6] “Betapa menantang dan menimbulkan inspirasi seharusnya bagi
setiap wanita untuk memikirkan itu, sementara dalam keempat Injil di mana pun
tak disebutkan tentang wanita yang bermusuhan dengan Yesus, ada sejumlah
keterangan mengenai pelayanan dan tanda-tanda penghargaan dimana mereka seia
sekata dengan Dia. Dengan banyak perhatian dan pengabdian yang setia mereka
melayani Dia dengan harta milik mereka ( ayat 3)— kepada Yesus Kristus yang
menjadi miskin sehingga kita dibuat kaya. Betapa suatu contoh pelayanan untuk
diikuti oleh setiap wanita yang percaya kepada-Nya!” Norval Geldenhuys, Commentary on the Gospel of Luke, The New International
Commentary on the New Testament Series (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1975
[reprint]), p. 239
Tidak ada komentar:
Posting Komentar