Diilhamkan artinya, "si penulis Alkitab
itu digerakkan dan dipimpin oleh Allah sehingga ia dapat menuliskan
kebenaran-kebenaran yang mungkin si penulis itu sudah mengetahuinya lebih
dahulu, tetapi mungkin juga ia belum mengetahuinya" (Pardington).
"Bila dikatakan Alkitab diilhamkan oleh Allah itu berarti Tuhan Allah
menggerakkan serta memimpin pikiran orang-orang yang menulis Alkitab itu,
dengan demikian Alkitab itu adalah suatu undang-undang yang tidak mungkin salah
dan wajib dipercayai serta ditaati" (Strong). "Diilhamkan artinya:
Roh Kudus telah memimpin dan menggerakkan hati para penulis Alkitab sehingga
apa yang ditulis oleh mereka itu merupakan penyataan dari kehendak Allah dan
merupakan Firman Allah" (Wiley). Diilhamkan artinya, "Roh Kudus
bekerja di dalam akal budi orang-orang yang menulis Alkitab itu sehingga
pikiran mereka dibukakan dan mereka dapat menuliskan kebenaran-kebenaran Allah
dengan tepat" (Hannah). Perkataan "diilhamkan oleh Allah" dalam
bahasa Yunani berarti "dinafaskan oleh Allah". (Lihat 2Timotius 3:16;
2Petrus 1:21*).
Terjemahan Dr. Shellabear dari 2Timotius
3:16* adalah sebagai berikut: "Adapun segenap kitab (Alkitab) yang diilhamkan
Allah yaitu berguna bagi pelajaran dan teguran, dan membetulkan kelakuan orang
dan mengajar dia dari hal kebenaran. "Terjemahan Dr. Bode adalah sebagai
berikut: "Adapun tiap-tiap kitab yang diwahyukan Allah, berfaedah bagi
pelajaran, bagi hal menyatakan yang salah, bagi hal memperbaiki yang rusak dan
bagi hal mengajarkan jalan yang benar. "Kedua terjemahan itu tidak tepat
sekali dengan bahasa aslinya, yaitu bahasa Yunani. Bila keduanya diselidiki
benar-benar, akan jelas sekali perbedaannya dengan terjemahan yang sebenarnya.
Dahulu dalam bahasa Inggrispun ayat itu kurang tepat penterjemahannya.
Kemudian, setelah dikeluarkan terjemahan yang diperbaharui dari Amerika, maka
ayat itu dibetulkan penterjemahannya. Terjemahan yang tepat dengan bahasa aslinya
menyatakan bahwa segenap Alkitab diilhamkan oleh Allah.
Dalam terjemahan Perjanjian Baru yang
berjudul "Injil," diterbitkan oleh percetakan Arnoldus, Ende,
Flores-Cetakan IV, 1971-2Timotius 3:16* diterjemahkan dengan tepat sebagai
berikut: "Segala yang tertulis dalam buku-buku kudus diilhamkan oleh Allah
dan berguna untuk mengajar, meyakinkan para penentang, memberi nasihat-nasihat
dan mendidik orang dalam kebenaran. "Baca juga 2Timotius 3:16* dari BIS.
Dalam terjemahan yang mengatakan "yang diilhamkan" seakan-akan
menimbulkan pemikiran bahwa ada sebagian dari Alkitab yang tidak diilhamkan
oleh Allah dan ada sebagian yang diilhamkan oleh Allah. Ada sebagian pengajaran
yang berfaedah dan ada sebagian pengajaran yang tidak berfaedah. Sesungguhnya
bukan demikian yang dimaksud Rasul Paulus. "Orang-orang sesat dalam jemaat
akan senang apabila kita membaca terjemahan yang kurang tepat itu supaya di
dalam pikiran kita timbul pertanyaan-pertanyaan untuk menyelidiki dan
menentukan mana yang diilhamkan dan mana yang tidak. Dan dengan demikian
seorang akan berkata bahwa ayat itu tidak berfaedah bagi saya dan orang lain
berkata bahwa ayat yang lain lagi yang tidak berfaedah baginya, sehingga
akhirnya segenap Alkitab itu sia-sia sebab tidak ada yang berfaedah" (Evans).
Bukan kita yang menghakimi Alkitab, tetapi Alkitablah yang harus menghakimi
kita.
Terjemahan
yang sesuai dengan aslinya itu disahkan dan diakui oleh Bishop Moberly, Bishop
Wordsworth, Bishop Trench, Dean Burgon, Dr. Tregelles, dan banyak para ahli
bahasa Yunani yang lain. Jadi, pernyataan bahwa segenap Alkitab itu diilhamkan
oleh Allah merupakan satu hal yang pasti dan tidak perlu diragukan lagi oleh
manusia. Kita harus yakin seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus, "Sebab
tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh
Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah" (2Petrus 1:21*). Kita percaya
bahwa para penulis Alkitab itu perkataannya benar, Tuhan menjaga apa yang
ditulis oleh mereka itu dari kesalahan, dan perkataan-perkataan mereka itu
asalnya dari Allah. Meskipun sifat para penulis itu berlainan dan berbeda pula
cara penulisan mereka, namun kita tahu bahwa mereka itu digerakkan dan dipimpin
oleh Roh Kudus sehingga perkataan-perkataan mereka telah menjadi Firman Allah.
Sumber:
J. W. Brill, Dasar Yang Teguh, Bandung: Kalam Hidup, 2006, hal. 11-12
J. W. Brill, Dasar Yang Teguh, Bandung: Kalam Hidup, 2006, hal. 11-12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar