Apakah Alkitab Dapat Dipercaya?
Hak Cipta
Originally published in English under
the title Can I Really Trust the Bible?
Copyright ©1986 by RBC Ministries
All rights reserved
Published by arrangement with RBC
Ministries
Hak cipta terjemahan Indonesia:
YAYASAN GLORIA (Anggota PLKI)
PO Box 6313, Yogyakarta 55233
Faks: 0274-565257
E-mail: penerbitan@glorianet.org
www.glorianet.org
Penerjemah: Okdriati Handoyo
Penyunting: Mariani Sutanto
Asisten Editorial: Maria Goretti Saptini
Penyelia Editorial: Agustina Wjayani
Perancang Sampul: [LLG]
Cetakan:
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6
5 4
05 04 03 02 01
Tiada kata yang lebih tepat selain
ucapan terima kasih di dalam kasih-Nya, karena Anda telah menghargai dan tidak
memperbanyak dalam bentuk apa pun, karya saudara seiman Anda ini
Daftar Isi
Kata
Pengantar
Keberatan-keberatan
Terhadap Alkitab
Alkitab
Adalah Buku yang Berbeda
Anda Dapat
Mempercayai Alkitab
Pernyataan-pernyataan
Alkitab Sendiri
Isi Naskahnya
yang Terjamin
Ketepatan
Datanya yang Terbukti
Dampak
Positifnya yang Nyata
Bagaimana
Terjadinya Alkitab Kita
"Kami
Berusaha Membuktikan Kesalahannya"
Pertimbangkanlah
Baik-baik
Kata Pengantar
Apakah Alkitab dapat dipercayai?
Dapatkah saya menemukan alasan yang tepat untuk menerima pandangan-pandangannya
yang "kuno"? Alkitab adalah sebuah buku tua di dunia modern. Jika
saya hendak mempercayai isinya, saya harus memiliki alasan yang kuat mengapa
saya harus mempercayainya, dan apa konsekuensinya terhadap sikap saya mengenai
masalah-masalah seks, pernikahan, pekerjaan dan ibadah.
Andaikata pikiran-pikiran semacam ini
memenuhi benak Anda dari waktu ke waktu, kami akan merasa senang bila dapat
membantu Anda. Buku ini kami persembahkan kepada Anda untuk menunjukkan wibawa
Alkitab yang telah teruji dari waktu ke waktu. Kami berharap Anda akan memiliki
pemahaman yang baru tentang Alkitab, buku yang telah banyak memberi arti bagi
kehidupan orang-orang yang mempercayainya. Martin R. De Haan II
Keberatan-Keberatan
Terhadap Alkitab
Lebih dari 50.000 buku diterbitkan
setiap tahun di Amerika. Buku-buku itu meliputi banyak topik, mulai dari
makanan ringan sampai minuman keras, dari antropologi hingga zoologi, dari
Afganistan sampai Zimbabwe. Namun, orang-orang yang percaya pada Alkitab
menyatakan bahwa Alkitab adalah buku yang berbeda dari buku apa pun yang pernah
diterbitkan. Mereka yakin bahwa Alkitab adalah satu-satunya buku yang ditulis
oleh Allah sendiri dan karenanya hanya Alkitab yang dapat menunjukkan kepada
kita bagaimana mengenal Allah, bagaimana seharusnya kita hidup dan bagaimana
memperoleh hidup yang kekal.
Banyak orang tidak sependapat. Mereka
berpikir, mana mungkin Alkitab yang di dalamnya terdapat banyak kekurangan dan
hal-hal yang tak masuk akal, ditulis oleh Allah. Berikut ini beberapa komentar
mereka tentang Alkitab:
"Alkitab tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah." Orang
yang berpikir demikian berangga-pan bahwa Alkitab penuh dengan
kesalahan-kesalahan yang tak dapat diterima secara ilmiah, dengan demikian
pesan rohaninya pun tak mungkin dapat diterima.
Sebenarnya, justru karena
kesaksian-kesaksiannya yang begitu alamiah, banyak ilmuwan menemukan hal-hal
yang luar biasa dari Alkitab yang kemudian mendorong mereka untuk melakukan
penelitian lebih mendalam lagi. Misalnya, bagaimana mungkin matahari pernah
berhenti bergerak di tengah langit, bagaimana bangsa Israel diberi makan burung
puyuh, atau bagaimana Nabi Yunus dapat tetap hidup selama tiga hari di dalam
perut ikan.
"Alkitab tidak tepat dalam hal
yang berkaitan dengan sejarah." Orang-orang
yang percaya Alkitab sering menekankan bahwa Alkitab berasal dari Allah dan tak
mungkin salah. Itulah sebabnya orang-orang yang tidak setuju sering memakai
fakta-fakta sejarah untuk menyerang. Setiap kali mereka menemukan data sejarah
tertentu yang tampaknya bertentangan dengan Alkitab, mereka akan segera
menyimpulkan bahwa Alkitablah yang salah. Dan, selama nama atau peristiwa yang
terdapat di dalam Alkitab tidak dapat dibuktikan dengan fakta sejarah, mereka
menganggap Alkitablah yang salah. "Alkitab adalah buku yang ketinggalan
zaman." Tak terlalu banyak buku dari 2000 tahun lalu yang masih
diterbitkan sampai saat ini. Namun, hal yang mengungkapkan kelebihan buku yang
bernama Alkitab ini justru telah diputarbalikkan sebagai kelemahan. Para ahli
pikir modern yang telah mengem-bangkan filsafat dan teori-teori baru tentang
kehidupan mengatakan bahwa tak satu pun buku dari berabad-abad yang lampau
dapat relevan dengan kehidupan modern saat ini, terutama dalam hal seks,
pernikahan, etika dan bisnis.
"Alkitab hanyalah sebuah
rekayasa manusia." Orang yang berkata demikian
beranggapan bahwa Alkitab adalah hasil pengembangan khayalan manusia dan
mitos-mitos nenek moyang. Mereka menganggap Alkitab sama saja dengan buku-buku
dongeng tentang dewa-dewi Yunani atau dengan tulisan-tulisan religius lainnya.
Bagi mereka, Alkitab hanyalah salah satu buku dari buku-buku agama yang ada.
======================================================================
"Dengan menolak Alkitab …
sesungguhnya itu berarti kita
menutup mata terhadap bukti-bukti yang
luar biasa tentang
kasih karunia."
======================================================================
Demikianlah, banyak orang menolak bahwa
Alkitab adalah firman Allah. Mereka juga menolak bahwa Alkitab adalah buku yang
dapat kita pedomani dalam perjalanan dan tujuan hidup kita. Namun, dengan
menolak Alkitab, sebagaimana akan kita bahas pada halaman-halaman berikut,
sesungguhnya itu berarti kita menutup mata terhadap bukti-bukti yang luar biasa
tentang kasih karunia yang besar. Dan yang lebih penting, itu berarti
mengingkari kebutuhan hakiki manusia sendiri ~~ serta mengabaikan keselamatan
yang ditawarkan lewat pemberitaannya.
Alkitab Adalah
Buku Yang Berbeda
Alkitab adalah buku yang berbeda, bukan
semata-mata karena buku ini dinyatakan berasal dari Allah. Joseph Smith,
pendiri aliran Mormon, menyatakan bahwa wahyu yang diterimanya berasal dari
Allah. Aliran kepercayaan apa pun akan mengatakan bahwa kitab suci mereka
berasal dari Allah.
Namun Alkitab menjadi buku yang
benar-benar berbeda karena pandangan-pandangannya tentang Allah, manusia,
keselamatan dan kebenaran.
1. Pandangan Alkitab tentang Allah.
Alkitab memperkenalkan Allah sebagai Tuhan dan pemerintah segala sesuatu
(1Tawarikh 29:11*); sebagai Tuhan yang pengasih dan penyayang, panjang sabar
dan besar kasih setiaNya (Mazmur 145:8*); dan sebagai Allah yang esa (Ulangan
6:4*). Sementara yang lain ada yang menggambarkan Allah sebagai Allah yang
keras, tak dapat diduga dan tak berbelas kasihan. Ajaran Mormon bahkan
mengatakan bahwa ada banyak allah dan Allah itu sebenarnya manusia juga,
sehingga setiap manusia mempunyai kemungkinan untuk menjadi Allah.
Sebaliknya, Alkitab malah menyatakan
bahwa Allah yang benar itu telah menjadi manusia dalam diri Tuhan Yesus
Kristus. Seorang ahli dalam bidang perbandingan agama dari Inggris, J.N.D.
Anderson, menulis:
Agama-agama lain memang mencantumkan
kepercayaannya bahwa Allah atau salah satu dari allahnya dapat mewujudkan
dirinya sekali waktu atau beberapa kali menjadi manusia … . Namun,
ajaran Kristen dengan jelas menyatakan bahwa dasar keesaan, kemahaadaan,
kemahatahuan dan segala keberadaan tentang Allah telah terwujud dengan unik
dalam karyaNya, bukan hanya dengan mengambil rupa manusia, tetapi benar-benar
menjadi manusia sejati (Christianity and Religion, hal. 51).
2. Pandangan Alkitab tentang manusia.
Alkitab memberikan gambaran yang lebih seimbang dan realistis tentang manusia.
Alkitab tidak meninggikan manusia di atas keadaan sebenarnya, sebagaimana yang
dikatakan ajaran Yunani kuno bahwa "para dewa adalah manusia yang kekal,
dan manusia adalah para dewa yang fana." Alkitab juga tidak merendahkan
manusia pada keadaan yang tidak seharusnya seperti yang dikatakan psikolog B.F.
Skinner bahwa manusia tidaklah lebih dari sejenis makhluk kompleks yang
dipengaruhi oleh lingkungannya.
Sebaliknya, Alkitab dengan adil
mengutarakan baik sisi keagungan maupun kehinaan manusia. Alkitab mengungkapkan
keagungan penciptaan manusia sebagai gambar Allah, tetapi juga kejatuhannya
dalam dosa yang membuatnya kehilangan kemuliaan. Alkitab menegaskan tanggung
jawab yang harus dipikul manusia akibat dosa, sekaligus memberi pengharapan
bagi kelepasannya.
======================================================================
"Berita yang dibawanya tidak
hanya memberi kuasa, tetapi
juga memberi banyak bukti nyata."
======================================================================
3. Pandangan Alkitab tentang
keselamatan. Keselamatan manusia yang ditawarkan Alkitab sangatlah berbeda
dengan yang ditawarkan kepercayaan lain di dunia ini. Alkitab menawarkan
keselamatan melalui Yesus Kristus. Keselamatan yang bukan karena perbuatan
manusia, tetapi semata-mata karena anugerah yang diterima dengan iman.
4. Pandangan Alkitab tentang kebenaran.
Pernyataan Alkitab didukung fakta-fakta sejarah dan geografis yang nyata.
Itulah sebab mengapa orang-orang Kristen pada abad-abad pertama demikian
tertarik pada berita tentang kebangkitan Kristus. Sebab berita yang dibawanya
tidak hanya memberi kuasa tetapi juga memberi banyak bukti nyata.
Anda Dapat
Mempercayai Alkitab!
Jika kita mempercayai Alkitab, kita akan
mendapati bahwa Alkitab dapat dipercaya. Jika kita percaya bahwa Alkitab
berasal dari Allah dan Allah telah memberikannya kepada kita, maka kita akan
dapat memahami pengertian-pengertian yang dijelaskan Alkitab kepada kita. Jika kita
sakit, sebagai contoh, kita tentu tidak akan memanggil seorang pelukis untuk
mendiagnosa penyakit kita dan meminta resep obat darinya. Namun, kita tentu
akan mencari orang yang benar-benar ahli yang dapat kita percayai untuk memberi
pengobatan yang tepat bagi kita.
Bagaimana dengan keputusan-keputusan
yang lebih penting dan mendasar dalam hidup kita? Ke mana kita harus mencari
pedoman mengenai hal-hal yang benar atau salah? Kepada siapa kita bertanya
tentang makna dan tujuan hidup ini? Ke mana kita harus mengarahkan diri pada
saat hidup kita dipenuhi beban dosa dan kelemahan? Bagaimana kita memperoleh
kelepasan, petunjuk untuk masa depan dan harapan di balik keputusasaan?
Sekali lagi, jika kita dapat mempercayai
bahwa Alkitab telah diberikan Allah untuk kita, maka kita pun akan memiliki
buku yang dapat kita percayai, buku yang tak ada duanya di dunia ini.
Pada halaman-halaman berikut, kita akan
menggolongkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Alkitab dapat dipercayai ke
dalam empat kategori dasar, yakni: pernyataan-pernyataan Alkitab sendiri, isi
naskahnya yang terjamin, ketepatan datanya yang terbukti, dan dampak positifnya
yang nyata. Secara lebih terinci, kategori-kategori ini akan diuraikan menjadi
10 bagian, yakni: (1) Pernyataan Alkitab tentang Alkitab, (2) Pernyataan
Kristus tentang Alkitab, (3) Pernyataan para penulis Alkitab tentang Alkitab,
(4) Keselarasan isi Alkitab, (5) Keaslian isi Alkitab, (6) Ketepatan data
sejarah dalam Alkitab, (7) Ketepatan data ilmiah dalam Alkitab, (8) Ketepatan nubuat
dalam Alkitab, (9) Dampak Alkitab pada masyarakat, dan (10) Dampak Alkitab pada
individu
Sementara kita membahas 10 pokok bahasan
yang telah meyakinkan kami bahwa Alkitab adalah firman Allah, kami berharap
Anda pun akan benar-benar menjadi yakin bahwa Alkitab adalah buku yang dapat
Anda percayai.
PERNYATAAN-PERNYATAAN ALKITAB SENDIRI
M A N U S I A P E R C A Y A
|
3.
Pernyataan Para Penulis Alkitab
2.
Pernyataan Kristus Tentang Alkitab
1.
Pernyataan Alkitab Tentang Alkitab
|
F I R M A N A L L A H
|
Bukti bahwa
Alkitab dapat dipercayai dimulai dengan pernyataan-pernyataan di seputar
Alkitab itu sendiri. Jika Anda menyempatkan diri membaca Alkitab, Anda akan
segera menemukan bukti kuat bahwa para penulis buku ini yakin bahwa Alkitab
adalah sebuah pemberian Allah yang unik. Kita akan memperhatikan tiga macam
pernyataan dari bagian ini, yakni: (1) Pernyataan Alkitab tentang Alkitab, (2)
Pernyataan Kristus tentang Alkitab, dan (3) Pernyataan para penulis Alkitab
tentang Alkitab.
1. Pernyataan Alkitab Tentang Alkitab.
Pernyataan Alkitab pertama-tama adalah bahwa Alkitab merupakan firman Allah
kepada manusia (2Tim 3:16; 2Petrus 1:20-21*). Tampaknya mungkin bukan merupakan
alasan yang kuat bagi kita untuk mempercayainya, akan tetapi ini merupakan permulaan
yang baik. Jika Alkitab tidak membuat pernyataan tentang dirinya sendiri,
kitalah yang harus melakukannya. Dengan pernyataannya ini Alkitab menyatakan
bahwa meskipun Alkitab ditulis oleh manusia, tetapi para penulisnya diilhami
oleh Allah. Dan sebagai sebuah buku yang diilhami Allah, Alkitab dapat menjadi
buku yang benar-benar patut dipercayai.
Apa yang dimaksud dengan diilhami? Ada
satu hal di sini, yakni bahwa kita tidak mengartikan pengilhaman di sini
seperti sebuah inspirasi yang muncul pada seorang penulis yang sedang berusaha
menulis sebuah buku atau seorang montir yang sedang mencari kerusakan pada
sebuah mobil. Sementara mereka bergumul dengan permasalahan mereka, tiba-tiba
saja mereka menemukan jalan keluar yang kemudian mereka sebut sebagai
mendapatkan inspirasi.
Pengilhaman Alkitab bukanlah seperti
itu. Pengilhaman dalam penulisan Alkitab berarti bahwa inisiatif penulisan itu
datang dari Allah dan dikendalikan oleh Allah sendiri. Dengan caraNya yang
supranatural, Roh Kudus telah memimpin Musa, Yesaya, Matius, Paulus dan para
penulis Alkitab lainnya untuk menuliskan pesan Allah kepada manusia.
Pernyataan Alkitab yang tidak lazim ini,
yakni bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah sendiri, dijelaskan dalam beberapa
pasal kunci di dalam Alkitab. Kita akan memperhatikan beberapa contoh di
antaranya. Bagian pertama terdapat dalam surat Paulus yang kedua kepada
Timotius: Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran (2Tim 3:16*).
Kata yang diterjemahkan dengan
"diilhamkan Allah" di sini berarti "difirmankan Allah." Hal
ini menunjukkan kepada kita bahwa Alkitab pada dasarnya adalah buah pikiran
Allah. Roh Kuduslah yang mempengaruhi setiap individu penulis Alkitab itu untuk
menuliskan pesan Allah yang hendak disampaikan kepada manusia.
Bagian penting kedua yang mengungkapkan
Alkitab sebagai firman Allah terdapat dalam salah satu surat Petrus:
Yang terutama harus kamu ketahui,
ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut
kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia,
tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (2Petrus
1:20-21*).
Pernyataan ayat ini sungguh luar biasa!
Dinyatakan bahwa nubuat-nubuat dalam Alkitab tidak berasal dari kehendak para
penulis, mereka hanya menyampaikan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka.
Mereka digerakkan (atau lebih tepat "dikuasai") oleh Roh Kudus.
Meskipun demikian, ini tidak berarti kepribadian dan gaya penulisan mereka
diabaikan sama sekali. Mereka dikendalikan supaya mereka terhindar dari
kemungkinan melakukan kesalahan pada saat menuliskannya. Mereka juga dikuasai
Roh Kudus agar benar-benar hanya menyampaikan apa yang Allah kehendaki untuk
diketahui manusia.
Pernyataan Alkitab bahwa ia ditulis oleh
Allah menunjukkan bahwa Alkitab adalah buku Allah, bukan buku manusia. Paulus
memberitahu kita bahwa hal-hal rohani yang ditafsirkannya adalah
"perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi
oleh Roh" (1Kor 2:13*).
Ya, Alkitab menyatakan bahwa firman
Allah berkuasa, hidup, dan kekal (1Yohanes 1:1-3; Ibrani 4:12; 1Petrus
1:23-25*). Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah firman Allah yang
disampaikan kepada semua orang tanpa kecuali ~~ sebuah Buku yang dapat Anda
percayai!
==============================================================
"Kenyataan bahwa Kristus sendiri
berpegang pada Alkitab
merupakan alasan yang terkuat bagi kita
untuk
melakukannya juga."
==============================================================
2. Pernyataan Kristus Tentang Alkitab.
Sepanjang kehidupanNya di dunia ini, Yesus Kristus selalu meneguhkan apa yang
dikatakan Alkitab. Baik melalui kata-kataNya tentang Alkitab maupun dalam
caraNya mengutip ayat-ayat Alkitab, sang Anak Allah telah menunjukkan bahwa
Alkitab adalah firman Allah. Renungkanlah hal-hal berikut ini:
a. Yesus meneguhkan kebenaran Alkitab
dengan menyebutnya:
. "firman Allah" (Markus 7:13;
Yohanes 10:35*).
. "Kitab Suci" (Lukas 4:20-21;
Yohanes 5:39; 10:35*).
. "perintah Allah" (Markus
7:8*).
b. Yesus menerima nama-nama tokoh dan
peristiwa-peristiwa di dalam Perjanjian Lama sebagai bukti-bukti sejarah:
. Adam dan Hawa (Matius 19:4-5*).
. Nuh dan air bah (Matius 24:37-39*).
. Lot, istrinya dan Sodom (Lukas 17:26-32*).
. Tanda Yunus (Matius 12:38-41*).
c. Yesus menyatakan bahwa perkataanNya
adalah firman Tuhan dan karenanya dapat dipercaya (Yohanes 12:48-49*).
d. Yesus mendorong orang untuk
bertangggung jawab terhadap apa yang telah ditulis di dalam Alkitab (Matius
12:3-8*).
e. Yesus menggunakan ayat-ayat Alkitab
untuk membungkam para pengritikNya:
. Yohanes 10:34 sebagai kutipan dari
Mazmur 82:6*.
. Matius 22:32 sebagai kutipan dari
Keluaran 3:6,15*.
. Matius 22:42-44 sebagai kutipan dari
Mazmur 110:1*.
f. Yesus menggunakan otoritas Alkitab
untuk mengalahkan pencobaan Iblis di padang gurun (Matius 4:4,7,10*).
Dengan mengutip dan memakai Alkitab,
Yesus telah membuktikan bahwa Dia menerima Alkitab sebagai suatu kebenaran.
Sepanjang kehidupanNya di dunia ini, sang Firman Hidup itu telah meneguhkan
firman tertulis (Alkitab).
3. Pernyataan Para Penulis Alkitab
Tentang Alkitab. Para penulis Alkitab mengukuhkan pernyataan Alkitab dengan
menerima bagian lain dari Alkitab sebagai firman Allah. Mereka juga menguatkan
pernyataan ini dengan memandang diri mereka sendiri sebagai bagian dari rencana
Allah dalam rangka membuat manusia mengenal Allah.
Pertama-tama, mari kita perhatikan
pandangan para penulis terhadap Alkitab:
_
Ketika Daniel membaca nubuat nabi Yeremia bahwa penindasan Babilon atas
Yerusalem akan berlaku selama 70 tahun, ia menerima hal itu sebagai suatu
kebenaran dan mulai berdoa dan bermohon kepada Tuhan (Daniel 9:2-3*).
_
Petrus menerima nubuat-nubuat dalam Alkitab sebagai dorongan Roh Kudus
atas orang-orang yang berbicara atas nama Allah (2Petrus 1:21*).
_
Petrus juga mengakui tulisan-tulisan Paulus sebagai karunia hikmat yang
dari Tuhan, meskipun ada juga hal-hal yang sukar dipahami dalam surat-suratnya
(2Petrus 3:15-16*).
_
Yohanes menyatakan bahwa tulisan-tulisan para rasul, seperti juga
tulisan-tulisannya sendiri, berasal dari Allah dan berkuasa (1Yohanes 4:6*).
Kedua, kita akan memperhatikan bagaimana
para penulis memandang diri mereka sebagai penyampai firman Allah lewat
bagian-bagian berikut ini:
_
Nabi Yesaya memulai kitabnya dengan pernyataan: "Sebab TUHAN
berfirman" (Yesaya 1:2*).
_
Yeremia mengawali nubuat-nubuatnya dengan perkataan: "Firman TUHAN
datang kepadaku" (Yeremia 1:4*).
_
Yehezkiel pergi kepada bangsanya dan berkata kepada mereka:
"Beginilah Firman Tuhan ALLAH" (Yehezkiel 3:11*).
_
Paulus menegaskan bahwa firman yang diberitakannya adalah dari Tuhan
sendiri, bukan dari manusia (Galatia 1:11-12*; 1Tesalonika 2:13*).
Mari kita simpulkan
pernyataan-pernyataan Alkitab ini. Alkitab sendiri menyatakan bahwa ia adalah
buku dari Allah. Yesus Kristus mengukuhkan pernyataan ini. Dan para penulis
Alkitab pun meneguhkannya dengan menerima tulisan orang lain maupun tulisannya
sendiri sebagai firman Allah.
ISI NASKAHNYA YANG TERJAMIN
M A N U S I A P E R C A Y A
|
5.
Keaslian Isi Alkitab
4.
Keselarasan Isi Alkitab
3.
Pernyataan Para Penulis Alkitab
2.
Pernyataan Kristus Tentang Alkitab
1.
Pernyataan Alkitab Tentang Alkitab
|
F I R M A N A L L A H
|
Isi naskah Alkitab yang terjamin
keabsahannya merupakan alasan berikutnya bagi kita untuk memper-cayai Alkitab.
Isi naskah Alkitab yang terjamin keabsahannya ini meliputi dua hal: (a)
Keselarasan isi Alkitab, dan (b) Keaslian isi Alkitab. Mari kita bahas
bagaimana Allah telah melindungi isi naskah-naskah Alkitab yang merupakan
firmanNya itu.
4. Keselarasan Isi Alkitab. Tulisan atau
karangan manusia sering memperlihatkan ketidakselarasan dan kontradiksi.
Buku-buku yang penulisnya lebih dari satu orang biasanya akan memuat banyak
ketidak sesuaian dalam hal falsafah, fakta, gaya atau pun gagasannya. Tidak
jarang tulisan yang dibuat oleh satu orang pun akan memuat berbagai kontradiksi
dalam hal fakta maupun logika. Namun, orang-orang yang telah mengabdikan
dirinya untuk menyelidiki Alkitab telah dibuat kagum secara terus-menerus oleh
keselarasan dan konsistensi pengajaran yang terdapat di dalam Alkitab.
Josh McDowell, seorang apologis
(pembela) ajaran Kristen yang terkenal, pernah diminta seseorang untuk menulis The
Great Books of the Western World, tulisan-tulisan yang mengisahkan tentang
tokoh-tokoh terkenal dunia Barat. McDowell malah balik meminta orang itu supaya
menentukan 10 penulis dari latar belakang yang sama, kurun waktu yang sama,
negara yang sama dan bahasa yang sama untuk membahas satu topik permasalahan
yang sama. "Apakah mereka semua akan sepaham?" tanya Josh. Orang itu
berkata, "Berguraukah Anda? Bukankah hal itu hanya akan menghasilkan
ide-ide yang campur aduk?"
Keselarasan isi yang menakjubkan dalam
Alkitab patut membuat kita percaya. Dari kitab Kejadian hingga kitab Wahyu,
Alkitab terus-menerus memberitakan satu hal, yakni pembebasan manusia dari
hutang dosanya melalui kematian Yesus Kristus. Perjanjian Lama memberitakan
pengharapan akan kedatanganNya, dan Perjanjian Baru menyampaikan penggenapan
dari semua pengharapan yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama.
Kalau saja Alkitab ditulis oleh satu
orang dan dalam satu kurun waktu tertentu, bukan hal yang istimewa kalau isinya
selaras dalam semua uraiannya. Namun, renungkanlah kenyataan yang sebenarnya
bahwa:
Alkitab ditulis
oleh 40 orang yang berbeda.
Alkitab ditulis
dalam kurun waktu lebih dari 1.600 tahun.
Bahasa asli
Alkitab terdiri dari tiga bahasa: Ibrani, Yunani dan Aram.
Latar belakang
para penulisnya pun bermacam-macam, ada nabi (Yeremia),
imam
(Zakharia), gembala (Amos), raja (Daud), pelayan (Nehemia), tabib
(Lukas),
pemungut cukai (Matius), dan orang Farisi (Paulus).
Alkitab ditulis
di tiga benua: Asia, Afrika, dan Eropa.
Jangka waktu
antara penulisan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru lebih dari 400 tahun.
Meskipun demikian, ternyata isi Alkitab
tetap merupakan satu kesatuan yang selaras. Bagaikan cabang, akar, batang dan
daun yang merupakan bagian dari satu pohon, bagian-bagian dalam Alkitab
terjalin dalam satu kesatuan isi. Seluruhnya mengarah pada pemberitaan dan
pengajaran tentang Yesus Kristus serta keselamatan yang dianugerahkanNya kepada
manusia. Inilah buku dari segala buku. Alkitab adalah buku yang dapat Anda
percayai.
5. Keaslian Isi Alkitab. Alkitab juga
merupakan buku yang dapat dipercayai oleh karena isinya yang terjamin
keasliannya. Memang tak satu pun dari naskah asli Alkitab yang ditulis oleh
para penulis aslinya yang masih utuh sampai sekarang. Semuanya telah hilang
atau rusak dimakan waktu yang berabad-abad. Hal ini memang sering menjadi
sasaran serangan orang-orang yang mempersoalkan keaslian Alkitab. Namun, kita
dapat meyakini bahwa Alkitab yang ada pada kita sekarang ini terjamin keaslian
isinya, karena Alkitab telah disalin dan diterjemahkan dari naskah yang sama
dengan aslinya.
======================================================================
"Rumput menjadi kering, bunga
menjadi layu, tetapi firman
Allah kita tetap untuk
selama-lamanya." Yesaya 40:8*
======================================================================
Perjanjian Lama. Kitab-kitab Perjanjian
Lama yang asli, sebagian besar ditulis dalam bahasa Ibrani. Kitab-kitab ini
disalin di atas papyrus (irisan batang semacam tumbuhan ilalang yang diproses
menjadi seperti kertas) atau perkamen (kulit binatang yang dikeringkan dan
diolah menjadi lembaran yang halus sekali). jika salinan ini sudah tua atau
rusak, maka akan dibuat salinan yang baru, sedangkan yang telah tua atau rusak
itu dimusnahkan.
Pekerjaan ini tidaklah mudah, karena
saat itu belum ada mesin fotokopi seperti sekarang ini. Semuanya harus ditulis
ulang dengan tangan. Dalam hal ini para penyalin kitab harus benar-benar cermat
meng-ikuti pedoman yang telah ditentukan untuk menghindari kemungkinan
melakukan kesalahan dalam penyalinan tersebut. Metode penyalinan yang telah
digunakan selama berabad-abad ini, dari tahun 500-900, adalah Metode Masorit.
Sistem yang dipakai para sarjana Ibrani ini adalah dengan menghitung secara
teliti. Pertama-tama mereka harus menghitung semua huruf yang terdapat dalam
satu halaman. Kemudian, setelah mereka selesai menyalin, mereka harus mencocokkan
lagi jumlah huruf yang mereka salin. Hal ini akan membuat mereka terhindar dari
kemungkinan mengulang maupun menghilangkan kata-kata atau baris-baris kalimat.
Kalau ternyata jumlah yang mereka hitung tidak cocok, mereka harus
menghancurkan salinan yang telah mereka buat dengan susah payah itu dan memulai
proses penya-linan yang baru lagi.
Dengan adanya metode ini, naskah-naskah
Ibrani sejak tahun 900 benar-benar bebas dari kemungkinan salah salin. Namun,
bagaimana dengan naskah-naskah sebelum tahun 900? Padahal sebagian besar isi
Perjanjian Lama ditulis berabad-abad sebelumnya. Kitab Maleakhi sebagai kitab
terakhir dari Perjanjian Lama telah selesai ditulis hampir 400 tahun sebelum
kelahiran Kristus. Bukankah kesalahan-kesalahan dapat saja terselip dalam kurun
waktu yang panjang itu?
Pertanyaan semacam ini memang tidak akan
terjawab dengan pasti sebelum ditemukannya naskah-naskah dari Laut Mati. Pada
suatu hari yang panas berdebu di tahun 1947, seorang pemuda Arab melemparkan
batu ke salah satu di antara ratusan goa yang terdapat di sekitar Laut Mati.
Anak itu kemudian terkejut, karena terdengar bunyi pecahnya suatu benda dalam
goa tersebut. Ketika ia merangkak masuk ke dalam goa untuk menyelidiki suara
tersebut, anak itu menemukan sebuah guci yang pecah beserta naskah-naskah kuno,
termasuk di dalamnya kitab Yesaya. Inilah koleksi pertama dari
penemuan-penemuan yang kemudian dikenal dengan naskah-naskah dari Laut Mati.
Sejak saat itu dimulailah penggalian
besar-besaran, dan para arkeolog kemudian menemukan cuplikan-cuplikan naskah
tiap kitab Perjanjian Lama, beberapa di antaranya malah berupa kitab yang
lengkap.
Lalu bagaimana dengan naskah-naskah
Masorit di atas? Apakah ada perbedaannya? Penyelidikan yang teliti untuk
mengadakan perbandingan pun dimulai lagi, dan hasilnya? Tidak ditemukan
perbedaan antara naskah-naskah yang ditemukan di sekitar Laut Mati dengan
naskah-naskah yang dikerjakan oleh para sarjana Masorit. Meskipun naskah-naskah
ini telah disalin hampir 1.000 tahun sebelumnya, ternyata isinya hampir sama
persis dengan naskah-naskah Masorit.
Berdasarkan bukti-bukti yang menakjubkan
ini, kita tentu dapat menjadi lebih yakin bahwa Perjanjian Lama yang telah
begitu cermat diselidiki dan dibuktikan keasliannya, benar-benar adalah firman
Allah yang dapat dipercayai.
Perjanjian Baru. Apa yang telah
dinyatakan tentang Perjanjian Lama di atas berlaku juga untuk Perjanjian Baru.
Kitab-kitab Perjanjian Baru juga terlindung dari kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi selama berabad-abad, meskipun kitab-kitab ini telah disalin ribuan
kali dan tersebar di gereja-gereja purba.
Sarjana-sarjana peneliti naskah
Perjanjian Baru telah bekerja ekstra keras dalam menyelidiki ribuan naskah yang
ditemukan. Mereka meyakinkan kita bahwa naskah-naskah Perjanjian Baru yang
disampaikan kepada kita sama otentiknya dengan yang ditulis oleh Matius,
Paulus, dan penulis kitab Perjanjian Baru lainnya. Memang telah ditemukan
variasi kecil di sana-sini, tetapi itu tidak mengubah arti pemberitaannya sama
sekali. Perbedaan yang terbanyak menyangkut variasi ejaan, seperti tulisan kata
"labour" digunakan di Inggris dan tulisan kata "labor"
digunakan di Amerika (keduanya memiliki arti yang sama, red). Sejumlah besar
naskah atau cuplikan-cuplikan naskah Perjanjian Baru telah diselidiki dan diperbandingkan.
Inilah tindakan pembuktian dokumen terbesar di masa itu. Perhatikanlah
perbandingan sebagai berikut:
Nama
Dokumen
|
Jumlah
Naskah
|
Tanda
Tahun
|
Strategi
Perang Kaisar
|
10
|
900
sesudah Masehi
|
Kisah
Livy tentang Roma
|
20
|
400
sesudah Masehi
|
Kisah
Thucydides
|
8
|
900 sesudah
Masehi
|
Kisah
Herodotus
|
8
|
900
sesudah Masehi
|
Perjanjian
Baru
|
14.000
|
125
sesudah Masehi
|
Dua penemuan penting terjadi lagi
beberapa tahun terakhir ini, yang semakin mendukung bukti-bukti otentik naskah
Perjanjian Baru. Pertama, Papyrus Perpustakaan Rylands yang berisi cuplikan
Yohanes 18:1-40* yang bertanda tahun 125
sesudah Masehi. Kedua, kumpulan Papyrus Chester Beatty yang berisi hampir semua
kitab Perjanjian Baru dan bertanda tahun antara 200-275 sesudah Masehi.
Penelitian yang sedemikian cermat
terhadap naskah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang dilakukan oleh para
cerdik pandai ~~ yang sebagian bahkan bukan orang Kristen ~~ telah memberi kita
alasan yang dibutuhkan untuk meyakini keotentikan Alkitab, meskipun kita tidak
pernah melihat naskah aslinya. Isi Alkitab yang terjamin keabsahannya ini
melengkapi alasan kita untuk dapat mempercayai Alkitab.
KETEPATAN DATANYA YANG TERBUKTI
M A N U S I A P E R C A Y A
|
8.
Ketepatan Nubuat dalam Alkitab
7.
Ketepatan data Ilmiah dalam Alkitab
6.
Ketepatan data Sejarah dalam Alkitab
5.
Keaslian Isi Alkitab
4.
Keselarasan Isi Alkitab
3. Pernyataan
Para Penulis Alkitab
2.
Pernyataan Kristus Tentang Alkitab
1.
Pernyataan Alkitab Tentang Alkitab
|
F I R M A N A L L A H
|
Alkitab yang menyebutkan fakta-fakta
sejarah, berkaitan dengan ilmu pengetahuan, dan menubuatkan hal-hal yang akan
terjadi di masa mendatang, dapat menjadi buku yang dipercayai karena memang apa
yang dikatakannya tepat terbuki. Apa yang kita harapkan dari sebuah buku resep
masakan? Kita tentu tidak berharap buku tersebut hanya merupakan kumpulan resep
yang ditulis oleh koki yang hanya dapat menuang susu untuk sarapan. Kita pasti
mengharapkan penulisnya telah terbukti keahliannya dalam hal masak-memasak sehingga
dapat memberikan takaran bahan dan ketentuan waktu yang tepat untuk membuat
masakan itu. Kita juga tentu mengharapkan pemakaian bahan-bahan yang lezat dan
bergizi untuk resep-resep masakan itu.
Patutkah kita mengharapkan hal yang
seperti itu terhadap buku yang mencatat perkataan dan perbuatan Allah serta
hubunganNya dengan manusia? Tentu saja kita mempunyai hak untuk menuntut
ketepatan semua data yang tertulis di dalamnya.
Apakah para penulis Alkitab menyadari
apa yang telah mereka katakan? Dapatkah data-data sejarah, ilmu pengetahuan dan
nubuat-nubuat yang ada di Alkitab dipercayai?
Jika sebuah buku memaparkan jalinan
sejarah manusia dan wahyu Allah namun isinya tentang manusia dan dunianya saja
sudah meragukan, maka apa yang dikatakan buku itu tentang Allah pun dapat
diragukan. Jika bagian-bagian tertentu dari Alkitab terbukti salah, maka bagian
lainnya pun mungkin salah juga. Namun syukurlah, Alkitab ternyata telah
membuktikan ketepatan tulisannya dalam hal-hal yang berkaitan dengan data-data
sejarah, ilmu pengetahuan dan penggenapan nubuat-nubuatnya. Semua yang tertulis
dalam Alkitab terbukti tepat dan dapat dipercaya.
6. Ketepatan Data Sejarah Dalam Alkitab.
Alkitab menyajikan data-data yang akurat tentang sejarah hidup manusia.
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru penuh dengan nama-nama orang, tempat dan
peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi di dunia ini. Dunia Alkitab bukanlah
dunia di awang-awang. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya semua
terjadi di dunia kita ini dengan orang-orang yang seperti Anda dan saya.
Kritik-kritik yang tajam terhadap
ketepatan data sejarah Alkitab terus dijawab oleh para arkeolog. Mereka
terus-menerus menemukan berbagai bukti yang makin lama makin menjelaskan
ketepatan isi Alkitab dalam hubungannya dengan sejarah.
Sebagai contoh, Perjanjian Lama
menyebutkan hampir 50 kali tentang orang/bani Het. Selama berabad-abad
orang-orang yang mempelajari sejarah purbakala bertanya-tanya mengenai data
sejarah orang Het ini, karena mereka belum menemukan bukti adanya orang/bani
Het itu. Namun pada tahun 1906, kota Het ditemukan di sekitar 145 km dari timur
Ankara, ibukota Turki.
======================================================================
"FirmanMu adalah kebenaran."
Yesus, dalam doaNya kepada Bapa (Yohanes 17:17*)
Dengan berlalunya waktu, semua kritik
terhadap Alkitab akan terjawab oleh para ahli dengan penemuan-penemuan
arkeologisnya. Nelson Glueck, seorang arkeolog Yahudi, berkata, "Kelak
akan ternyata bahwa tak ada penemuan arkeologi apa pun yang tak dapat
dikonfirmasikan dengan Alkitab" (Rivers in the Desert: History of
Neteg, hal. 31).
Penemuan tugu-tugu peringatan di kota
purba Ebla di utara Siria beberapa waktu yang lalu membawa pula angin segar
dalam upaya mengungkapkan ketepatan data-data sejarah dalam Alkitab. Sebuah
artikel di majalah Time mengungkapkan, "Penemuan ini tidak hanya
membuktikan pernah adanya kerajaan kecil yang terkenal di sekitar tahun
2400-2250 SM; tetapi juga menunjukkan bahwa data yang tertulis di dalam Alkitab
benar-benar nyata" (18 Oktober 1976, hal. 63).
Data-data dalam Perjanjian Baru pun
telah didukung dengan sejumlah penelitian dan penemuan. Injil Lukas dan Kisah
Para Rasul (keduanya ditulis oleh Lukas) telah menimbulkan kekaguman para
peneliti yang mencari sejumlah referensi tentang masyarakat dan tempat-tempat
pada zaman orang-orang Yahudi dan pemerintahan Romawi. Mengenai Lukas, F.F.
Bruce menulis: "Orang yang ketepatan perkataannya dapat dipegang dalam
hal-hal nyata akan dapat pula dipercaya dalam perkara-perkara yang tidak/belum
nyata" (The New Testament Documents: Are They Reliable? hal. 90).
Demikianlah, dapat dipercayanya
Perjanjian Baru dalam hal-hal yang berhubungan dengan data-data duniawi memberi
jaminan kepada kita bahwa apa yang ditulisnya tentang hal-hal surgawi pun dapat
dipercaya. John Warwick Montgomery pernah menulis, "Jadi, apakah yang
diketahui para ahli sejarah tentang Yesus Kristus? Yang pertama dan terutama,
mereka tahu bahwa kitab-kitab Perjanjian Baru dapat dipercaya dalam
pemberitaannya tentang Yesus Kristus. Kemudian, mereka juga tahu bahwa berita
tentang Yesus Kristus ini tidak dapat dijabarkan hanya dengan akal atau
filsafat manusia atau secara harafiah" (History and Christianity, hal.
40).
7. Ketepatan Data Ilmiah Dalam Alkitab.
Apakah Alkitab dan ilmu pengetahuan bertentangan? Haruskah kita melakukan
pilihan antara mau hidup bersandar pada iman kepercayaan atau berdasarkan
data-data ilmiah? Mendengar pembicaraan orang tertentu, Anda mungkin berpikir
bahwa ada pemisahan antara iman dan ilmu pengetahuan. Padahal sebetulnya tidak.
Konflik-konflik yang timbul di antara dua hal ini sebenarnya hanyalah akibat
dari adanya kesimpulan/pemahaman yang keliru dari orang-orang yang sebetulnya
kurang mendalami baik kebenaran isi Alkitab maupun perkembangan ilmu
pengetahuan.
Perdebatan muncul pada masa Galileo
karena beberapa pemimpin agama pada masa itu berbicara tentang ilmu pengetahuan
dan mengatakan bahwa bumilah yang menjadi pusat rotasi matahari. Sampai saat
ini pun konflik-konflik masih terus terjadi. Pihak yang satu menyimpulkan bahwa
seluruh kehidupan ini terjadi dengan sendirinya karena proses evolusi.
Sementara pihak lain berkata bahwa kehidupan yang kompleks ini terjadi
semata-mata karena ada yang menciptakannya. Orang yang tak percaya mujizat
saling bersitegang dengan mereka yang percaya bahwa mujizat-mujizat di Alkitab
memang benar-benar nyata. Hal ini terjadi karena mereka yang tidak percaya
Allah tidak dapat menerima pandangan orang percaya bahwa Allah Yang Mahakuasa senantiasa
turut campur tangan dalam segala aspek kehidupan manusia.
Inti perdebatan antara iman dan ilmu
pengetahuan pada dasarnya bukanlah pada aktual atau tidaknya data
masing-masing, melainkan lebih pada aktual atau tidaknya kesimpulan dan
pemahaman kedua pihak terhadap kebenaran datanya masing-masing.
Alkitab memang bukan buku ilmiah.
Ilustrasi yang sering digunakannya untuk menggambarkan segi-segi kehidupan,
kadang diartikan berbeda dalam ilmu pengetahuan. Misalnya, gambaran Alkitab
tentang terbenamnya matahari atau tentang keempat penjuru dunia. Para ilmuwan
tentu saja tak dapat menerima hal ini sebagai data yang akurat. Namun
sebenarnya, gambaran ini bukanlah gambaran yang harus diartikan secara
harafiah. Kalau Alkitab tengah mengatakan sesuatu yang harafiah tentang ilmu
pengetahuan, datanya pastilah benar.
Sebagai kesimpulan terakhir, Alkitab dan
ilmu pengetahuan tidak dapat dipertentangkan. Allah yang menciptakan langit,
bumi dan segala isinya, dan yang mengatur segala suatu di dunia ini adalah
Allah yang sama dengan Allah yang mengilhami Alkitab. Dialah Allah kebenaran
yang tidak memperten-tangkan diriNya sendiri. Jika Alkitab telah dipahami
dengan benar dan ilmu pengetahuan juga telah sampai pada kesimpulan-kesimpulan
yang terbukti kebenarannya, keduanya pastilah akan mencapai titik temu yang
sempurna.
8. Ketepatan Nubuat Dalam Alkitab.
Bagaimana pendapat Anda tentang seorang dokter yang menga-takan bahwa tidak ada
masalah dengan jantung Anda, tetapi begitu Anda meninggalkan ruang prakteknya
tiba-tiba saja Anda mendapat serangan jantung? Atau, apa pendapat Anda tentang
tokoh politik yang menjanjikan kemakmuran di bidang ekonomi, tetapi
kebijakan-kebijakannya telah menyebabkan resesi ekonomi? Anda tentu akan
meragukan apa pun yang dikatakan mereka tentang masa depan. Anda pun tentu akan
bingung, siapa yang dapat Anda percayai sekarang?
Alkitab tidaklah demikian. Firman Allah
telah terbukti dapat dipercaya. Ia tidak pernah salah dalam mendiagnosa
kebutuhan manusia. Ia juga tidak pernah memberi janji-janji palsu. Manusia tak
memiliki alasan untuk menilai Alkitab hanya sebagai kumpulan dongeng dan isapan
jempol.
Satu hal nyata tentang dapat
dipercayanya Alkitab adalah ketepatannya dalam hal penggenapan nubuat. Alkitab
sendiri menganjurkan agar kita menguji setiap nubuat yang dikatakan sebagai
firman Tuhan yang berkuasa. Ulangan 18:20-22* menyatakan bahwa ujian untuk
nubuat yang benar adalah ketepatan penggenapannya. Alkitab berisi ratusan
nubuat, dan kita dapat menguji nubuat-nubuat itu melalui ketepatan
penggenapannya.
Beberapa contoh penggenapan nubuat
Alkitab yang paling dramatis menyangkut Tuhan Yesus sendiri. Yesaya 52:13
hingga Yesaya 53:12* dan Mazmur 22:1-31* menuliskan nubuat tentang kematian di
atas salib ratusan tahun sebelum peristiwa yang benar-benar mengerikan ini
sungguh terjadi.
Perhatikanlah rincian penggenapan nubuat
tentang Tuhan Yesus Kristus berikut ini:
____________________________________________________________________
| NUBUAT
PENGGENAPAN |
____________________________________________________________________
| Yesaya 7:14
dikandung seorang perawan Lukas 1:26-35*
|
| Mikha 5:2
dilahirkan di Bethlehem Matius 2:1* |
| Yesaya 7:14
dinamakan Immanuel Matius 1:23*
|
| Yesaya 9:1-2
tampil di Galilea Matius 4:12-16* |
| Zakharia 9:9
dielu-elukan di Yerusalem Matius 21:1-11* |
| Mazmur 41:10
dikhianati oleh sahabat Matius 26:20-25 |
| Mazmur 35:11
dituduh bersalah Matius 26:59-68 |
| Yesaya 53:7
tidak membela diri Matius 27:12-14 |
| Mazmur 22:17
tangan dan kaki berlubang paku Yohanes
20:25 |
| Yesaya 53:12
disalibkan bersama penjahat Matius 27:38* |
| Mazmur 22:19
pakaiannya diundi Yohanes19:23,24 |
| Mazmur 34:21
tak ada tulang yang patah Yohanes
19:33 |
| Mazmur 22:16
kehausan di kayu salib Yohanes 18:28*
|
| Yesaya 53:9
dikuburkan di kubur orang lain Matius
7:57-61* |
|___________________________________________________________________
Contoh lain dari penggenapan nubuat
Alkitab adalah mengenai kejatuhan kota yang bernama Tirus. Ratusan tahun
sebelumnya, Yehezkiel menubuatkan bahwa kota itu akan diruntuhkan, dan
reruntuhannya akan dibuang ke dalam air, sehingga tidak akan dibangun kembali
(Yehezkiel 26:1-21*). Hal ini terjadi persis seperti yang dinubuatkan.
Mula-mula Nebukadnezar merobohkan kota itu, kemudian Alexander menyuruh
orang-orangnya membangun jembatan layang di atas reruntuhan itu menuju ke pulau
tempat orang-orang melarikan diri. Jalan lintasan ini masih ada sampai sekarang
dan menjadi saksi bisu tergenapinya nubuat Alkitab atas kota itu.
Daniel dengan tepat telah menubuatkan
pemerintahan empat kerajaan besar dunia secara berurutan, yakni: Babilonia,
Persia, Yunani dan Roma (Daniel 2:1-49 dan Daniel 7:1-28*).
Nubuat-nubuat tentang penghukuman Allah
atas Niniwe (Nahum 1:1-3:19), Ammon dan Moab (Yeremia 48:1-49:39*), Babilonia
(Yesaya 13:1-14:32; Yeremia 51:1-64*) dan Edom (Yesaya 34:1-17; Yeremia
49:1-39; Yehezkiel 25:1-17; 35:1-15*) juga telah digenapi dengan tepat.
Apa pun yang dinubuatkan Alkitab,
semuanya pasti tergenapi. Ratusan nubuat telah terbukti digenapi secara nyata.
Berdasarkan hal ini, kita boleh meyakini perkataan Alkitab mengenai hal-hal
yang akan datang. Semuanya pasti akan digenapi.
DAMPAK POSITIFNYA YANG NYATA
M A N U S I A P E R C A Y A
|
10.
Dampak Alkitab pada individu
9.
Dampak Alkitab pada Masyarakat
8.
Ketepatan Nubuat dalam Alkitab
7.
Ketepatan data Ilmiah dalam Alkitab
6.
Ketepatan data Sejarah dalam Alkitab
5.
Keaslian Isi Alkitab
4. Keselarasan
Isi Alkitab
3.
Pernyataan Para Penulis Alkitab
2.
Pernyataan Kristus Tentang Alkitab
1.
Pernyataan Alkitab Tentang Alkitab
|
F I R M A N A L L A H
|
Alkitab juga terbukti dapat dipercaya
kalau dilihat dari dampak positif yang ditimbulkannya dalam kehidupan manusia,
baik secara global dalam masyarakat maupun secara individu. Di mana Injil
diberitakan, di situ terjadi kuasa yang mengubah kehidupan. Alkitab disebut
"firman kehidupan" (Filipi 2:16*). Berita yang disampaikannya adalah berita
Injil yang disebut "kekuatan Allah yang menyelamat-kan setiap orang yang
percaya" (Roma 1:16*). Dan semua itu menunjukkan bahwa Alkitab adalah
firman Allah yang "hidup dan kuat" (Ibrani 4:12*). Kenyataan ini
merupakan satu hal lagi yang dapat menguatkan kepercayaan kita pada Alkitab.
9. Dampak Alkitab Pada Masyarakat. Di
mana saja Alkitab disampaikan dan berita Injilnya diterima, pasti terjadi
dampak yang nyata dalam kehidupan masyarakat di situ. Jika hendak diteliti
secara jujur, Alkitab terbukti telah banyak menjadi sarana yang membawa
perbaikan dan peningkatan harkat hidup manusia, baik dalam segi moral maupun
sosial-ekonomi. Di tempat-tempat di mana perbudakan masih terjadi, kuasa firman
Allah menyadarkan kekeliruan perbuatan yang memperkosa hak manusia seperti itu.
Di daerah-daerah di mana kaum wanita diperlakukan hanya sedikit lebih baik dari
binatang, pengajaran Injil mengembalikan kehormatan mereka dan membebaskan
mereka dari segala tindakan pelecehan. Di mana kekejaman dan berbagai
penindasan terjadi, Injil hadir membawa kemerdekaan, toleransi dan
perikemanusiaan. Anak-anak terlantar dan para penyandang cacat yang sering
mendapat perlakuan buruk, kini lebih dihargai dan diperhatikan sejalan dengan
diterimanya pekabaran Injil.
Di saat kabar gembira tentang Injil
diterima, gairah dan semangat hidup manusia pun meningkat. Cobalah bayangkan
apa yang terjadi pada manusia bila tak pernah ada penerangan dari firman Tuhan.
Singkirkanlah semua pengajaran tentang harkat dan penghargaan atas manusia, dan
perhatikanlah, apa yang masih tertinggal? Buanglah segala pengajaran moral dari
para tokoh Kristen, dan pikirkanlah apa yang akan terjadi di dunia ini.
Jauhkanlah dari semua galeri setiap lukisan yang bertemakan Kristus; keluarkan
dari laci-laci perpustakaan semua buku yang berintikan pengajaran Alkitab;
kosongkanlah dunia ini dari semua khotbah dan musik gereja; hilangkanlah dari
semua kota dan desa gedung-gedung gereja dengan menara salibnya yang
melambangkan pusat pengharapan dan damai sejahtera bagi orang-orang yang
berbeban berat dari masa ke masa. Singkirkanlah semua itu, dan renungkanlah apa
lagi kini yang masih tertinggal? Semuanya kini bagaikan penyair tanpa syair,
pemusik tanpa lagu, pengkhotbah tanpa kebaktian.
Atau buanglah bagian-bagian yang
mengajarkan segi-segi moral dalam Alkitab. Apa yang akan terjadi di dunia ini?
Dalam bidang hukum dan keadilan? Apa yang akan dialami oleh orang-orang yang
lemah, tak berdaya, tertindas, kesepian, putus asa? Sangatlah mengerikan
membayangkan keadaan yang akan terjadi di dunia ini, tanpa firman Tuhan. Hati
yang dingin, kejahatan dan segala macam hal yang buruk akan tak terkendali.
Ya, Alkitab telah banyak memberi dampak
positif yang nyata dalam masyarakat. Hal ini tidak dapat diingkari.
10. Dampak Alkitab Pada Individu.
Alkitab tidak hanya membawa dampak positif dalam kehidupan masyarakat, tetapi
juga membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan manusia secara individu.
Banyak pria dan wanita yang berada dalam keadaan putus asa, tak berdaya,
kecewa, telah menemukan kelepasan tatkala mereka mendengar dan menerima Injil.
Alkitab telah memberi pengharapan baru bagi mereka yang bersusah, dan membawa
damai sejahtera bagi mereka yang tertekan. Alkitab mengangkat harkat diri
manusia dan memperbaiki kebobrokan moral seseorang. Ya, Alkitab secara
menakjubkan telah membebaskan dan mengubah hidup jutaan manusia.
======================================================================
"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan
lebih tajam daripada
pedang bermata dua mana pun." Ibrani
4:12*
======================================================================
Renungkanlah kehidupan Agustinus,
seorang sarjana terkemuka yang hidup pada abad keempat dan kelima. Ibunya
dengan setia mendoakannya, tetapi ia sendiri mengisi hidupnya dengan hal-hal
buruk dan sia-sia di masa mudanya, sampai ia menyadari bahwa tidak ada damai di
dalam dirinya. Ia pun lalu melakukan pencarian dan pemeriksaan diri. Pencarian
yang sangat menyiksa ia alami sampai ia menemukan dan membaca ayat ini dari Alkitab:
"Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam
pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam
perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai
perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan
keinginannya" (Roma 13:13-14*). Agustinus dalam pengakuannya kemudian
menulis: "Begitu saya selesai membaca ayat ini, ada seberkas cahaya yang
menerangi hati saya dan menghapus semua keragu-raguan di hati saya."
Mantan pemabuk ini pada akhirnya menjadi uskup di Hippo, Afrika Utara dan
mendirikan gereja yang pertama di daerah itu. Ia juga mempengaruhi banyak orang
Kristen lewat tulisan-tulisannya.
Charles Haddon Spurgeon telah putus asa
mencari damai sampai ia mendengar ayat ini dibacakan oleh seorang pendeta:
"Berpalinglah kepadaKu dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung
bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain" (Yesaya 45:22*).
Martin Luther menemukan kelepasan dari
beban berat karena pergumulan dosa dan imannya, yang kemudian membakar
semangatnya untuk melakukan reformasi, ketika ia membaca ayat ini: "Orang
yang benar itu akan hidup oleh percayanya" (Habakuk 2:4*).
Chuck Colson, seorang tertuduh dalam
kasus Watergate, menerima kebenaran melalui kesaksian dan pengajaran Alkitab
yang dilakukan oleh teman-temannya. Ia kini memimpin sebuah lembaga
pemasyarakatan dan bukunya yang berjudul Born Again telah mempengaruhi
banyak orang yang pernah terjebak dalam perbuatan buruknya sendiri.
Kesaksian-kesaksian nyata seperti ini
dapat terjadi ratusan ribu kali lagi di segala tempat dan waktu oleh mereka
yang menyadari bahwa kebutuhan hidupnya yang paling dalam hanya dapat dipenuhi
dalam kuasa firman Tuhan. Dan, sahabatku, hal seperti ini pun akan Anda alami
bila Anda mau membuka hati untuk menerima berita Injil dan mempercayainya.
Bagaimana
Terjadinya Alkitab Kita
Bagaimana menentukan kitab mana saja
yang merupakan Alkitab? Bagaimana kisahnya sampai yang diterima hanya 39 kitab
sebagai Perjanjian Lama dan 27 kitab sebagai Perjanjian Baru?
Pertanyaan-pertanyaan ini akan terjawab dalam pembicaraan tentang "kanonisasi
Alkitab." Kata "kanon" di sini berarti "alat penentu"
atau "standar."
Dari sekian banyak tulisan yang ada,
hanya 66 kitab yang diterima sebagai firman Allah. Ini pun tidak semua kitab
dapat dengan mudah dikenali dan diterima otoritasnya. Ada kitab-kitab yang
harus melalui pergumulan yang panjang untuk diterima sebagai bagian dari
Alkitab. Namun, sepanjang pergumulan itu, Allah yang menjadi penentu dalam
proses kanonisasi Alkitab ini, bukan manusia.
Perjanjian Lama. Tulisan-tulisan nabi
Musa dan kitab Yosua dapat dengan mudah diterima sebagai Alkitab (Keluaran
24:3*; Yosua 24:26*). Kitab-kitab lainnya diuji dengan pedoman-pedoman sebagai
berikut:
1. Penulisnya haruslah seorang nabi atau
pemimpin bangsa Israel yang dikenal.
2. Isinya membuktikan adanya otoritas
dan kuasa. Pembaca dapat mengenalinya sebagai pernyataan Allah yang
dikomunikasikan secara unik.
3. Tulisan-tulisan yang jelas-jelas
berisi kesalahan doktrin atau data, disisihkan. Kitab-kitab yang otoritasnya
pernah diterima generasi sebelumnya, dipertimbangkan lebih dahulu.
4. Pengesahan berikutnya diberikan
kepada kitab-kitab Perjanjian Lama yang banyak dikutip oleh Kristus maupun
penulis Perjanjian Baru.
Ke-12 buku Apokrif tidak diterima
sebagai bagian dari Alkitab karena:
Tidak terlihat sebagai kanon Ibrani.
Tidak pernah dikutip dalam Perjanjian
Baru.
Tidak termasuk dalam daftar kanon-kanon
sebelumnya.
Isinya lebih mengarah pada
mitos/tradisi.
Perjanjian Baru. Kitab-kitab yang
diterima sebagai Perjanjian Baru didasarkan pada otoritas kerasulan.
Kitab-kitab itu diterima jika mereka ditulis oleh para rasul seperti Petrus,
Yohanes, atau orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan para rasul
seperti Lukas atau Markus yang juga memiliki kuasa kerasulan. Banyak cerita
yang salah tentang kehidupan Yesus (Lukas 1:1-40*), maupun para rasul
(2Tesalonika 2:2*) berkembang pada masa
itu, oleh karena itu identifikasi yang cermat dalam proses kanonisasi
kitab-kitab Perjanjian Baru sangatlah penting.
================================================================
"Gereja telah memberikan kanon
Perjanjian Baru sebagai pedoman kita dengan cara yang hampir sama seperti Isaac
Newton memberikan teori gravitasinya. Allahlah yang menciptakan gravitasi itu
untu kita, demikian pula kanon Perjanjian Baru diilhamkan dan ditentuka oleh
Allah sendiri agar menjadi milik kita."
J.L.
Packer dalam buku God Speaks to Man
================================================================
Para bapa gereja mempunyai andil dalam
proses kanonisasi Perjanjian Baru ini. Mereka secara teliti telah
mengindentifikasi dan memilah-milah tulisan-tulisan yang ada. Konsili di Hippo
(tahun 393) dan Karthago (tahun 397) akhirnya menerima ke-27 kitab yang
sekarang dikenal dengan Perjanjian Baru.
"Kami
Berusaha Membuktikan Kesalahannya"
Meskipun orangtuanya beragama Kristen,
tetapi Joan Olsen dan suaminya yang dokter, sama sekali tidak percaya akan
adanya Allah (agnostik). Hal ini telah membuat kedua pasangan itu sering
terlibat dalam diskusi-diskusi yang panas mengenai Alkitab. Sampai pada suatu
hari, dokter muda dan istrinya itu sepakat untuk mempelajari kekristenan.
Berikut ini adalah pengakuan Dr. Viggo Olsen:
Saya
berharap penyelidikan yang kami lakukan adalah penyelidikan yang jujur dan
objektif, sebagai suatu upaya yang tulus dalam mencari kebenaran. Namun latar
belakang kami yang agnostik telah membuat kami memulai penyelidikan dengan cara
yang cerdik. Kami ingin membuktikan bahwa Alkitab bukanlah firman
Allah …
"Pertama-tama," saya berkata
(kepada Joan), "marilah kita mengingat kembali segala sesuatu tentang
agnostik yang pernah kita dengar selama kita menjadi mahasiswa. Kedua, kita
akan mencari dan mengumpulkan kesalahan-kesalahan data ilmiah yang ada di dalam
Alkitab. Kesalahan-kesalahan ini akan menunjukkan bahwa Alkitab adalah tulisan
manusia, bukan Kata-kata Sang Pencipta yang sempurna."
Maka mulailah mereka melakukan
penyelidikan. Pertanyaan pertama yang mereka perdebatkan adalah: "Apakah
ada Allah yang menciptakan dunia ini?" Penelitian yang cermat akhirnya
membawa mereka pada kesimpulan bahwa Allah memang ada. Tetapi hal ini belum
membuat mereka percaya, karena mereka tidak yakin Allah itu dapat dikenali.
Mereka belum dapat melihat hal-hal yang supranatural di dalam Alkitab.
"Apakah masuk akal kalau Allah
menyatakan diriNya kepada kita?" tanya saya pada suatu malam. "Saya
baru saja membaca sesuatu mengenai hal ini," jawab Joan, "yakni bahwa
Allah menciptakan kita manusia sebagai satu-satunya makhluk yang berakal budi.
Allah tidak menciptakan kita asal saja atau tanpa tujuan sama sekali. Maka,
setelah kita diciptakan, masuk akal kalau Allah lalu menyatakan diriNya dan
menyampaikan maksud dan tujuanNya menciptakan kita. Juga jika Allah mengasihi
kita, Dia tentu ingin menyatakannya kepada kita agar kita tahu bahwa itulah
kasih."
Setelah meneliti lebih dalam, mereka
mendapati bahwa Alkitab adalah "kitab Allah yang memperkenal-kan siapa
Allah." Inilah penemuan mereka:
Alkitab … menyatakan tentang
Allah, yang oleh karena kasihNya yang tak berkesudahan mencari kita agar kita
mengenal Dia dan rencanaNya bagi kita … Kami juga menemukan
keselarasan dan konsistensi yang menakjubkan dalam Alkitab orang
Kristen …
======================================================================
"Kini sulit bagi kami untuk
mencari kesalahan-kesalahan
Alkitab, bahkan kami terus menerus
dipaksa untuk mencoret
hal-hal yang pernah kami kira sebagai
kesalahan Alkitab."
Dr. Viggo Olsen
======================================================================
Berbeda dengan pemahaman kami
sebelumnya, kami menemukan banyak data akurat tentang sejarah manusia di dalam
Alkitab, yang sesuai dengan penemuan-penemuan di bidang arkeologi. Alkitab juga
ternyata akurat dalam data-data ilmiahnya. Ini merupakan hal yang sangat
mengejutkan bagi Joan dan saya, karena dalam segi inilah kami sebenarnya ingin
menyerang kekristenan dan Kristus … . Kini sulit bagi kami untuk
mencari kesalahan-kesalahan Alkitab, bahkan kami terus-menerus dipaksa untuk
mencoret hal-hal yang pernah kami kira sebagai kesalahan Alkitab, setelah
penemuan-penemuan data dan informasi aktual yang terus kami dapatkan.
Setelah penelitian yang serius selama
berbulan-bulan, Dr. Olsen dan istrinya akhirnya menyimpulkan bahwa Alkitab
benar-benar adalah firman Allah kepada manusia. Berdasarkan keyakinan ini,
mereka berdua lalu menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Kemudian, pada
tahun 1962, mereka pergi ke Pakistan Timur (sekarang Bangladesh) untuk melayani
sebagai utusan Injil di sana.
Dari: Daktar: Diplomat di Bangladesh.
Dikutip dengan izin.
Pertimbangkanlah
Baik-Baik
Kami telah menyajikan 10 alasan, 10
bukti bagi jawaban "ya" atas pertanyaan, "Apakah Alkitab dapat
dipercayai?" Melalui semua ini, kami yakinkan Anda bahwa Alkitab adalah
buku yang dapat Anda percayai. Luangkan waktu sejenak dan isilah tabel di bawah
ini untuk mengingat kembali semua bukti yang telah kita pelajari.
Topik ini mengajak kita untuk
mempertimbangkan dua hal yang sangat penting. Pertama, jika Anda seorang
Kristen, sudahkah Anda mempercayai Alkitab dengan melakukannya dalam kehidupan
sehari-hari? Maukah Anda menaati perintah-perintahNya sama seperti Anda
memegang janji-janjiNya?
Kedua, jika Anda belum menjadi orang Kristen,
apa yang akan Anda lakukan terhadap Alkitab? Anda tidak dapat bersikap netral.
Anda harus memutuskan: Menerima ajarannya tentang Allah, Yesus Kristus, dan
keselamatan, atau menolaknya. Harapan kami Anda akan percaya dan menyadari
kebutuhan Anda untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi Anda.
Akuilah segala dosa dan percayalah bahwa Dia telah mati untuk membayar hutang
dosa Anda. Mintalah Dia menyelamatkan Anda. Firman Tuhan berkata,
"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat" (Kis
16:31*). Maka, Anda akan merasakan, melalui pengalaman langsung, berkat dari
mempercayai Alkitab ~~ sebuah buku yang dapat Anda percayai!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar