BAB
I
PENDAHULUAN
Pada
bab ini akan dibahas beberapa hal sebagai berikut: Latar belakang masalah
penelitian, identifikasi masalah penelitian, pembatasan masalah penelitian,
perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian dan kepentingan penelitian. Adapun
judul penelitian ini adalah Pengaruh Pemahaman Guru PAK Tingkat SLTA Se Kota
Medan Tentang Panggilan Pelayanan Berdasarkan 2 Timotius 4: 1- 5 Terhadap
Kinerja Mereka.
Latar
Belakang Masalah Penelitian
Pendidikan
Agama Kristen atau yang sering disingkat dengan PAK pada hakikatnya adalah:
Usaha
yang dilakukan secara terencana dan kontiniu
dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh
Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus
yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan
hidupnya, yang pada dasarnya PAK dimaksudkan untuk menyampaikan kabar baik (euangelion=
injil), yang disajikan dalam dua aspek, aspek Allah Tritunggal dan
karya-Nya, serta aspek nilai-nilai kristiani.[1]
Dengan
demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK memiliki
keterpanggilan untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan
pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas. Dari uraian ini terlihat bahwa
PAK merupakan mata pelajaran yang prosesnya disajikan secara terencana dan
berkelanjutan yang dilakukan oleh guru PAK sebagai pengajar dan pendidik, serta
siswa sebagai peserta didik.
Sebagai
bagian dari Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), PAK menyelenggarakan proses
pembelajaran di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi yang pelaksanaannya dijamin oleh Undang-Undang.[2]Hal
ini berarti bahwa PAK merupakan mata pelajaran yang diselenggarakan di sekolah
dengan menggunakan perangkat yang hampir sama dengan mata pelajaran lainnya,
yakni dengan melibatkan semua elemen pembelajaran. Sedangkan yang membedakannya
adalah bahwa substansi PAK berpusat pada Kristus dan Alkitab sebagai inti dari
pemberitaan dan materi pengajarannya.
Selanjutnya,
untuk mencapai tujuan pembelajaran PAK di sekolah, PAK dikemas sedemikian rupa
sesuai dengan keadaan lingkungan belajar.Salah satu di antaranya adalah dengan penyediaan
guru PAK di sekolah. Keberadaan guru PAK di sekolah tidak terlepas dari kedudukan,
fungsi dan tujuan, serta tanggung jawab dan peranannya sebagai pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.[3]Oleh
karena itu guru PAK merupakan unsur yang sangat vital dalam menjamin terlaksana
serta tercapainya tujuan pembelajaran PAK di sekolah. Salah satu cara yang
dapat dilakukan oleh seorang guru adalah dengan memaksimalkan kinerjanya sesuai
dengan peranannya sebagai guru PAK.
Kinerja
guru PAK dalam proses pembelajaran merupakan upaya mengembangkan kegiatan yang
ada menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dicapai dengan baik melalui suatu kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target dan tujuan. Seperti yang diungkapkan oleh Tabrani Rusyan,
bahwa kinerja guru adalah:
Melaksanakan
proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas di
samping mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya, mencakup perihal seperti:
mengerjakan administrasi sekolah dan administrasi pembelajaran, melaksanakan
bimbingan dan layanan pada para siswa, serta melaksanakan penilaian.[4]
Hal
ini berarti bahwa kinerja guru PAK mencakup keseluruhan nilai-nilai dan
kompetensi yang dimiliki guru, yang dapat digunakan untuk mendukung tercapainya
hasil yang ditetapkan sebagai akibat dari tugas dan tanggung jawabnya dalam
pendidikan.Dengan demikian dapat dipahami bahwa dalam ruang lingkup pendidikan,
maju dan mundurnya suatu lembaga sangat dipengaruhi oleh kinerja dari individu
guru yang ada di lembaga tersebut.Begitu juga dengan kualitas pendidikannya
tidak terlepas dari peran kinerja individu guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Untuk mendukung keberhasilan kinerja guru dalam melaksanakan
tugasnya, A. Tabrani Rusyan mengemukakan bahwa: “Keberhasilan kinerja guru
didukung oleh beberapa faktor yakni: 1) motivasi kinerja; 2) etos kinerja; 3) lingkungan
kinerja; 4) tugas panggilan dan tanggung jawabserta5) optimalisasi kinerja”.[5]
Dalam
ruang lingkup PAK, selain beberapa faktor yang diuraikan di atas, faktor
mengenai tugas dan panggilan adalah hal mutlak yang harus dimiliki seorang guru
PAK.Sebagai pendidik Kristen yang memberitakan kabar baik kepada peserta didik,
profesi guru PAK merupakan tugas dan panggilan Allah yang ditujukan kepada
orang yang bersedia untuk mengerjakan proyek Allah di bumi kepada peserta didik.Dikatakan
demikian bahwa Alkitab dengan jelas berkata bahwa untuk menjadi guru PAK
sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang mudah. Alkitab dengan jelas mencatat bahwa
menjadi seorang guru PAK harus memiliki kriteria yang sesuai dengan firman
Allah, yakni: mempunyai tanggung jawab
yang sangat besar, harus bijak, memiliki budi, dan yang lain adalah harus
mempunyai hikmat yang dari atas (hikmat yang berasal dari Allah).[6]Dengan
demikian menjadi guru seorang guru PAK adalah tugas yang menuntut tanggung
jawab di hadapan Allah.Artinya kedudukan guru PAK bukan hanya sekedar profesi
tetapi merupakan panggilan pelayanan yang harus dikerjakan berdasarkan
ketetapan Allah dan harus dipertanggungjawabkan kembali di hadapan Allah.
Sejajar dengan pernyataan ini, sehubungan dengan tugas panggilan guru PAK,
Andar Ismail mengatakan bahwa:
Mendidik
bukan sekedar pekerjaan. Mendidik adalah ajakan Allah untuk bekerja sama; kita
menabur benih dan Allah yang menumbuhkan. Allah mengajak kita bekerja sama dalam proyek
yang maha penting ini. Kalau tidak ada yang menabur benih di tanah, bagaimana
manusia bisa hidup? Kalau tidak ada penabur yang menabur dalam diri nara didik,
bagaimana manusia bisa bertumbuh menjadi insan yang beriman, berilmu dan
berpelayanan? Sebab itu dunia memerlukan penabur-penabur yang mau menaburkan
kasih rahmat Tuhan.[7]
Lebih
jauh, Andar Ismail menjelaskan bahwa pendidik (orang tua, guru, pendeta atau
jabatan pelayanan lainnya) adalah ibarat seorang penabur. Artinya bahwa seorang
pendidik setiap hari harus menabur rupa-rupa benih; benih kepribadian, benih
disiplin, benih perilaku, benih iman, benih ilmu, benih pelayanan, benih
kejujuran, benih keuletan, benih kemandirian, benih moral, benih belas kasihan,
dan sebagainya. “Terkhusus dalam benih pendidikan, bahwa benih itu akan tumbuh
subur bila lahannya kondusif”.[8]Dengan
demikian jabatan guru PAK sebenarnya tidak berbeda dengan jabatan gereja
lainnya yang selalu menaburkan kebenaran Alah meskipun bahwa ladang pelayanan
sebagai tempat pelayananya adalah sekolah.[9]Sehubungan
dengan penjelasan ini bahwa tugas dan panggilan guru PAK seharusnya harus
dipahami sejajar dengan tugas dan panggilan jawatan gereja lainnya.
Dalam
2 Timotius 4: 1-5 menjelaskan agar seorang hamba Tuhan senantiasa menunaikan
tugas dan panggilannya sebagai pelayan Allah. Bentuk tugas dan panggilan yang
dimaksudkan adalah meliputi tugas dan panggilan untuk selalu memberitakan
Injil, baik atau tidak baik waktunya.Menegur dan menasehati yang salah serta
memberikan pengajaran yang sehat. Tugas dan panggilan ini hampir sama dengan
tugas dan panggilan yang harus dilakukan oleh guru PAK. Mengenai hal ini, Homrighausen menjelaskan
bahwa tugas guru agama Kristen adalah sebagai berikut:
Pertama,
menjadi penafsir iman Kristen. Dialah yang menguraikan dan menerangkan
kepercayaan Kristen itu, karena ia harus menyampaikan harta-harta dari masa
lampau kepada para pemuda yang akan menempuh masa depan.
Kedua,
menjadi seorang gembala bagi murid-muridnya. Seharusnya
seorang guru mengenal tiap-tiap muridnya; bukan hanya namanya saja, melainkan
latar belakangnya dan pribadinya juga.Ia harus mencintai mereka dan mendoakan
mereka masing-masing di depan takhta Tuhan.
Ketiga,
menjadi seorang pedoman dan pemimpin.
Guru hendaknya menjadi teladan yang menarik orang kepada Kristus;
hendaknya ia mencerminkan Roh Kristus dalam seluruh pribadinya.
Keempat,
menjadi seorang penginjil.Yang bertanggung jawab atas penyerahan diri setiap
orang pelajarnya kepada Yesus Kristus.[10]
Dengan
demikian, berdasarkan argumentasi teologis dan berbagai teori yang telah
diuraikan di atas dapat dipahami bahwa seorang guru PAK harus memahami betul
apa yang menjadi tugas dan panggilannya sebagai pengajar PAK. Sebab pemahaman akan
tugas dan panggilan sebagai guru PAK akan menentukan dapat berdampak pada
aktifitas dan hubungannya dengan lingkungannya. Singkatnya pemahaman guru PAK tentang tugas
dan panggilannya akan mempengaruhi bagaimana kinerja yang diperlihatkan dan dihasilkan
khusunya bagi peserta didik. Sehingga
harapan agar tercapainya tujuan PAK seperti yang telah dirumuskan dalam
kurikulum PAK di sekolah, yakni untuk:
Pertama,
memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan karya-karya-Nya agar peserta
didik bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah Tritunggal dalam hidupnya,
Kedua, menanamkan pemahaman tentang
Allah dan karya-Nya kepada peserta didik, sehingga mampu memahami dan
menghayatinya, dan Ketiga, menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati
imannya secara bertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah masyarakat yang
pluralistik, dapat diwujudkan dalam diri peserta didik.[11]
Namun
kenyataannya dalam praktek pelaksanaan kinerja guru di sekolah sebagai lapangan
pekerjaan sekaligus pelayanan, masih banyak guru yang belum sepenuhnya
menyadari tugas dan panggilannya. Salah satunya adalah seperti yang terjadi di
kota Medan. Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan daerah yang
paling berkembang dibandingkan dengan daerah lainnya di Sumatera Utara.Hal ini
tentu saja berdampak pada semua aspek hidup masyarakat yang tinggal di
dalamnya, ada yang positif namun ada juga dampak negatif dari perkembangan itu.Dampak
positifnya, luasnya ruang lingkup yang dapat dijangkau oleh masyarakat di
daerah ini, termasuk guru, seperti mudahnya memperoleh akses teknologi dan
informasi.Sedangkan salah satu dampak negatifnya adalah seiring dengan
kemudahan tersebut, tidak jarang dimanfaatkan oleh guru untuk menambah jam
kerja di luar jam yang dimilikinya pada instansi sekolah tertentu.Sehingga
profesi yang diemban oleh guru tidak lebih hanya sekedar pekerjaan untuk
mencapai materi atau upah. Akibatnya, jika guru telah selesai melakukan proses
pembelajaran, akan langsung meninggalkan sekolah dan mengajar di tempat lain. Dengan demikian, hal ini akan berdampak pada
kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik di luar jam kelas.
Kemudian,
program pemerintah yang telah menaikkan anggaran Pendidikan sebesar 20 % dari
APBN yang diaplikasikan dalam bentuk sertifikasi guru (PAK), dan insentif guru,
berdampak pada banyaknya masyarakat yang ingin menjadi guru, termasuk di bidang
PAK. Proses ini tentu saja berakibat
pada semakin berkurangnya pemahaman bahwa guru PAK adalah tugas panggilan, yang
diakibatkan betapa mudahnya untuk menjadi guru karena pengaruh remunirasi dan
perhatian pemerintah serta banyaknya lembaga pendidikan Teologi di kota Medan
yang menghasilkan guru PAK. Jika demikian, guru PAK yang dihasilkan adalah guru
PAK yang asal jadi dalam arti guru PAK yang kurang menghargai panggilan yang
diembannya.
Berdasarkan
uraian di atas terlihat bahwa terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan.Di
satu sisi, pemerintah dan Alkitab sebagai firman Allah mengharapkan agar guru
PAK adalah guru yang benar-benar memahami dan menunaikan tugas Panggilannya
sebagai rekan sekerja Allah untuk memberitakan karya Allah dalam Kristus. Sedangkan di sisi
lainnya adalah bahwa pekembangan jaman dan meningkatnya perhatian pemerintah
terhadap guru mengakibatkan banyaknya guru PAK yang kurang memahami tugas
panggilannya akibat mudahnya memperoleh pendidikan guru PAK. Dengan demikian,
berdasarkan persoalan ini peneliti mengangkat masalah ini sebagai Tesis dengan
judul: Pengaruh Pemahaman Guru PAK
Tingkat SLTA Se
Kota Medan Tentang Panggilan Pelayanan Berdasarkan 2 Timotius 4: 1 – 5 Terhadap
Kinerja Mereka.
Identifikasi
Masalah Penelitian
Identifikasi
masalah merupakan upaya untuk mengelompokkan, mengurutkan sekaligus memetakkan
masalah-masalah tersebut secara sistematis berdasarkan keahlian bidang peneliti.
Sehubungan dengan pernyataan ini, maka dalam penelitian ini, peneliti
mengidentifikasi pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:
Pertama,masih adanya guru PAK belum memahami
hakikat dan pengertian PAK di Sekolah. Jika demikian bagaimanakah pemahaman
guru PAK terhadap hakikat dan pengertian PAK?
Kedua,sebagian
guru PAK belum memahami bahwa pada dasarnya PAK tidak berbeda dengan mata pelajaran
lain di sekolah. Jika demikian bagaimanakah pemahaman guru PAK terhadap muatan
dan isi PAK di sekolah?
Ketiga,masih
adanya guru yang belum memahami sepenuhnya bahwa keberadaan guru PAK di sekolah
tidak terlepas dari kedudukan, fungsi dan tujuan, serta tanggung jawabnya sebagai pendidik
profesional. Jika demikian bagaimanakah pemahaman
guru PAK terhadap kedudukan, fungsi dan tujuan, serta tanggung jawab dan
peranannya di sekolah?
Keempat,
masih adanya guru yang belum memahami bahwa dalam ruang lingkup pendidikan,
maju dan mundurnya suatu lembaga sangat dipengaruhi oleh kinerja dari individu
guru. Jika demikian bagaimana pemahaman
guru PAK terhadap kinerjanya di sekolah?
Kelima,
kualitas pendidikannya tidak terlepas dari peran kinerja individu guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Jika demikian faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi kinerja guru PAK?
Keenam, Alkitab dengan jelas mencatat bahwa
menjadi seorang guru PAK harus memiliki kriteria yang sesuai dengan firman
Allah. Jika demikian bagaimanakah
pemahaman guru PAK terhadap tugas dan tanggung jawabnya di hadapan Allah?
Ketujuh, dalam 2 Timotius 4: 1-5 dijelaskan
agar seorang hamba Tuhan senantiasa menunaikan tugas dan panggilannya sebagai
pelayan Allah. Jika demikian,
bagaimanakah pemahaman guru PAK terhadap tugas dan panggilannya berdasarkan 2
Timotius 4: 1 – 5?
Kedelapan, pekembangan jaman mengakibatkan
banyaknya guru PAK yang kurang memahami panggilannya akibat mudahnya memperoleh
pendidikan guru PAK. Jika demikian bagaimana pemahaman guru PAK terhadap
kemudahan untuk memperoleh pendidikan keguruan PAK saat ini?
Pembatasan
Masalah Penelitian
Sehubungan
dengan sangat rumit dan kompleksnya sebuah penelitian, maka perlulah dibuat
pembatasan masalah, seperti yang dikemukakan oleh Winarmo Surakhmad, bahwa:
“Pembatasan ini bukan saja memudahkan dan menyederhanakan bagi penyelidik
tetapi untuk pemecahan tenaga, kesehatan, ongkos, dan lain-lain yang timbul
dalam rencana tersebut.”[12]Sehubungan
dengan pedoman ini, dari beberapa identifikasi masalah tersebut di atas,
peneliti dalam tesis ini hanya membatasi beberapa masalah yang akan diteliti. Masalah
yang peneliti pilih adalah pada nomor 7, 6, dan 5.Masalah-masalah tersebut
antara lain:
Pertama,
bagaimanakah pemahaman guru PAK tentang tugas dan panggilannya berdasarkan 2
Timotius 4: 1 – 5?
Kedua,
bagaimanakah pemahaman guru PAK tentang kinerjanya sebagai guru di
lingkungan pendidikan?
Ketiga,
bagaimanakah keterkaitan antara pemahaman panggilan guru PAK berdasarkan 2
Timotius 4: 1- 5 dengan kinerja guru-guru PAK tingkat SLTA se Kota Medan?
Perumusan
Masalah Penelitian
Perumusan
masalah diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena,
baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya
sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang
lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Dari
pembatasan masalah di atas, maka dapat disusun rumusan masalah penelitian ini
dalam bentuk kalimat tanya sebagai berikut:
Pertama, bagaimanakah pemahaman
guru PAK tingkat SLTA se Kota Medan tentang
panggilan pelayanan berdasarkan 2 Timotius 4: 1 – 5?
Kedua, bagaimanakah pemahaman guru PAK tingkat SLTA se Kota Medan tentang kinerja
mereka?
Ketiga, bagaimanakah pengaruh antara pemahaman
guru PAK PAK tingkat SLTA se Kota Medan
tentang panggilan pelayaan berdasarkan 2 Timotius 4: 1-5 terhadap kinerja mereka?
Tujuan
Penelitian
Agar
penelitian mencapai titik fokus dan
memiliki arah yang jelas maka perlu adanya tujuan penelitian untuk menentukan langkah-langkah
yang akan dilaksanakan dalam melakukan penelitian, karena tujuan penelitian
merupakan penunjuk arah dalam perjalan sebuah penelitian ilmiah. Seperti yang dikemukakan oleh Mohammad Ali
bahwa:
Ketajaman
seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian akan sangat mempengaruhi
penelitian yang akan dilaksanakan, karena tujuan penelitian pada dasarnya
merupakan titik tujuan yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian,
harus mempunyai rumus yang jelas terperinci dan operasional.[13]
Sesuai
dengan judul penelitian dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Pertama, untuk mengetahui bagaimana pemahaman guru PAK tingkat SLTA se Kota Medan tentang panggilan
pelayanan berdasarkan 2 Timotius 4: 1 – 5.
Kedua, untuk mengetahui bagaimana pemahaman guru PAK tingkat SLTA se kota Medan tentang kinerja
mereka.
Ketiga,untuk mengetahui bagaimana pengaruh
antara pemahaman guru PAK tingkat SLTA se kota Medan tentang panggilan Pelayaan
Berdasarkan 2 Timotius 4: 1-5 terhadap kinerja mereka.
Kepentingan
Penelitian
Penelitian
dalam bidang pemahaman tugas dan tanggung jawab berdasarkan 2 Timoius 4: 1 – 5
dan kinerja guru PAK ini memiliki kepentingan dari sudut teoritis maupun sudut
praktis. Berdasarkan pedoman tersebut, maka
akan dijelaskan kepentingan penelitian dalam tesis ini sebagai berikut:
Kepentingan
Teoritis
Pertama,
hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca untuk mengetahui dan
memahami tentang tugas panggilan guru PAK dan kinerjanya dalam dunia
pendidikan, khususnya dalam aktifitas pembelajaran.
Kedua,
Sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya yang ingin memperdalam penelitian
tentang hal-hal yang berhubungan dengan tugas panggilan guru PAK dan kinerjanya.
Kepentingan
Praktis
Pertama,
sebagai salah satu persyaratan bidang akademik untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan Kristen
Kedua,
hasil penelitian ini menjadi diharapkan menjadi terapan ilmu bagi guru PAK
maupun calon guru PAK untuk mengerti dengan jelas tugas panggilannya sebagai profesi
yang telah ditentukan Allah. Dengan demikian sebagai seorang guru PAK dapat
mengaplikasikan tugas panggilan itu dalam hubungannya dengan anak didik
Ketiga,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagaimana meningkatkan kinerja
guru di sekolah.
Keempat,
penelitian ini diharapkan menjadi salah satu pedoman bagi gereja untuk
meningkatkan pengajaran PAK bagi jemaat.
Kelima,
bagi Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan, penelitian ini diharapkan menambah
khazanah kepustakaan tentang panggilan guru PAK.
Keenam,
untuk peneliti selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk
meneliti dan memperdalam ilmu penelitian pada ruang lingkup dan persoalan yang
sama, yakni tentang panggilan guru PAK.
[1] Sariaman Sitanggang. Bagaimana
Menyusun KTSP & Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen - Tingkat
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Egrateia Putra Jaya, 2007),
55.
[2] Dedi Hamid. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem
PendidikanNasional, (Jakarta: Durat Bahagia 2003), 3.
[3]Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen, Pasal 1 ayat 1.
[4]Tabrani Rusyan dkk.Upaya
Meningkatkan Budaya Kinerja Guru, (Cianjur: CV. Dinamika Karya Cipta,
2000), 17.
[5]Tabrani. 18
[6] Dalam Yakobus 3: 1, 13, 17 dikatakan bahwa: “Saudara-saudaraku,
janganlah banyak orang diantara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa
sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat...siapakah
diantara kamu yg bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yg baik
menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemah lembutan...hikmat
yang dari atas”.
[7] Tentang hal ini Andar Ismail mengutip Markus 4: 3 pada bukunya
yang berjudul Selamat Menabur,
(Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2002), 3.
[8] Andar Ismail. 1- 2.
[9] Bandingkan dengan Efesus 4: 11 Tentang Jawatan Gereja
[10] E. G. Homrighausen dan I.H. Enklaar. Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 164 –
165.
[11]Depdiknas. Kurikulum, Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAK untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Depdiknas, 2004), 1.
[12] Winarmo Surakhmad. Pengantar
Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 2005), 36.
[13] Mohammad Ali. Prosedur
Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Aksara, 1985), 30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar